img Petal's of Scar  /  Bab 6 First Step: Jauhkan Dia Dari Mimpi Terbesarnya | 85.71%
Unduh aplikasi
Riwayat Membaca

Bab 6 First Step: Jauhkan Dia Dari Mimpi Terbesarnya

Jumlah Kata:1424    |    Dirilis Pada: 12/06/2022

n berdeham. Sekilas matanya berkilat tajam menunjukkan ancaman. D

ebar." Hazel melanjutkan. Suaranya terdengar lembut, namun sarat akan

ukan dadakan. Bukan hanya tanggal, tapi semuanya. Dalam hati, Sora berharap, semoga tidak ada lagi hal yang harus dilakukan dengan spont

n mendengarkan permintaanku?" sambungnya masih deng

n?" imbuh Hazel den

. Kepalanya lantas menunduk dan mata yang semula fokus pada Hazel seketika ber

a itu padaku?" Hazel tertawa renyah setengah menyumpah. Ya. H

elah menyebabkan Anyaー kekasihku meninggal

nya dengan pernikahan kita? Atau diluar masalah itu?" Sora akhirnya angkat s

adi kemana-mana karen

at melihatnya dengan jelas. Terdapat berbagai macam keinginan yang terperangkap di dalam bola mata gelap itu. Dan kali ini Hazel

an mengambil napas dalam dan mengembuskannya perlahan. "Aku selalu memimpikan momen-momen indah bersama istriku. Menghabiskan waktu istiraha

Hazel. Bahkan meski sudah mengetahui akhir dari perkataan Hazel pun, Sora tetap tercengang dengan raut wajah sulit d

aaf

senyum menawannya. "Mulai seka

li mengangguk patuh mesk

nelan ludah gusar. Ternyata memanggil pria

i Sora. Usia kita tidak te

a tahu i

oleh kah, aku meminta waktu untuk b

ajahnya memang masih terlihat santai, namun hat

enyangkut pekerjaanmu yang begitu mulia," sahutnya. Kemudian mim

pelan, lalu mengambil cangkir kopi dan menyesapnya perlahan. Di sela-sela minum

dari impian terbesarmu,'

*

dan ibunya saat itu. Mereka tampak begitu antusias membicarakan pernikahan putri tunggalnya yang tinggal menghitung hari. Well,

i H sudah menanti Sora di depan mata. Sora yang awalnya ceria, tak sabar menanti momen terpenting dan sakral dalam hidup

mbuskan napas, mencoba menenangkan batin yang tak berhen

adi sekali seumur hidup. Pernikahan bukan hanya untuk menghalalkan hubungan antara dua in

nya menangis dalam kebingungan. Ia harus memilih salah satu, menjadi istri

an kau berdiri d

p beberapa kali, lantas menunjukkan senyum terbaiknya meski terpaksa. De

n berdiri di pintu beg

ngan duduk di antara mereka. Seperti biasa, Apsari menyambutnya dengan belaian pada

kan, sejak pulang dari rumah

kau inginkan, katakan saja, Nak. Jangan dipendam sendiri begi

matanya pun memanas. Ia ingin menangis, tapi jika Sora

.. aku harus

menahan rasa sesak dalam dada yang semakin menghimpit. Beberapa kali

u shimashitaka? (apa ada masalah?)" tanyan

menyiapkan hati untuk menerima keputusan apa

gn dari rumah sakit," uja

h cita-cita putrinya sejak kecil. Dia sudah sampai di titik itu sekarang. Bahkan Sora masih

nahan amarah. Sebagai seorang ayah, dia tahu seperti apa perjuangan Sora untuk menggapai impiannya. A

dan mendadak jadi pendiam begini," imbuhnya berapi-api. Membua

resign." Apsari dengan kelembutan hati mencoba menenangkan suaminya. Namun, buk

uan keluarga kemarin? Harusnya dia mendiskusikan hal sepelik ini

ah." Dengan cepat Sora menahan tangan s

langan kata-kata tatkala melihat air yang luruh dari peraduan nayam

nkan supaya aku fok

ra Apsari tak henti-hentinya mengusap punggung putrinya yang gemetar, Bahkan wanita cantik itu pun sudah menitikan air m

a besarnya. Mungkin ada baiknya salah satu dari kami mengal

seperti ini. Kita bisa koordinasi dengan pihak rumah s

hanya perlu berbicara dan

pele ini berdampak buruk pada pernikahannya. Lebih buruk lagi jika ke

k! T

n membiarkan h

arahku belum mendapat petunjuk, mari kita diskusikan masalah

Unduh aplikasi
icon APP STORE
icon GOOGLE PLAY