img Dalam Tasbih Cintamu  /  Bab 6 Sagara | 75.00%
Unduh aplikasi
Riwayat Membaca

Bab 6 Sagara

Jumlah Kata:1565    |    Dirilis Pada: 14/11/2022

u lama?” tan

mengg

hat sunrise,” ajak Sagara lalu menun

in mana?”

h ke mobil dan menaiki baknya dengan mudah. Sementara

! Di luar dingin. Tapi di depan ada

rusaha kembali untuk bisa duduk di bak. Tapi asli ini susahnya melebihi

” akhirnya ia me

alam hati, namun wajahku t

k. Sialnya atau mungkin lebih tepatnya beruntungnya kakiku menyangkut di pembatas bak sehingga aku pun tersandung dan

rku lantas menjauh d

g-geleng, mengusir reka adegan y

hfar sebisa mungkin. Tak akan kubiarkan bayan

aga jarak dengan Sagara. Sementara Saga

dengan nada sedikit lirih. Gila! Aku masih malu setengah mati. Tapi da

rnya dengan nada yang lirih juga. Andai kami tidak duduk mepe

ap karena bekerja keras menerjemahkan apa maksudnya. Ketulusan? Bag

nebak-nebak terlalu lama. Lagi pula aku b

kunjungan ke panti-panti di akhir b

laluku dengan Mas Mustafidz. Tapi aku buru-buru menggeleng. Mana sudi masa lalu i

, kok. Ehm … ngomong-ngomong kegiata

kamu ju

rahasia

nti tak seindah itu!” ujar Sagar

range yang benar-benar menggemaskan. Kurasa tak berlebihan jika dalam serial Teletubbies, mentari diibaratkan seorang bayi yang tersenyum. Tapi meskipun begitu aku

erlintas di mataku, membuatku pun ikut terkesima. Aku merasa energi positif begitu memenuhi diri. Saat itu, saat semuanya begitu indah, aku menengok ke Sagara yang tengah

Dan aku pun bisa menduga ada sesuatu yang disembunyikan lelaki itu. Terdapat kesedihan yang begitu dalam sedalam palung m

*

an pikiran saja. Namun kini aku bisa merasakan bagaimana simfoni alam berpadu menjadi satu. Semilirnya angin pagi berperang dengan keha

yang artinya tahun depan aku sudah berkepala tiga. Belum pernah di kampungku, wanita menikah di atas umur dua puluh lima. Dulu aku bisa menyangg

anya Sagara

endekatinya. Kulepas sepatu lalu perlahan melangkah, membasahi t

Dia menutup mata. Sayup-sayup deru napasnya terdengar. Ia sepertinya menghirup

gai segara. Dia begitu luas. Selalu menenangkan, namun sejatinya dalam dirinya ada banyak gejolak.

s Sa

erah berbalutkan sweater putih. Dia manis, harus kuakui itu. Dandanannya juga tak menor, malah terke

nnya lalu jatuh kepadaku. “Eh, ini kamu pasti Balqis! S

ikit gimana gitu rasanya bertemu dengan orang

menyambut hangat Sagara. Mereka tengah berkumpul mengitari api unggun. Eh tunggu-tun

menjelaskan banyak hal yang akan dilakukan. Tapi pada intinya perkerj

rpencar. Aku mendapatkan jatah untuk membersihkan ke arah hutan cemara bersama

pa lama kalian ja

dnya?”

s Sagara, seja

. “Bukannya kamu yang jadi pacarnya Mas Sagar

Bagaimana mungkin kami saling j

sud k

g berbandul salip. “Walaupun kami saling respect, kami ta

ung. Aku yakin walau Manda juga dilengkapi dengan baju lusuh dan juga wajahnya diolesi tana

un dia dengan perempuan itu. Bahkan ya calon tunangannya aja nggak perna

m pikiranku. Aku syok mendengar Sagara sudah mempunyai calon tunangan. Yang benar saja,

tunangan tapi nggak s

ab enteng Manda. Tangannya

asi

lau kedua orang tua Sa

bergidik m

gara bertunangan dengan perempuan yang dijodohkan.” Manda dia

ri yang mengalami kejadian itu sendiri,

n kamu tahu dia tidak pernah terlihat tertawa lepas saat mengikuti kegiatan sosial itu. Kupikir dia hanya mengikuti kegiat

dia saat bersamaku hanya sekali ini, tidak banyak bicara lag

n bersama-sama menengok ke belakang. Ada Sagara di sana. Dia memakai caping. Lucu juga

ru setengah jal

dah selesai, sih.

i kuat kok!” timp

lan mendekati aku dan Manda. Namun alih-alih membantu yang menjaw

u bantu,”

eranjang sampah dari bahuku. Wajahnya tidak memerah ataupun tampak sega

Manda pun menyikut lenganku. “Tuh,

memang suka dengan aku, kenapa ekspresi wajahnya seperti

Unduh aplikasi
icon APP STORE
icon GOOGLE PLAY