img Pawang Hati  /  Bab 3 si jutek | 15.00%
Unduh aplikasi
Riwayat Membaca

Bab 3 si jutek

Jumlah Kata:1424    |    Dirilis Pada: 10/12/2021

mpurna, tapi Shaina tak menemukan bayangan apa-apa di depannya. Suasana di sekeliling benar-benar gelap tanpa seberkas cah

r di sampingnya, hingga menyentuh sebuah rahang yang keras. Shaina

jebak di gudang!!!" Shaina mereng

el dalam saku baju seragam. Pukul 19.30, persis. Shaka terbelalak melihat angka jam di lay

rus mengomel hingga terdengar suara berisik gludak-gluduk yang cukup keras pada bangku-bangku usang di pojo

bukan apa-ap

???!!! Kyaaaaaa!

berdiri, tapi Shaina masih mencengkram erat lengannya ketakutan. Sungguh merepotkan, Shaka hanya mengumpat dalam hati dan m

uan, gue takut dis

ar derap langkah kaki seseorang beserta siulan-siulan ringan, Shaka mengisyaratkan Shaina untuk diam dan menajamkan pend

edor-gedor pintu sekencang mung

sah-payah menahan dinginnya angin malam dengan memeluk lengannya sendiri sepanjang jalan. Belum lagi perut melilit kelap

a gue gak pernah pulang telat kaya gini. Gak mungkin juga kan gue bilang kita dikurung ama Jafar di gudang

alam hati kesal dan memaki Jafar

erempatan dep

H

haina mau tak mau harus memeluknya. Dalam sehari ini, entah sudah berapa kali Shaina melakukan itu. Tak da

ka sibuk membaca koran di kursi kayu sesekali menyesap teh manis. Hari sudah malam tapi Shaina belum p

aina belum pulang. Kalo terjadi apa-apa sama dia gimana?" tanya Kanaya s

alas Andika santai. Sehati dengan anak perjakanya, Naufal tampak asik mengotak-atik po

i jalan gimana! Dirampok diculik sama orang-orang sindikat ISIS! Terus diperdagangkan! T

a, akhirnya sebuah motor datang dan masuk ke halaman rumah Itu. Andika menutup koran bersamaan Nau

hawatir sama kamu!" Kanaya langsung memeluk anak p

embenarkan letak kaca mata Andika mengarahkan telunjuk kepada Shaka. "terus ini siapa? Kenapa bisa sama laki-laki? Berani

ecil udah pacara

an!" Shaina me

maaf, om, ta

lu unyu gue gak suka." Naufal meralat ucapan Shaka den

semacam penelitian ilmiah begitu, banyak yang harus dikerjakan dari melakukan eksperimen sampai membuat laporan. Saya salah kar

as sambil menatap tajam Naufal. "Ng

Shaina. Jangan percaya anak jaman sekarang pergaulannya bebas, bisa aja

usah ngarang yang engga-engga! Fitn

dika. "Itu sebagai buktinya, om, saya harap om tidak menghukum Shaina. Kalau memang ada yang harus bertanggung jawab, mungki

ari pada Naufal yang hanya tau prov

bih lanjut, Shaina mengunci pintu kamar dan tepar di tempat tidur untuk melepas penat. Tapi sayang matanya

s dan mengetikkan sebaris pesan sing

makasih ya, t

haina menda

ka

sa agak pan

a :

finisi pdkt menu

: mk

a : l

ka

dari pertama masuk sekolah cuma lo murid sombong dan

a : *

a :

ah capek ng

cuma ngetik

serah ga ped

gw ga

down to earth? m

: nyus

: pinte

ka

at banget bi

ka

ngobrol baik-b

a :

yaudah se

: bl

gimana, ngajak ribut mulu perasaan,

a :

awa lagi s

: dasa

kaya gini ga kebayang banget giman

gausa di

api gw pen

ka

alo laper

a :

ngobrol sih ka dari tadi cuma gw te

a :

ga seru d

: bl

: chat

: ga

yg di gudang tadi gw udah lancang

ka

seneng dipelu

a :

belum bobo k

a :

anco lagi ya ka

ka

oke besok

e

di luar dia cuek, tapi saat berhadapan dengan Andika tadi Shaka begitu gentle dan sopan, tak

Shaina jadi

Unduh aplikasi
icon APP STORE
icon GOOGLE PLAY