a jiwa yang takkan pernah redup . Kan kupahat setiap ki
dedaunan syurga rontok di atas jemariku, menceritakan tentang keindahan
hkan tentang cinta yang terindah . Bawalah aku bersama kepakmu
orang mengerti di sini ada engkau dan
tak mampu ia pendam membaca surat dari Lutfi kegelisahan yang tumbuh beberpa hari ini, Sesuatu yang ditutup
ling dinanti-nanti seumur hidupnya, menanti untuk mengidbah lalu meminangnya, suatu cita-cita yan
rembes mengaliri pipinya, jauh angannya menerawang.
an itu telah direncanakan. Lutfi tiba-tiba memberi kaba
am kembang, nyapu sampai ngepel. Hari itu dia kebagian ab
keruang tamu, ya. Ada tamu dari Bojonegoro.” Suara Mbak Ina m
ekatan Samsudin
in cantik Lutfi itu sebenarnya sangat cerdas dan tegas, lho
ya. Lek … Lek, enggak kasihan apa kalau
a bantu-bantu ngurus pondokmu di sana. Ya, permin
y
arna kaget gelas di atas nampan yang dibawa Samsudin jatuh. T
gil Kiai Tohir karena Samsudi
amsudin. Samsudin terhentak. Se
to, Kang.” Tambah Nuril meletakkan
ninggalkan tempat, dengan langkah gontai dia berjalan menuju kamarnya. Dengan ber
uk
esampai di kamar. dunia seperti berputar-putar, nanar matanya mena
*
ti Samsudin disembunyikan. Kegiatan mengajar Lutfi pun
janggung, berkecamuk otaknya berputar-putar. Melihat senyum itu Samsudin ingin menangis lagi. Tak kuatari tadi Samsudin melamun. Sa
ja to, Kang? Mikirin a
.” Samsudin langsung pergi mening
i mengejarnya, tapi Sam
amsudin sens