img Dalam Tasbih Cintamu  /  Bab 8 Sowan | 100.00%
Unduh aplikasi
Riwayat Membaca

Bab 8 Sowan

Jumlah Kata:1204    |    Dirilis Pada: 14/11/2022

uka sama kamu, Mbak,” cetus Kaluna

an jika beralaskan nampan, sudah pasti dimakan lebih dari satu orang. Contohnya aku dan Kaluna sekarang. Karena sayur yang tersedia tingg

nguap. Rasa kantuk masih saja menggelayutiku. In

selalu ngelirik kamu?” lanjut Kaluna. I

Kan kamu asyik nulis

on itu nam

gi sibuk ngartiin, mana semp

Kadang juga beliau jelasin, kan? Lah

anget sumpah meladeni gosip diri sendiri. K

aku juga ngarep kalau sampai b

tak kupingku meleb

kali dia memasak sarapan sebelum santriwati dalem memasak sarapan untuk keluarga kiai. Keba

minin a

menatapnya. Aku memang tak bisa mengartikan kitab seperti yang dilakukan Kaluna dan santri lainnya, maka dari itu aku banyak waktu untuk melirik wajah Mus

Aku pun. Kami buru-buru menundukkan pandangan. Seketika itulah, entah mengapa dan bagaimana, bacaan kitab Gus Mustafidz yang terkenal lancar, langsung tersendat. Dia

a aku bilang!”

*

entuk joglo dan dinding-dinding kayunya yang kokoh. Lampu-lampunya yang masih unik dengan bohlam w

sini, Qis?” tanya Tika sembari

eluar sebelum jam pulang untu

cocok di tanggal yang kita inginkan. Ya

o ke sini kaya ke k

o ajak gue ke sini, gue bak

ng kali mengusap rambutnya yang tergerai. Karyawati itu tak mau jau

. Giliran di kantor, adu cant

ulang a

nnya ntar? Mending kalau udah nggak ada orang, kalau kepapas

a!” bujuk Tika. Kepalanya menengok ke kanan dan kiri. Wajahnya sedikit

aja buat nutupin badan lo. Sekali

pintu. Seorang santriwati membuk

embut. Ia pun turut mencium

ai?” tanyanya dengan nada

!” Aku mengambilkan satu bungkus keresek yang sengaja a

berbalik melainkan berjalan mundur,

tapi udah jompo,

tahu kalau dia itu benar

, sih. Gue merasa

yang rapi. Tidak ada aurat yang terlihat dari dirinya meski tamunya juga sesama p

qis, kan?

hun sejak terakhir kali aku ke sini. Aku pun bangkit lalu menyalaminya sembari me

i. Maaf kok Ibu

kipun sudah satu tahun Mba nggak ke sini, saya masi

enalkan ini Tika,

asanan di sini loh seperti Mba Balqis. Gratis tid

, asyi

depan ikut lagi

lu rasanya tidak sowan ke

a keperluan apa ke s

ada waktu yang tepat tanpa membawa Tika ke sini, pasti aku lebih leluasa. Sayangnya tidak ada pernah ada waktu yang

rok. Aku sempurna menunduk. Bu nyai lebih dari tahu apa yang menimpaku dan Mas Mustafidz. Suami beliau adal

pandangan. Saat tatapan kami lagi-lagi bertemu, dia langsung menunduk, kembali menekuri kitab. Meski agak lucu, setiap kal

uci bisa saja menggunakan batu a

sampai pecinya miring. Sangat jarang melihat seseorang yang begitu salah tingkah. Tapi

bertemu kembali, aku memberanikan diri untuk tidak menunduk. Biar saja sekalian dia malu. Tapi bukanny

a kalau kisah saling curi pandang itu akan berakhir tatkala aku meninggalka

Sebelumnya
Selanjutnya
Unduh aplikasi
icon APP STORE
icon GOOGLE PLAY