img My Annoying Boss  /  Bab 5 Sampai Undangan Disebar! | 6.25%
Unduh aplikasi
Riwayat Membaca

Bab 5 Sampai Undangan Disebar!

Jumlah Kata:1570    |    Dirilis Pada: 11/07/2022

umpat Sina

asalahnya. Setelah Sina diseret ke rumah orang tua lelaki itu tanpa m

an di sekolah karena tidak tahan berhadapan dengan orang

nnya. Entah sekolah atau kuliah, Sina tidak peduli, ia terus makan

emannya dengan panggilan Om dan Tante. Baiklah. Jarak usia Abra dan Sina memang lumayan ba

ada menatap Abra, walau wajahnya tampan, dan hidungnya keterlaluan mancung, Sina lebih suka menatap dekor ke sekitar, atau sepiring steak yang ia perkiraan harganya mahal. Enak sekali... bukank

erdekatan, Abra membisikkan sesuatu ke telinga perempua

n adanya ketakutan dari gelagatnya. Bahkan ia masih memotong d

pain, nggak? Tiba-tiba aja saya dibawa ke butik, ke salon! Disuruh coba banyak baju sampai ka

Lantas, membungkam bibir perempuan itu. "Kamu bisa

tangannya sendiri. Sina melirik ke teman-teman Abra yang sibuk m

u saya suka bikin malu. Masih aja dibawa

stri, nyatanya Abra tidak menjawab saat teman-temannya mulai saling berebutan menanyak

a juga heran. Apa reuni yang terdiri dari orang-orang kaya—semembosankan ini?

cara sembari mengunyah ma

las memberi isyarat. Abra sepertinya khawatir Sina

tan itu. Namun setelah mengamati Sina dengan seksama, mereka memaklumi cara Sina memanggi

bra beberapa detik. "Pak Abra wakt

nyal agar Sina menutup mulutnya saja. Abra hanya membutuhkan Sina duduk

erempuan Abra, mengenakan gaun magenta. "Ya, dia memang terkenal ganteng, pinte

dagu. "Ah..." Sina bergumam. Lantas, ia menambahkan. "K

bilang gitu, lah. Abra dari dulu orangnya nggak neko-neko. Oh ya, kalau boleh

akan mengundang keanehan dari orang-orang? Tentu mereka semua akan sibuk bertanya kenapa seorang Abraham Prama membawa bawahannya ke sebuah acara reuni sekolah. Namu

an tahu siapa Sina." Abra dengan ten

ng lain. "Tunangan, pernikahan, ulang ta

eletuk Sina, lalu tatapan orang

mengurangi jatah beras di rumah. Sina tinggal

rempuan yang nggak punya hubungan apa-apa ke acara reuni? Kalian se

lain. Teman-teman Abra belum tahu saja siapa Sina. Kenapa ia ada

bra? Sudah Sina bilang, lebih baik ia me

mau balas dendam, kan?" celetuk teman lelaki Abra, berbadan

telinganya sengaja ia pasang lebar

unanya lagi, kan?" balas Abra, suar

ng duduk di kursi paling ujung tidak mele

Sina tidak selera menel

*

sedang menunggu Abra berbicara dengan salah satu teman sekolahnya. Ta

Pasalnya sejak awal mereka datang dan duduk sebelahan, perempuan itu tidak berusaha mengajaknya bicara seperti teman Abra yang lain. Bahkan, ket

telepon atau kapan, gitu." Sina seperti anak kecil yang mengin

al Sina ada di dalam sendirian. Mungkin, selain ingin

ajang. Kenapa Abra tidak memilih salah satu saja, ya? Apa teman-te

ng dari keluarga kaya, dan kepintarannya saja, Abra akan sangat mudah menemukan pendamp

g dibuka. Abra duduk di kursi kemudi, lalu menutupnya tan

menatap sosok di sampingnya. Wajah Abra terlihat kaku, seperti m

sengaja mengantisipasi sebelum terjadi lagi kejadian seperti kemarin. "Lagi

noleh, raut wajahnya m

ya buat pergi ke rumah orang tua Ba

lau Sina tidak tinggal di sana. Memang yang kemalingan isi rumah, atau rumahnya?

Abra. "Nggak mungkin kamu tinggal di hotel, sedangkan kamu tad

rang baik. Saya di kasih tempat tinggal, makan gratis, dimasakin pula. Oh ya, orang yang Bapak lihat

mengeluarkan bunyi decitan. Tubuh depan Sina sam

lagi nggak punya uang, saya nggak berniat mau ma

" tanya Abra, intonasi su

r Daddy, kok! Saya bukan pecinta bapak-bapak biarpun uangnya banyak!" cerocos Sina panjang lebar. "Orang baik yang namp

ilang k

tatapannya ke jendela mobil. "Pak, yang bener aja dong! Ini m

Suaranya yang berat, dan kuat, otomatis mengejutka

img

Konten

Bab 1 Prolog Bab 2 Aura Mertua FTV Azab Bab 3 Sumber Masalah Baru Sina Bab 4 Sina dan Kesialannya Bab 5 Sampai Undangan Disebar! Bab 6 Mulut Ajaib Sina Bab 7 Saya Makan Nasi, Pak! Bab 8 Kertas Bungkus dan Sendok Nenek Bab 9 Cantik Mana Sama Saya Bab 10 Tolong Jangan Pergi Bab 11 Cara Melawan Sina
Bab 12 Hilang Tanpa Kabar
Bab 13 Titik Terendah Sina
Bab 14 Saya Capek, Pak!
Bab 15 Permintaan Sina
Bab 16 Penawaran Abra
Bab 17 Meminta Restu
Bab 18 Sina dan Kaca Beling
Bab 19 Cara Menangani Sina
Bab 20 Ketegasan Abra
Bab 21 Cara Sina Merayu
Bab 22 Jangan Halu, Na!
Bab 23 Pembalasan Abraham Prama
Bab 24 Permintaan Sulit Sina
Bab 25 Penyebabnya Kamu!
Bab 26 Rasa Takut yang Mendera
Bab 27 Suara Bapak Seksi
Bab 28 Bunga Favorit Dia
Bab 29 Pembalasan Sang Mentari
Bab 30 Masuk Perangkap Mentari
Bab 31 Lestari dan Mentari
Bab 32 Jatah Mantan
Bab 33 Menyempurnakan Rencana
Bab 34 Ini Aku, Cucumu!
Bab 35 Ketika Uang Berbicara
Bab 36 Di Hari Pernikahan
Bab 37 Rencana Sukses!
Bab 38 Ide Siapa
Bab 39 Kecurigaan Kara
Bab 40 Memberatkan, Nggak
Bab 41 Percobaan Pembunuhan
Bab 42 Mulai Luluh
Bab 43 Ampuni Saya, Sina!
Bab 44 Kesaksian Palsu Kara
Bab 45 Pertengkaran di Rumah Prama
Bab 46 Posisi Sulit Mentari
Bab 47 Keributan di Kelab
Bab 48 Menggali Kuburan Sendiri
Bab 49 Masalah Baru Mentari
Bab 50 Kamu Bukan Sina
Bab 51 Ancaman Dari Lembayung
Bab 52 Terkuaknya Rahasia Keluarga Tedja
Bab 53 Kebringasan Cucu Tedja
Bab 54 Pertanyaan itu Fakta
Bab 55 Ide Cemerlang Kara
Bab 56 Karma Untuk Sila
Bab 57 Jangan Pernah Berubah
Bab 58 Terbongkarnya Kejahatan Nyonya Prama
Bab 59 Perasaan Hancur Abra
Bab 60 Penyelidikan Ringga
Bab 61 Kebimbangan Kara
Bab 62 Pertemuan Sila dan Abra
Bab 63 Rahasia yang Dibongkar Ringga
Bab 64 Berakhirnya Sandiwara Mentari
Bab 65 Melindungi Mentari
Bab 66 Gugatan Perceraian
Bab 67 Dampak Perceraian
Bab 68 Datang Berkunjung
Bab 69 Janji Gaga
Bab 70 Melawan Mentari
Bab 71 Waktu yang Singkat
Bab 72 Janji Mentari Kepada Kara
Bab 73 Sila yang Menentang
Bab 74 Klien Tidak Terduga
Bab 75 Kesedihan Kamya
Bab 76 Curahan Hati Mentari
Bab 77 Merasa Menjadi Pengkhianat
Bab 78 Usaha Pertama Abra
Bab 79 Maaf, Pak Gaga
Bab 80 Ketahuan Jenaka
img
  /  1
img
Unduh aplikasi
icon APP STORE
icon GOOGLE PLAY