img TKW Kere  /  Bab 5 ATM Berjalan | 71.43%
Unduh aplikasi
Riwayat Membaca

Bab 5 ATM Berjalan

Jumlah Kata:1035    |    Dirilis Pada: 24/11/2022

ATM B

a depan itu sama seperti mencalon

o

Mbak nikah nanti saudara-saudara Mbak itu mau nyumbang,” tegas Erni m

kacak pinggang. “Emang ada orang

skan napas panjang. “Iya enggak, lah, Mbak. Mana ada orang yang sanggup manfa

tusku ikut men

garang. “Jangan terlalu baik jad

mau manfaatin orang

hasil manfaatin udah terlanjur dijahat

a u

Mbak kenapa, sih, ngalah banget ja

daraku emang banyak. Tapi

i itu.” Lagi, kalimat Erni melukaiku. Akan tetapi, detik ini perubahan air muka dan gela

odoh itu tercipta dari o

Erni ini, kalimatnya itu pemikiran dar

u membola. “Mbak

ngkin sangat benar. Aku tidak akan menampik kenyataan itu. Karena pada dasarnya pendidikanku hanya sebata

k. Riwayat pendidikan terakhir itu cuma membuktikan pernah sekolah, buka

engerti dengan maksud lawan bicaraku. Atau mungkin

. Setiap manusia belajar ilmu ini itu secara autodidak melalui lingkungan dan mas

uturan Erni. Apa maksud kalimatnya ini? Apa maksudnya

mbarangan!

itu mengembuskan napas panjang, lelah. “Mbak sadar

l orang yang sama sekali tidak pernah memfilter kalimat. Tidak pernah memikirkan perasaan lawan bicaranya. D

ikhla

benar ikhlas dimanfaatkan, disakiti, dibuat susah hidupnya. Semut aja yang gak punya akal

e orang tuaku, meringankan b

ktinya?” tanya Erni

san sangat berat untukku. Karena yang kutahu surgaku ada di bawah telapak kaki Ibu, belum akan be

itu sadar kalau aku tegah melamun. “Ditanya malah diam.”

pandangan Erni menelisik jauh, mencari fakta-fakta yang ingin diketahui dari mataku. Karen

ikirkan masa depan itu sama seperti me

itu begitu dasyat merampas beberapa ruang penuh dalam hati, mengusir penghuni sebelumnya untuk ditempati sendiri. Bagaikan penjajah yang dengan bi

ng pertahanan untuk perasaanku sendiri. Erni kembali menegaskan kalimatnya, “Menjadi TKI

i yang menegaskan, t

dup, Mbak. Kecuali orang yang punya akal tap

ng sudi selamanya menjadi budak, tetapi untuk kalimat selanjutnya, entahlah,

adi budak s

setiap orang utarakan. Namun, sungguh aku tidak tahu maksudnya menanyakan hal yang jawabannya sudah pasti ‘tid

ni puas. Namun, nyatanya pikiranku salah, bukann

ng sempat tercipta tanpa direncanakan. Aku mengang

“Sayang gak harus bodoh, kan, Mbak. Berba

ngatlah benar. Aku yang salah besar selama ini. Tunggu, ralat, aku tidak sala

lalu berleb

“Makasih,” lirihku sebelum menyeka mata.

ndengar jawaban tak acuh Erni. Perempuan ini me

sa kenal kamu,

persis maksud kata ‘baik’ yang Erni ucapkan. Itu sebuah ejekan

Unduh aplikasi
icon APP STORE
icon GOOGLE PLAY