img Perpisahan ke-99  /  Bab 3 | 13.04%
Unduh aplikasi
Riwayat Membaca

Bab 3

Jumlah Kata:898    |    Dirilis Pada: 18/11/2025

andang

hiasi pelipisku, aku berjalan ke pesta kelulusan Tyo. Teman-temanku praktis menyeretku keluar

atalina berada di tengah-tengah kelompok yang tertawa, lengannya melingkar

ih berharap kami akan kemb

aku dan pasangan bahagia di seberang ruangan. "Semu

kecil dan lelah. "Ya.

h, nyata. Tidak seperti a

alian kan Bima-dan-Eliana," kata Madi, seolah itu adalah hukum fisi

karena kamu bilang suka baunya?" kenang Chloe, ekspresi sedih di wajahnya. "Dia

ri kakak kelas cheerleader itu karena dia bilang dia 'm

nak laki-laki yang telah mencintaiku dengan begitu ganas. Masa lalu adalah kenangan indah yang disina

Aku menganggukkan kepalaku secara halus ke arah sisi lain ruangan. "Dan sep

presi rumit di wajahnya. Ketika dia mendengar pernyataanku yang tenang, rahangnya men

, tangannya meluncur lebih rendah di punggungnya, dan membisikkan sesuat

yang disengaja dan kejam yang dirancang unt

. Tidak ada yang ters

ang di wajahku, dan mulai berbicara tentang rencana mus

ahnya. Ini bukan bagian dari naskah. Aku seharusnya mengejarnya, memohon padanya, mengingatkannya

gencangkan cengkeramannya di lengannya, cemberut padanya. Dia

otol diputar, dan udara malam menjadi kental dengan ketega

tanya sudah menemuka

menyeringai. "Aku tantang kamu untuk memberikan ciuman yan

Setiap mata di lingkaran itu beralih ke Bima. Dia, ta

atanya berkilauan dengan kedengkian. "Eliana, kamu t

simpati palsu. "Dia mantan pacarnya, C

a orang tertuju padaku, menunggu reaksiku. Aku menatap Bima. Tatapannya intens, membakar ke dalam dir

k tahan melihatnya dengan gadis lain. Dia pikir satu kata protes dariku akan cukup untuk menegaskan kembali

yang dingin. "Kenapa aku harus keberatan?" kataku, suarak

ntah dan tanpa filter. Wajahnya menjadi kaku, rahangnya terkatup begitu erat hingga aku bisa melihat ototnya melonjak. K

ranya sangat lembut. Dia meraih wajah Catalina dengan kekasaran yang sepertinya

publik tentang kepemilikan dan kemarahan. Dia menciumnya, tetapi dia mencoba me

merasakan kasihan mereka, rasa ingin tahu mereka yang tidak sehat. Rasanya sep

ik diri, Catalina terenga

dengan senyum jahat, "Jadi, Bima? Bagaima

ariku. Matanya gelap, dipenuhi kekej

ras untuk didengar semua orang. "Catalina jau

Unduh aplikasi
icon APP STORE
icon GOOGLE PLAY