img Dendam 7 Samudra  /  Bab 4 Terkuak | 80.00%
Unduh aplikasi
Riwayat Membaca

Bab 4 Terkuak

Jumlah Kata:1219    |    Dirilis Pada: 25/11/2022

penari Ronggeng berada. Srikandi beserta wanita paruh baya itu sampai di sebuah pondo

jenis kelamin perempuan. Belum sempat bertanya ke mana perginya sang suami, m

kenal dengan wanita yang membawanya secara rinci. Apalagi, ia juga tak mau merepotkan

bandana merah sebagai ikat kep

repons Sri

dengan rumah yang ia tinggalkan di kampung halaman. Karena sedari tadi Sri sudah memandang gorden lusuh

sapanya lembut seraya be

mpilan yang jauh berbeda dengan keadaan di luar, karena di ruang tamu terdapat ben

ilakan duduk," timpal wa

ngat senang. Bagaimana tidak, ia mampu beradaptasi dengan ce

gah dan tak mau kenal orang baru. Nyatanya tidak pada Sri, wanita paruh baya beranak dua i

aya pemilik rumah pun datang lagi dari akses yang sepertinya ruang d

di atas meja seraya mengambil satu cangkir

entar keburu dingin." Wanita paruh baya itu masih berk

gambil satu potong ubi rebus dan memakan ku

tadi siapa?" tanya wanita

balik nanya. Namun, aksinya tetap mengunyah sepot

gil aja Bu Minah," timpal la

sendirian di rumah

ng dan menelan ludah beberapa kali. Namun, ia menje

m peristiwa itu terjadi pada saya," jaw

apa, Bu?"

yangnya, ia terpincut pada salah satu penari itu dan menikah lagi. Tanpa member

hidupan miris wanita janda itu seakan menampar keras kedua pipi serta ulu hatinya,

elah sampai di posisi lawan bicara, ia pun memeluk Am

tu malah menyimpan duka sangat besar. Apalagi merelakan sang suami p

asa lalu Ibu seperti itu, maafin saya yang sudah bertan

pernah merebut suami orang, Neng. Karena penari di desa ini memang rata-

apa ke depan, tetapi di ulu hati terdalam Sri hanya meminta pada Allah—pemilik alam seme

membuat percakapan terhening beberapa saat. Sementara Bu Aminah menidurkan ke

api yang menyajikan banyak pertanyaan. Belum lagi seputar fakta yang mu

a. Keinginan besar untuk menjadi penari terkenal, membuat Sri sangat teropsesi p

k diinginkan. Apalagi sampai merebut milik orang lain, dengan meninggalkan b

lam semesta seakan mengiyakan perihal kelamnya hidup sebagai pe

ekat seiiring pengakuan Bu Aminah barusan. Dari depan tera

asi yang menjadi penyangga teras rumah. Belum lama berdiri

i di teras dan menatap hujan, ini udah

Sri me

depan saja, karena kamar belakang ada an

tidur di luar juga saya ma

lit mulus kamu itu, buruan masuk." Wanita berbandana merah di hadap

dengan sprei bernuansa merah. Ditemani dimar ublik bersinar sedikit meredup.

ni, ya." Dari ambang pi

saya tempat senyaman ini," titah S

mana nyaman. Lebih ena

orden itu dari atas ventilasi. Suasana dingin menyergap tubuh, sementara selimut tak mampu menutup

ingsut. Untungnya, ironi yang membawa perjalanan Sri selalu mempertemukannya pada oran

merayap dari lubang pori-pori. Dalam sekelebat kerlingan netra, dimar ublik pun padam tertiup s

ambu

Unduh aplikasi
icon APP STORE
icon GOOGLE PLAY