r rumah sakit. Dengan perasaan panik dan tak karuan,
inginnya malam menggunakan motor gede miliknya. Rasa kantuk yang sebelumnya menggantung berat d
erhenti sejenak. Matanya basah kala melihat seorang perempuan berusia empat puluh tujuh tahun tengah berbaring lemah den
rempuan perempuan najis itu," cibir seorang perempu
berdiri berhadapan dengan perempuan bernama Araya itu menggelengka
memilih untuk memfokuskan tatapannya pada perempuan di atas ranjang pesakitan i
seperti ini, Pa?" tanya
dengan perempuan perempuan itu,
aramu itu." Kali ini Arga tak
amu akan menyesal!" Lalu pergi meningg
a oleh Arga hanya bisa menggelengkan ke
aki yang masih menggunakan jas putih kebesarannya dengan name tag y
wariskan Mama juga terkadang buat aku lelah." Menghela napas kasa
mu. Tapi kami masih punya waktu untuk keluarga, terutama orang tua." La
ki laki yang biasanya terlihat dingin itu, mulai b
ranya yang selalu menganggap enteng setiap permasalahan. "Kenapa kamu jadi seperti ini,
an itu padaku." Terkekeh pelan. "Apa mungkin aku
wa bawa Om dan adik
ilih duduk di atas ranjang sambil
t lama Mama
agi." Adrin lalu membuka jas kebesarannya, d
ik arloji di pergelangan tangannya.
operasi mendadak semalam, se
a sofa bed yang berada tak jauh dari tempat mere
harus orang pertama yang Mamamu lih
tak lagi muda, Arga tetap bisa melihat kebesaran cinta yang keduanya miliki satu sama lain. Itu semua karena, kisah cinta mereka di masa muda ya
a" cibir Arga denga
an lupakan jika laki laki berusia lima puluh tiga tahun itu memiliki pendengaran ya
ala Amira. "Hanya dia satu satunya perempu
ngkap. Semuanya terlihat jujur dan tulus. Ya, itu lah yang Arga kagumi dari sosok pria sejuta kharisma yang ada di hadapannya itu. Kesuksesan dan harta yang melimpah tak meng
satu perempuan yang bisa membuatmu jatuh cinta, nikahi dia. Dan kamu bisa memilikinya selam
ndiri, dan aku hanya menikmatin
erbuatanmu, Mama dan Araya akan menerima karmanya." Suara Adrin yang berat mulai terdengar serius. "Berhentilah sebelum kamu menyesa
.. Mencintai seseorang itu tidak semudah memakai kolor. Lagi pula, belum ada perempuan yang membuatnya jatuh cinta.
ama yang berawal dari perjodohan. Bisa saja pernikahan itu be
anya, termasuk mengeluarkan pendapatnya. Jika sudah mengobrol seperti ini, mereka lebih cocok seperti sepasang sahabat. Tapi, di balik itu semua, Arga sangat menghormati
erpaksa menghentikan ucapanny
rg
enggenggam tangan Amira pun mendapat respon. "Mama s
di wajah Amira, karena dia tahu, jika sang istri sangat
a menjatuhkan kembali ciuman di dahi dan pipi ibunda tercintanya. "Maaf, Ma. Akhir akhir ini
k?" tanya Amira dengan mat
ng. "Mama menyinggungku? Aku ini anak muda, M
r gembar gembor kabar jika pewaris dan pengusaha muda yang namanya sudah mulai di perhitungkan sejak dua tahun terak
tal terasa. Tapi, setelah menyandang gelar CEO muda membuat Arga
Ma" sambungnya dengan me
ra di halau oleh putranya itu. "Eits... Tangan Mama masih aku
rumah. Mama bisa gila
posisi aku dimana. Mama tidak usah khawatir, aku ini pria tangguh, Ma.
pulang ke rumah. Titik. Atau jangan pern
a. Aku
ancamannya masih sangat berguna untuk meng
amu?" Pertanyaan Amira sukses membuat Arga terbahak bahak.
siap untuk menikah. Kala