img Perpisahan ke-99  /  Bab 1 | 4.35%
Unduh aplikasi
Riwayat Membaca
Perpisahan ke-99

Perpisahan ke-99

Penulis: Gavin
img img img

Bab 1

Jumlah Kata:1500    |    Dirilis Pada: 18/11/2025

ngsa, masa depan kami sudah terencana sempurna untuk kuliah di UI. Tapi di tahun terakhir kami, dia jatuh cinta pada gadis baru, Catalina,

enang bersamanya. Bima langsung terjun tanpa ragu sedetik pun. Dia berenang me

teman-temannya, dia menoleh ke arahku, tubuhku me

i," katanya, suaranya sedin

r berkeping-keping. Aku pulang, membuka laptop, d

anya, tapi ke UGM,

a

andang

a Bima Wiratama menghancurkan ha

rikan napas sejak kami masih kecil membangun benteng di halaman belakang rumahnya. Kami adalah cinta masa kecil, kapten tim basket dan penari, klise berjalan dari bangsawan sekolah menengah. Masa de

t Jakarta di hari yang cerah. Tapi cara dia bergerak, kepercayaan diri yang santai yang nyaris sombong, seolah-olah dunia ini miliknya un

s luka di atas alisnya berasal dari jatuh dari sepeda saat dia berumur tujuh tahun, dan dia tahu melodi yang kusenandungkan saat gugup berasal dari lagu nina bobo

khir kami, peta yan

erti rusa dan cerita untuk setiap kesempatan. Dia cantik dengan cara y

sekolah ini," katanya, suaranya tulus. "Catalina baru di sini, mengalami kesulitan ber

tempat tidurku dan membenamkan wajahnya di bantalku. "Satu t

usap rambutnya. "Ini akan sele

egitu

"tersesat" dalam perjalanan ke perpustakaan. Lalu dia akan terlambat untuk makan s

rustrasi atas "tugasnya". Dia akan memelukku, mencium ke

berubah menjadi mengangkat bahu acuh tak acuh. Ponselnya akan bergetar dengan namanya, dan dia aka

dan tanganku basah oleh keringat. "Aku tidak bisa melaku

atanya dipenuhi kepanikan yang belum pernah kulihat sejak kami berumur lima belas tahun dan dia meng

rcaya

engantar Catalina ke "keadaan darurat keluarga" yang ternyata adalah dompet

h dengan janji dan kenangan masa lalu kami bersama. Dia mengingatkanku ten

lu

g pernah lahir dari rasa sakit yang tulus, menjadi permohonan kosong. Dan Bima, dia belajar. Dia belajar bahwa a

adi amukan kekanak-kanakan. "El, santai," katanya, nadanya bosan, saat dia men

dak pernah pergi.

galkan rasa pahit yang tersisa di mulutku. Tapi ini, yang kesembilan puluh

biru berkilauan yang memantulkan lampu-lampu gantung di atasnya. Catalina, dengan gaun yang sang

menatap mataku. Tidak ada permintaan maaf di matanya, tid

r dingin itu mengejutkan, gaunku langsung terasa berat, menarikku ke bawah. Aku terbatuk-batuk, menco

tiku. Dia memeluk Catalina, menariknya ke tepi kolam, mengab

ya bersorak, dia menoleh ke arahku, rambu

i," katanya, suaranya sedin

r di pipiku seperti sungai hitam. Aku berdiri di sana, basah kuyup dan terhina,

apan kasihan dan mengejek dari teman-teman sekel

g kosong saat aku berjalan pulang,

nya putaran lain dalam tarian lama kami yang melelahkan. Dia mun

elakang sekali, dan aku melihatnya tertawa, le

kugenggam selama bertahun-tahun, akhirnya hancur menjadi debu.

puluh sembi

ada yang

berjalan lurus ke laptopku, jari-jariku bergerak dengan kejernihan yang terasa asing. Aku membuka

e status aplikasiku, surat penerimaanku bersinar di la

pertimbangkan dengan matang, tiba-tiba terasa seperti pertanda dari alam semesta. Mereka ing

ekan to

ncul. "Selamat Datang

a yang tiba-tiba. Tapi ini bukan air mata patah hati. Ini a

menghapus tag diriku dari foto-foto bertahun-tahun di media sosial. Aku menurunkan bingkai foto dari dindi

pertama kami, korsase kering dari prom pertama kami, liontin perak kecil dengan inisial kami terukir di atasnya

i yang seharusnya. Kotak itu men

kan untukku di pasar malam saat kami berumur sepuluh tahun. Aku memega

ang dingin di tepi kolam. H

itu ke dalam kotak dan

Unduh aplikasi
icon APP STORE
icon GOOGLE PLAY