img Titik Noda  /  Bab 6 Mulai Lelah | 11.76%
Unduh aplikasi
Riwayat Membaca

Bab 6 Mulai Lelah

Jumlah Kata:1647    |    Dirilis Pada: 24/04/2022

or

p

an begini akhirnya, melihat bagaimana borosnya mereka meng

menunggu ia s

an tambang lagi ngadat.” W

k sampai terpikir

bank hampir milyaran, Dik … belum lagi ya

. “Ya Allah sejak dulu aku menentang k

sita. Sebagian isinya diambil Jumr

os sekali. Belum setahun sudah mandi

n. Lunasi semua, biarkan barang habis asal lepas dari pinjaman, apalagi yang berbunga

h itu juga suratnya di bank, paling-paling disit

anak tertua yang meminta jajan padaku. Kamu memang lemah atur keuangan, Mas. Ta

menyusut, banyak yang berhenti cari kerja lain. Suratnya pun aku pakai buat nyari dana kemarin pas lagi sulit-sulitnya, jadi kurasa tida

ada orang mau membeli bangunan yang sedang berm

ngkat wa

u ki

nya untuk ngebulkan dapur, biaya anak sek

sa mulai usah

emerutuk gigi menahan geram, darah

a apa-apanya. Ayo kita mulai lagi. Aku sedan

u memohon ke sini, tapi saat senang kau hamburkan dengan huj

u meninggi. “Ini sudah tidak ada hubungan denganku. Obrolkan baik-baik dengan April, mulailah

ntar lalu memanda

? Tabungan asuransi masa tua

ertawa tanpa suara. Silakan Mas Danang buat keputusan sendiri, yang pasti aku gak sanggup berpikir ya

a. Doakan saja itu lancar. Mas harus bangga pada mereka. Kita akan punya dua calon dokter, keturunan Danang Wiratama,

unganku empat, Mas. Jadi tolong jangan tambah lagi. April kan belum punya anak, yang ia pikirkan cu

ya. Ah ternyata ia cepat menua saat jauh dariku.

tan RW sudah terlepas, apalagi kegiatan bersama karibnya berkurang, acara penting pun mulai tak diundang. Kura

rumah Danang disita? Ada tul

sung menanyai itu

rita,” dustaku segera mengalihkan

sebagai pemasok bahan. Kita sama-sama perempuan yang aktif bisni

Apa beneran gak mau tahu? Aku juga pe

mending pikirin nyari

ereka ingin kulepas. Biarkan a

a je

pamit pada kawan ini m

puan berjalan kaki di trotoar sebera

ambat la

u ia segera naik ke boncengan, memeluk tubuh lelaki be

juga aku harus mengurusi? Kembali kulajuka

dibayar sama? Kasih

teman, sebab ia tak cerita apa pun saat kami bertemu. Hanya wajah kusut yang makin kurus itu memberitakan secara tak

nyusul sang kakak masuk perguruan tinggi negeri juga di ibukota. Keinginan mereka sekolah jauh, dan aku han

ng empat kota. Mas Danang juga baru buka toko ponsel di pasar

pentingkan hutang tidak ada,” ucapku saat ia ad

. Ia masih manja pada bapaknya. Sambil kami ngobrol Denok sesekali menyahut sam

terbuka kapan ia mau bicara dan datang ke rumah,

ah ikut?” Denok bertanya.

oleh aya

hlah, ya

gguk, tak

nda Apri

yuruh anak-anak memanggil istrinya Bunda. Aku pun geli kalau sampai putri-putriku memanggil April begi

mana kalau Ka

Almira, kalau mau liburan sendiri silakan s

kan dibedakan begini. Urusan ekonomi aja kalian sudah

naik ke ubun-ubun. Sepertinya

a.” Kupandangi tenang bungsuku itu. Meski mereka sudah besar

jadi sensitif, ia

sudah terl

an macam apa ini, Mas?

h lama kubiarkan keuangan kamu kuasai, Soraya. Kamu pikir aku

dalam pekerjaanku. Ke sini ku kira baik-baik saj

“Kita bicara

kan paham, biar tahu i

firru

mbali

brik yang sekarang makin laku? Mana bagianku? Selama ini aku diam tanpa mau tanya, berharap kamu sadar ada hakku di sana.

i, semua isi hatinya seperti

ng apa? Bagus dong kalian bisa merintis usaha yang hebat. Masih bisa naik

gianku dari har

segera terdiam. Aku tertawa

upanya.” Lagi tawa berusaha kutahan. “Itu milik anak-anak, Mas, bukan milik kita. Semua s

dam, tampak raha

nak putus sekolah gara-gara sikapmu. Menyes

eluarga yang haru

emariku m

a, Mas, yang harusnya jadi tanggung jawabmu. Harus Mas tau kami tidak kekurangan, aku ga

ncang. Lalu tanpa salam ke luar pintu. Aku terhenyak di tempat

asih naik avanza, Mas. A

perasaanku

Unduh aplikasi
icon APP STORE
icon GOOGLE PLAY