img Sandiwara Cintamu  /  Bab 3 Kehangatan itu | 30.00%
Unduh aplikasi
Riwayat Membaca

Bab 3 Kehangatan itu

Jumlah Kata:1507    |    Dirilis Pada: 10/06/2022

ataku sambil menyerahkan kertas-kertas

di meja," jawabnya, samb

a-tanya, "D

di mana si T

amnesia, sehingga lupa apa yang telah dilakukan padaku. Aku terus bertingkah seolah tidak pernah terj

a pergi tapi itu ma

ma Rara," j

an bersama? Apa yang Rara lak

neh. Terlebih lagi, kenapa kamu bisa dengan mudahnya bertemu wani

kafe, untuk menjawab

h pojok, sepertinya sedang berbincang-bincang. Jantung

a

i

sama aja! Tidak ada y

luar keinginan, kudekati kalian seamb berusaha tersenyum. Walau sebe

pipiku. Hari itu dia terlihat begitu cantik. Apakah dia memang

mana kabar lo?" tanyaku sebelum d

iyo datang satu minggu yang lalu," j

masih SMA, ketika kamu menjemputku dari sekolah, di situlah pertama kali

lo bicarain sama Tiyo penting, ya?" kataku

"kami bertemu sebelumnya di Mall. Gue gak tahu dia udah pulang. Gue pikir dia

Lagi pula, gue kan punya perusahaan, kenapa

masih mau tetap berhubungan." Tempo dalam suara R

erharap bisa mempertanyakan mengapa kamu tidak memb

an kalian. Gue mau balik ke atas, masih ad

ngangguk samb

afidzah Zahra." Kudengar kam

ain di hatiku? Mengapa hatiku sakit?

ian tidak berpacaran kok. Rara menyukaimu, tetapi itu sudah menjadi masa yang lal

la napas d

aku memik

*

kut sama lo ke pertemuan bisnis di luar kota itu. Maaf," kataku saat diberitahumu, bahwa ada pertemu

g. Bahkan sebelum aku sempat protes, kamu berbicara lagi, "Gue mau keluar buat

kasih gue tumpangan. Gue bisa pulang

ng bisa," jawabmu den

yo,” kataku dengan nada seol

a yang gue pinta," katamu dengan n

m-dalam, lalu mela

am berapa sekaran

miliar. Kulihat arloji di tangan, lalu menutup mata saat melihat jarum jam

duluan kalo gak bisa nunggu gue,"

malam, karena lo bakal begitu asyik dengan apa yang perlu kamu lakuin, dan gue bisa mengurusnya. Lihat dengan jelas sekarang bahwa lo benar-benar n

k memanggilku. Ketika melihat kelelahan di matamu, aku

n terlihat lelah di ma

*

," seruku saat kendaraan tetap tak be

gen naik LRT," bisikmu

sti lagi mimpi."

i seorang wanita. Kamu benci tempat yang panas, bising dan ramai. Tidak akan pernah terlihat di bar atau

mang ada kesedihan di matamu sebelum tertawa, meskipun tawamu se

vorit lo. Gue masih gak tau itu sehat, tapi gak papa karena

biskuit cokelat favorit yang tergeletak di sana. Waktu SMA, mobilmu juga pen

h!" Aku pun

sih gue beberapa. Gue belum makan malam,

gi ke pertemuan makan

ue mau ngajak lo makan malam. Bukann

k percaya. Kebaikan apa yang telah kulakukan, dan apaka

a, kasih itu k

amu terlihat menahan

uka. Ini yang lain," kamu berbisik s

eri sebelum mengambil satu untuk sendiri. Bah

." Aku tidak melakukan

sini. Ayo kita pergi ke sana, jadi kita berdua bisa maka

h berhasil dibodohi. "Oke,

*

katamu ketika kita

di sana karena dekat dengan kantor. Juga pernah berpikir untuk mengundurkan diri d

imasak," kataku sebelum menuju dapur untuk melihat stok.

putih, dan bahan l

suaramu terdeng

dapur kotor, gue juga bakal larang lo dari dapur kotor gue karena

tetapi kuabaikan. Kulanjutkan men

afidzah Zahra?" Kudengar suaramu

o

ari telah memotong jari sendiri. Baru s

hra?" Aku hampir melompat kaget d

mu sudah menelan jariku yang berdarah. Seketika pipiku memerah, m

, aku hanya bertanya dan untuk berjaga-jaga jika kamu menjawab, deng

i, lepasin jar

u. Tatapanmu intens, wajah terkesan din

taku, deng

" jaw

iku digigit sebelum kamu melepaskan. "J

u membawaku ke s

Unduh aplikasi
icon APP STORE
icon GOOGLE PLAY