img Perempuan Gila Itu Istriku Tercinta  /  Bab 4 Chapter 2 : Maja Roxelana Rosie | 80.00%
Unduh aplikasi
Riwayat Membaca

Bab 4 Chapter 2 : Maja Roxelana Rosie

Jumlah Kata:1460    |    Dirilis Pada: 09/11/2022

ikiran Reiner atau pun untuk membuatnya menyesal karena telah meninggalkanku, tetapi selain dari untuk mengenang kisah cinta kami, aku ingin Reiner tahu bahwa ia pernah menjadi seseorang yang paling

a dari negara mana). Sementara ibuku orang asli Indonesia bernama Karmila. Awalnya, ayah datang ke Indonesia hanya untuk berwisata. Ia mengunjungi pulau Anjani selama 2 minggu sebelum akhirnya jatuh cinta pada udara hangat dan pantai berpasir putih khas Indonesia i

l dengan gugusan pantainya yang indah. Pantai terbaik di sini adalah pantai Astapasa yang sangat terkenal dan ramai. Mungkin karena aku punya banyak kenangan dengan ayah sehingga aku j

Desa Gunung Ayu. Saat itu, aku baru lulus sekolah dasar dan aku pun melanjutkan sekolah menengah pertama di desa ini. Perbedaan kehidupan di kota dan desa awalnya membuatku kesulitan beradaptasi. Namun, aku bisa mengatasi segalanya. Di sekolah itu, kami tak diajari bahasa inggris, padahal mata pelajaran bahasa inggris adalah mata pel

reka, maka kukatakan bahwa aku akan bekerja sepulang sekolah, yang penting aku diizinkan untuk tetap sekolah. Mau jadi apa aku jika aku hanya tamatan sekolah dasar? Sebenarnya, saat itu aku bercita-cita untuk menjadi seorang model atau aktris yang tidak mengharuskan diri untuk masuk sekolah kecuali sekolah akting dan permodelan, tetapi ayah selalu bilang padaku bahwa pendidikan itu sangat penting j

ebagai buruh cuci baju di rumah-rumah tetangga pada pagi sampai siang dan menjaga toko kelontong sembari mengurus pekerjaan rumah sampai jam 11 malam. Dan ia masih diperbolehk

ngalaman mistis. Orang itu ternyata pak Suherman tetangga kami (walaupun tak persis di samping rumah kami). Ia terluka parah. Walaupun samar-samar, aku melihat dara

biku, dilingkari oleh warga desa dan dipelukan anak gadisnya, Karima. Para warga menonton pria itu memberikan "pesan terakhir" untuk Karima. Aku tak bisa membendung air mata mendengar jeritan Karima. Aku pernah mengalami kesedihan seperti itu saat ayahku meninggal. Dan mel

ia 11 tahun saat itu. Ia tak lagi sekolah dan bekerja secara serabutan dari satu rumah warga ke ruma

ing nasi sebagai upah. Karima mengatakan bahwa ia tidak ingin itu, ia hanya kesepian dan butuh berteman dengan siapapun yang mau berteman dengannya. Aku bisa melihat rasa kesepian di tatapan matanya yang koson

untung karena aku asih punya keluarga untuk dicintai dan disayangi. Saat itu, aku memutuskan bahwa selama aku mas

ungkin terdengar aneh, tetapi aku selalu merasakan kepuasan dan kebahagiaan tersendiri ketika orang lain tersenyum saat menerima bantuanku, atau saat Bibi dan Anggi menyukai masakan buatanku, atau hanya sekedar saat seorang pemuda memberikan senyuman ke arahk

a dingin itu. Aku ingin melihat salju yang tak ada di Indonesia. Ayahku tinggal di sebuah desa di negeri dingin itu. Kata ayah, selain dingin, desa itu juga punya keindahannya sendiri. Di sana, pantainya tidak berombak dan

rut cerita ayah begitu. Dan di akhir tahun , orang-orang punya perayaan khusus. Mereka memakai mahkota bunga dan pergi piknik ke belakang gunung. Namun

cek tinggi badanku saat di puskesmas dulu, 176 cm. Dan banyak orang yang mengatakan bahwa aku itu cantik. Wajahku sangat mirip dengan ayah. Mungkin s

ng menyakitkan dalam hidupku. Tragedi itu diawali

Unduh aplikasi
icon APP STORE
icon GOOGLE PLAY