Unduh Aplikasi panas
Beranda / Romantis / Dinodai Tetangga
Dinodai Tetangga

Dinodai Tetangga

5.0
54 Bab
12.6K Penayangan
Baca Sekarang

Tentang

Konten

Pemerkosaan yang dilakukan Alex pada Andini membuat Andini merasa trauma. Dia bahkan sempat tidak mau berhubungan dengan sang suami-Arka. Andini dan Arka terpaksa pindah rumah demi menghindari Alex. Apakah pindah rumah solusi utama? Tidak, nyatanya Alex tetap menganggu Andini. Apa yang akan dilakukan Andini setelah ini? Apa dia akan membiarkan Alex mengganggu dia lagi?

Bab 1 Pemerkosaan Andini

Andini ke luar dari kamar mandi, dia hanya berbalutkan baju tidur saja yang bahannya tipis. Andini melihat seseorang di dalam kamarnya.

"Andini, aku tahu kamu menyukai aku." Pria itu berbalik badan dan menatap Andini. Tatapannya penuh nafsu.

"Tolong jangan mendekat!" pinta Andini ketakutan. Dia beringsut mundur agar jauh dari pria itu. "Aku akan berteriak jika kamu mendekat," ancam Andini. Namun, pria itu tidak menghiraukan ancaman Andini dia mah semakin mendekat.

"Andini, malam ini kamu akan menjadi milikku." Pria itu langsung membekap mulut Andini.

Pria itu menarik Andini ke atas ranjang, Andini berusaha memberontak dan berteriak tetapi tenaganya sangat lemah. pria menyeringai melihat tubuh Andini yang hanya memakai baju tidur tipis.

"Malam ini kita akan bersenang-senang," kata pria itu beringas dan mulai menindih tubuh Andini.

"Em em," Suara Andini tak terdengar. Pria itu membekapnya dengan rapat.

Andini berusaha berteriak sambil memukul tubuh pria itu, namun semua tidak ada gunanya.

Pria itu dengan bringas menciumi leher Andini. Andini terus menolak tetapi usahanya sia-sia. Dia telah berhasil merenggut kehormatan Andini secara paksa.

Andini menangis, dan menutup tubuhnya dengan selimut. Sementara pria itu memakai kembali bajunya dan tersenyum puas.

Pria yang tak lain tetangga Andini itu telah berhasil menodai Andini. Andini menangis sampai tidak terdengar isakan tangisnya karena terlalu takut.

"Aku akan datang lagi, siapkan dirimu, sayang," ucapnya. Pria itu mendekatkan wajahnya ke arah Andini.

Andini meludahinya yang hendak mencium Andini lagi. Pria itu mengusapnya dengan tisu.

"Kamu tidak akan bisa lepas dari ku, Andini." Pria itu emosi. Dia menampar Andini dengan kasar. Andini terisak, bukannya pergi pria itu malah menjalankan aksinya kembali. Kali ini pria itu melakukan Andini dengan sangat kasar sekali. Dia beberapa kali menampar dan memukul Andini karena terus melawan.

"Nikmat sekali tubuhmu, Ahaha ahah," desah pria itu di atas tubuh Andini. Setelah mencapai klimaks keduanya pria itu memakai celananya dan meninggalkan Andini seorang diri.

Andini mengambil bajunya dan segera mandi. Dia cukup lama di dalam kamar mandi. Dia menangis sesegukan. Dinginnya air sudah tidak dia rasakan lagi.

"Mas Arka, maafkan aku," ucap Andini. "Aku wanita kotor, Mas," kata Andini.

Andini menggosok-gosok tubuhnya dengan kasar. Dia merasa jijik sekali karena habis di sentuh pria yang bukan suaminya.

Andini trauma dengan perlakuan pria itu, Andini merasa bersalah karena tidak bisa menjaga diri dengan baik.

**

Flashback

Dua hari yang lalu

Andini sedang mengobrol bersama Maharani di rumah Maharani. Tanpa sengaja Andini bertemu Alex saat dia numpang ke kamar mandi.

Andini kagum dengan Alex yang penyayang terhadap Maharani. Bahkan Maharani sering bercerita pada Andini bahwa Alex sering membantunya mengerjakan pekerjaan rumah.

"Andini, aku beruntung punya suami Mas Alex, dia sangat sayang sama aku. Kalau aku capek dia bantu aku ngerjain kerjaan rumah. Zaman sekarang mana ada pria yang mau kaya gitu." Maharani bercerita. "Selain itu dia juga romantis loh, kemarin waktu aku ulang tahun, dia ngasih aku kado berlian. Udah gitu aku diajak makan malam romantis berdua," lanjut Maharani.

Semakin sering Maharani bercerita, maka Andini semakin kagum dengan sosok Alex. Alex berbeda dengan Arka suami Andini. Arka orangnya pendiam dan tidak romantis. Bahkan kadang cuek dengan Andini.

"Dari rumah Maharani, Dek?" tanya Arka. Dia baru saja pulang kerja, sementara Andini baru pulang dari rumah Maharani.

"Iya, Mas. Aku suka bosen di rumah terus. Nggak apa-apa kan, Mas?" tanya Andini.

"Iya, asal ingat waktu," jawab Arka tersenyum.

Arka membersihkan diri sementara Andini memasak untuk makan malam. Andini tidak terlalu pandai memasak tetapi Arka juga tidak pernah komplain. Dia menerima apapun yang Andini masak.

Flashback off

**

Rasa sedih masih menyelimuti Andini. Dia berjalan pelan menuju ranjang. Dia mengganti seprai bekas pria tadi. Dia tidak mau kalau sampai pria tadi datang lagi dan menodainya.

Drett Drett

"Mas Arka melakukan panggilan vidio?" tanya Andini panik. Andini meletakkan kembali ponselnya.

Andini menyembunyikan diri di dalam selimut. Dia takut kalau sampai Arka tahu dan menceraikannya. Dia tidak mau pernikahannya dengan Arka yang belum genap satu tahun harus berakhir. Andini benar-benar takut sekali Arka tahu hal ini.

"Rasanya susah sekali untuk tidur," ucap Andini gelisah. Pikirannya masih mengingat kejadian tadi.

Bayangan pria itu menghampiri kembali ingatan Andini. Sehingga dia sulit terlelap bahkan dia merasa hidupnya tidak berarti lagi.

**

Maharani tidak melihat suaminya, padahal dia tidak melihat Alex keluar rumah. Tiba-tiba Alex muncul dari dapur.

"Mas, dari mana?" tanya Maharani. "Aku sudah siap kok malah cari kamu nggak ada," kata Maharani dengan manjanya.

"Maaf, Mas tadi merokok di halaman belakang," jawab Alex bohong.

"Mas, yuk! Mumpung aku belum mengantuk!" ajak Maharani.

"Maaf, Sayang. Mas capek, besok malam saja," tolak Alex.

Maharani langsung mengambek dan masuk ke dalam kamar. Dia memakai selimut dan pura-pura tidur. Alex masuk ke kamar. Bukannya membujuk Maharani, Alex justru tidur duluan.

"Kamu kenapa, Mas? Kenapa nolak ajakan aku?" tanya Maharani pada dirinya sendiri. Sementara Alex sudh mendengkur.

Maharani mengirim pesan pada Andini. Namun, Andini tidak membalasnya.

[Andini, besok aku ke rumah kamu. Aku mau curhat.]

Maharani memejamkan matanya, namun tidak kunjung terlelap. Dia masih merasa kesal pada Alex yang menolak ajakannya untuk bercinta.

**

Pagi sekali Andini sudah di datangi Maharani. Dia datang kaya jailangkung, tiba-tiba nongol dengan tanpa di undang.

"Din, semalam kamu tidur jam berapa?" tanya Maharani. "Aku kirim pesan ke kamu kok nggak balas," kata Maharani. Dengan sangat Maharani duduk di kursi makan.

"Nggak tahu, aku ketiduran. Emang mau cerita apa?" tanya Andini.

"Mas Alex," ucap Maharani terhenti.

"Suami kamu kenapa?" tanya Andini.

"Dia semalam nolak saat aku ajak bercinta," jawab Maharani.

Deg

Seketika jantung Andini berdegup kencang. Seperti sedang dalam bahaya. Dia yakin Alex menolak karena ada sesuatu hal.

"Dia sangat aneh, biasanya nggak pernah merokok di halaman belakang. Kenapa tadi malam merokok di halaman belakang?" tanya Maharani.

"Kamu jangan suudzon," ucap Andini. Andini berusaha santai agar tidak ketahuan Maharani. Andini membuat nasi goreng. "Oh ya kamu nggak masak?" tanya Andini.

"Malas, aku ngambek sama Mas Alex," jawab Maharani. "Salah siapa semalam dia menolak aku," kata Maharani.

"Jangan gitu, nanti suami kamu ikutan ngambek. Tugas wanita-kan memang menjaga suaminya, melayani suaminya. Kalau kamu tiap marah nggak masak, nanti Mas Alex makan dimana?" tanya Andini berusaha menghilangkan sikap gugupnya.

"Warung-kan banyak, Din. Ngapain sih susah-susah," jawab Maharani. Maharani memang jarang memasak, selain tidak pandai memasak dia itu malas untuk memasak. "Oh ya, suami kamu di mana?" tanya Maharani.

"Assalamualaikum." Suara Arka . Andini mematikan kompornya lalu ke depan menyambut kedatangan Arka.

"Mas Arka, katanya masih besok pulangnya," kata Andini.

"Salamnya nggak dijawab nih," kata Arka.

"Iya, Wa'alaikumsalam.'' Andini cengegesan.

Arka hendak mencium Andini, tetapi Andini menjauh. Kejadian semalam membuat dia trauma untuk di sentuh.

"Loh, Mas Arka baru pulang dinas dari luar kota ya?" tanya Maharani yang sedari tadi mengikuti Andini.

"Iya, Mbak Rani. Tumben Mbak Rani pagi sekali sudah di sini," kata Arka sambil menaruh jaketnya di kursi makan.

"Iya mau curhat sama Andini, eh Mas Arka keburu pulang," ucap Maharani.

Andini menyiapkan sarapan untuk mereka bertiga. Andini tidak mungkin menyuruh Maharani pulang.

"Nih, Ran makan buat kamu," kata Andini menaruh sepiring nasi goreng di depan Maharani.

"Wah enak ini," ucap Maharani.

Maharani menyendok nasi gorengnya, dia terlihat lahap sekali. Sesekali dia memperhatikan Andini yang makan di dekat Arka.

"Din, suamimu-kan baru pulang. Kok rambut kamu basah?" tanya Maharani.

"Uhuk," Andini tersedak nasi goreng. Dia segera minum air putih.

"Iya, Dek. Kok keramas?" tanya Arka. Andini berusaha agar tidak gugup. Dia tidak mau Arka curiga. Dia harus bisa memberi alasan untuk Arka.

"Iya nih, biasanya keramas kan kalau habis enak-enak sama suami," timpal Maharani. Arka langsung menolah ke arah Andini dengan tatapan penuh curiga.

Lanjutkan Membaca
img Lihat Lebih Banyak Komentar di Aplikasi
Rilis Terbaru: Bab 54 Sad Ending   08-02 14:48
img
Unduh aplikasi
icon APP STORE
icon GOOGLE PLAY