img Pawang Hati  /  Bab 4 perhatian | 20.00%
Unduh aplikasi
Riwayat Membaca

Bab 4 perhatian

Jumlah Kata:1510    |    Dirilis Pada: 10/12/2021

edikit murid yang mengeluh panas sampai melepas topi dan mengibas-kibaskan di depan wajah. Sedangkan di barisan cewek kelas sep

Shaina merintih kesakitan tiada henti sampai mata berkaca-kaca. Area wajah mulai memucat, pandangan mulai gelap dan k

hh .. a

g hingga mengundang lehernya menengok. Persis, Shaka mendapati Shaina menggigit bibir rapat-rapat, napas

memanggilnya nya

bertulang. Hingga tak diduga badan Shaina limbung ke kanan dan ke kiri sebelum akhirnya jatuh mengarah p

A

ka, termasuk para anggota PMR yang berjaga di belakang. Sebelum benar-benar tak sadarkan diri, Shaina

orang guru yang sejurus kemudian

elopak matanya membuka dan mengerjap menyesuaikan cahaya. Shaina memegang kepala seraya berusah

eh manis di atas meja, yang semula dibuatkan anak PM

ang agak membaik dan juga hangat. "gue pingsan lama ban

lo?" ke

haka keluar jendela UKS, kebetulan Shaina berada di bilik paling ujung. Saat sedang sakit se

u setelah bermenit-menit Shaina

mencengkram sisi perutnya. "Ka, cariin kiranti dong di k

enahannya dan menggeleng keras. "teh lebih aman, jangan terbiasa minum

memperdulikannya. Sungguh menakjubkan, tapi ego Shaina lebih besar.

percaya, benarkah ini Shaka menuruti permintaannya? Keajaiban dunia. Shaka menggendongnya sampai UKS,

masan oren. Shaina langsung meneguk cepat hingga tandas setengah bagian. "Thanks, ya, Ka. L

kkan alis.

aja. Ya sepengamatan gue mungkin lo kaya gitu karena lo orangnya gak g

" umpat

temenan a

gambang di udara. Tipikal cowok yang penuh pemikiran yang matang, Shaka menatap Shaina

ak yang Shaina pakai, atau mungkin merk lip balm-nya, yang jelas hari ini make up di waja

mbang, bingung, bertanyalah dari pada sesat di jalan. Atau mungkin, ada sesuatu yang ingin lo ketahui dari gu

aling bertautan dengan erat. Meski Shaka masih datar-datar saja, senyum Shaina tetap mengem

, jangan jadi pre

ka memekik

kan dingin bange

r nar

ina buka

Shaina

suka denger suara lo, setiap lo disuruh baca materi sama guru. Tapi sayang, lo lebih sering

kenanya. "mau balik ke kelas apa engg

inggi banget." Shaina memberikan kedua tangannya ya

nya kemudian membantunya turun pelan-pelan dari ranjang itu. Shaina hanya mengerucutkan

na terlalu malas untuk keluar kelas sehingga hanya berdiam diri selama jam istirahat. Bersama segelintir murid

." Dera menyeletuk di bangku sebelah, disela-sela mulu

Dera keduanya lalu menatap Shaka di bangku belakang

egang banget gitu, kayanya dia khawatir deh." kata Dera disertai senyum geli. Sesekali mel

, Ra?" ta

serius gue."

in salah tingkah sendiri. Hingga tak lama, datang beberapa murid di arah pintu. Jafar dan

Shaina."

tu, ada roti dan juga air putih. "Kak

daan lo?" t

an kok." k

lupa sarapan ya,

ras bahunya dan menarik kabel earphone itu hingga terlepas dari telinga Shaka. Jafar memberikan isyarat supaya Shaka sada

Ngerti?" jelas Shaka pelan, tak ingin ambil pusing kar

usar. Terkadang ia suka geregetan s

jadi anak bawang di sekolah. Sejak masa-masa MOS, Ervan suka memperhatikannya dari jauh dan sedikit demi sedikit mulai m

lam sekejap mengundang tatapan Dera mengarah kepadanya, bersamaan

napa emang?"

lo keluar, mau

rah Dera. Benar saja, tampak gadis itu bertubi-tubi menjejal nasi goreng ke mulutnya

air minumnya cepat-cepat. Sudah pasti dan tak salah l

ntar aja kok, ya, p

ik, gue lupa gue ada janji sama nyokap mau ke rumah sodara. Sori banget.

u sih, lima meni

in waktu aja

i Dera, hingga keduanya saling melempar pandang dengan rasa haru. Di sisi lain, Jafar lan

Unduh aplikasi
icon APP STORE
icon GOOGLE PLAY