img Titik Noda  /  Bab 1 Pengakuan | 1.96%
Unduh aplikasi
Riwayat Membaca
Titik Noda

Titik Noda

img img img

Bab 1 Pengakuan

Jumlah Kata:1132    |    Dirilis Pada: 23/04/2022

or

hilaf,

sampai sejau

af

kata lain yang sanggup keluar dari mulutnya. Ia tertunduk, pun matanya bas

kah saat kau pada anak kampung itu kita jemput, dengan janji akan menyekolahkannya? Menolong

at sampai menanggung

, duduk berhadap-hadapan. Seberapa pun berat, aku tak ingin ana

ahun l

awatir. Kebetulan waktuku juga banyak di rum

s kebablasan gaul sama anak kota,” cemas wanita yang terlihat lebih tua dari

ma kami, nanti setelah lulus SMA April boleh lanjutkan kuliah, Bu. Nanti akan kita biay

mi berdua. Sudah niat lama kami ingin membagi rezeki, mencari orang dari k

ap dari lima anak, ada satu saja yang bisa

nunduk. “Terserah Mamak ja,

ahu berwarna kecoklatan. Ia gadis cantik alami, sayang sekali kalau sampai putus sekolah karena ketiadaan biaya. Kami tahu keadaan

h kota, tak membuatnya ketinggalan jauh. Kegigihannya belajar dan membantuku dalam pekerjaan rumah memb

empuan, dan hubunganku de

pasti membelikan untuk April, begitu pun mak

Almira juga masuk kuliah, dan Syifa—putri ketigaku--masuk SMP kami

kota, tinggal di kos dan akan jauh dari kami. Sedangk

arta. Lalu kembali pulang setelah melihat anak it

eperti semula. Sesekali ke pabrik bata, yang

i rintis dari nol itu. Selama ini kami dikenal kompak dan sama-sama gigih.

at usahakan semp

ibuk, banyak tugas.” Ia memang meman

dam cucian trus giling. Pasti sempat, kok,” tegurku mengingatkan, karena akhir-akhi

uka ditegur. Aku tidak bermaksud memaksanya bekerja, tapi berharap

kamar sampai empat kamar mandi, masak juga, cuma kadang bagian itu kami lakukan bersama, sambi

embantunya meraih ilmu, dan kehadiran juga

jakan tugas rumah. Pakaiannya sendiri pun ditumpuk di keranjang cuci, belum lagi gosokan sampai menggunung tiga hari. Aku

mbat pulang, pernah sampai malam dan sulit dihubungi. sampai

emukan bekas noda kental dan celana dalam laki-laki tergulung d

jantung terasa diremas-remas. April habis apa? Dan pi

ga itu, menun

perti biasa. Kuperhatikan tak ada yang

membiarkannya mem

an, dan minum, ia akan ke

intu kamarnya. Ia terlihat terkejut, ter

hatku, lalu duduk d

g mengundang tanya di k

lu meremas tangan belum menjawab pertanyaanku.

h dewasa, kamu pasti tahu a

birnya kemudian membuat ragaku langsung runtuh. April

Dik ...

an ini memukul telak. Menghancurkan semua yang kubangun dalam sekejap mata.

u nikah lagi … mungkin Aya akan lebih ikhlas,

Ia te

nnya ....” Kuusap sisa air mata, menarik napas panjang,

memimpin warganya sebagai ketua RW, dan belum lama ia disanjung sukses memimpin pembangunan rumah ibadah

t khilaf terbesar ini ia tak berpikir jauh

aku mengambil kepu

Unduh aplikasi
icon APP STORE
icon GOOGLE PLAY