/0/13449/coverbig.jpg?v=16f865d9e5398d09b0ab8a1dd1b65466)
Hidup Maya terlihat sempurna. Sebagai pengacara, dia berprestasi. Sebagai istri, dia memiliki suami penuh kasih. Tak hanya itu. Dia pun cantik. Hanya saja, semua runtuh ketika 12 tahun kebersamaan dikhianati sang suami yang tega berpoligami tanpa mengatakan apa pun padanya! Bahkan, Maya mendapati suaminya memiliki dua ranjang lainnya dengan para wanita yang sama sekali tidak dia duga. Lantas, bagaimana Maya mengungkap semuanya? Apakah Maya akan tetap mempertahankan pernikahannya atau ... pergi demi menjaga kewarasan? Ikuti perjuangan seorang wanita untuk mempertahankan hak, melawan tragedi, pengkhianatan, dalam, "Tiga Ranjang Suamiku."
"Tidak mungkin! Dia lelaki sempurna. Selama ini, pernikahan kami berjalan tanpa ada masalah. Suamiku ... tidak mungkin melakukan itu!"
"Sadarlah Maya. Terimalah keadaanmu saat ini!"
Pikiranku berbelit tidak karuan. Selama ini aku selalu percaya dengan lelaki yang memberikanku kehidupan layaknya seorang ratu dalam negeri dongeng. Tapi, kini aku menghadapi kenyataan pahit.
"Aku ... tidak percaya. Dia adalah ... argh!"
Dengan lemas aku duduk, menundukkan kepala. Berusaha mengingat jelas dua bulan kejadian sebelum aku menemukan tiga ranjang itu. Aku harus mengingatnya!
Saat itu, aku mendapati dirinya menghubungi seseorang.
"Mas, Farus!"
"Maya!"
Sampai di rumah, aku mendapati suamiku menghubungi seseorang di teras depan rumah. Dia sangat terkejut ketika aku menepuk pundaknya. Dia bergegas masuk ke dalam. Aku segera mengikutinya, menuju dapur untuk mengambil minuman. Pekerjaanku sebagai pengacara sangat melelahkan.
"Tadi siapa, Mas? Kok, mendadak ditutup?" tanyaku sangat penasaran.
"Selama satu minggu, aku harus bekerja di luar kota."
"Apa? Kenapa mendadak sekali?"
Dengan pelan Mas Farus mendekat ke arahku, refleks aku mundur pelan. Langkah mundurku terhenti saat aku berada di ujung tembok. Mas Farus terus melangkah sangat pelan, hingga wajahku dan wajahnya hanya berjarak satu senti saja. Aku dapat merasakan embusan napasnya, bahkan harum tubuhnya menusuk hidungku. Sangat kentara.
Kesempatan itu tidak dilewatkan sedikit pun olehnya. Mas Farus perlahan mengecup bibirku dengan lembut. Hanya beberapa detik saja kemudian melepasku.
"Jaga dirimu. Aku harus menemani para dokter magang. Jangan khawatir. Febri akan ikut denganku," ucapnya lembut tepat di telingaku kemudian bergegas masuk ke dalam kamar kami.
Entah apa yang ada di dalam pikiranku, saat suamiku yang sangat sempurna itu mencium bibir ini. Walaupun itu sangat cepat, aku selalu terhipnotis pesonanya. Tapi, ini sangat aneh. Tidak biasanya dia akan melakukan tugas selama itu. Selama dua belas tahun pernikahan, baru kali ini Mas Farus akan meninggalkanku selama ini.
"Dokter magangnya ... ada gadisnya tidak?" ucapku bercanda. Aku menyusulnya di dalam kamar. Oh Tuhan! Bagaimana bisa aku menolak tubuh kekar itu di hadapanku? Kedua mata ini dipenuhi pandangan ketampanannya. Farus Abraham adalah dokter spesialis kandungan tertampan yang pernah aku lihat.
"Ngapain sih, lihatin gitu?" ucapnya pelan sambil terkekeh.
"Aku gak nyangka ternyata suamiku sangat tampan. Hmm, pasti para dokter magang itu akan terpesona sama kamu, Mas."
"Ah, kamu berburuk sangka saja ama aku, Maya. Dengerin aku ya, kamu boleh merasa curiga sama aku. Tapi, Mas akan menjaga hubungan pernikahan kita dengan sangat baik. Lagi pula, aku kan sama Febri. Mana mungkin mau macam-macam."
Febri adalah adik kandung suamiku. Dia dokter spesialis penyakit dalam. Mereka berdua sangat pintar, dan bersekolah karena mendapat beasiswa. Hatiku masih cemas. Melepaskan suamiku seperti itu. Tapi, aku harus menerimanya. Ini pekerjaan penting untuknya.
"Kamu itu mikir apa sih?" Mas Farus mendadak memelukku. Rasanya sangat hangat. Aku memang tidak boleh berpikiran buruk.
"Mas mau pakai baju. Sudah, jangan mikir macam-macam," ucapnya sekali lagi meyakinkan aku. Dengan tersenyum aku memandangnya. Hingga lamunanku teralihkan pada getaran ponselnya.
"Mas, ada yang telefon," teriakku pelan.
Terburu-buru aku mengambil ponsel itu di saku jaket kesayangan Mas Farus. Aku segera melihat siapa yang menghubunginya malam-malam begini. Tidak ada nama, dan hanya nomor tidak dikenal. Entah kenapa, aku merasa tidak asing dengan dua nomor di belakang. Seperti nomor milik ...
"Maya!"
"Ah, Mas. Kamu ini mengejutkan aku saja."
Mas Farus merebut ponsel itu dari genggamanku. Dia sejenak memandang ponsel itu, kemudian menutupnya.
"Abaikan saja," ucapnya kemudian meletakkan ponsel itu kembali di saku jaketnya. Mendadak, dia menarikku ke ranjang. Memandangku dengan tersenyum tampan.
"Sebelum pergi, aku mau jatah," bisiknya. Kemudian dia menjamah seluruh tubuhku. Malam terjadi sangat panas. Kami berdua akhirnya terlelap setelah melampiaskan hasrat masing-masing.
**
Pagi datang dengan cepat. Seperti biasanya, aku menyiapkan sarapan. Kedua anak kembar kami bernama Ema dan Ana, selalu saja bersemangat tiap hari. Mereka duduk di bangku SMP.
"Kalian jaga Bunda, ya. Ayah akan pergi satu minggu," ucap Mas Farus. Dia berdiri, mengecup kening kedua anakku yang hanya terdiam menatapnya.
"Ke mana, Yah?" tanya Ema kembar pertama. "Tidak biasanya Ayah pergi selama itu," lanjutnya sambil melirikku.
"Sudahlah, itu adalah pekerjaan penting Ayah kalian. Lagi pula, Ayah pergi dengan Paman Febri. Ayo, segera habiskan sarapan kalian. Nanti kalian terlambat," balasku sambil tersenyum.
"Ucapan ibumu benar. Kalian, belajar yang rajin. Baiklah, Ayah pergi dulu," balas Mas Farus, kemudian memeluk anaknya satu persatu.
Kami melepas kepergian Mas Farus dengan cemas. Ah, apa yang aku pikirkan. Selama ini pernikahan kami baik-baik saja. Bahkan, nyaris sempurna. Tidak perlu mencemaskan apa pun.
"Bunda, kami pergi." Ana memelukku, bergantian dengan Ema. Mereka menuju mobil penjemput. Dengan memaksa senyuman, mereka melambai kepadaku. Aku paham. Mereka pasti juga merasakan hal yang sama denganku.
"Maya!"
Seseorang memanggilku dari luar pagar rumah, keluar dari taxi. Dia berlari menghampiriku. Tentu saja dia Melisa. Sahabatku yang baru saja datang dari Singapura. Aku sangat merindukannya. Dia selalu bersamaku sejak sekolah.
"Ah, kau datang?" ucapku terkejut.
"Kau bercanda, kan?" balasnya sambil menggelengkan kepala. "Seperti melihat hantu saja. Hei, aku ini memang datang," lanjutnya sambil bersedekap.
"Hahaha. Apa wajahku terlihat bercanda? Tentu saja aku terkejut. Sudah lama sekali kau tidak mengunjungiku. Ayo, masuk."
Kami masih saling melempar senyuman. Melisa tidak hentinya menatap semua sudut rumahku. Padahal, dia sangat kaya. Keluarganya pengusaha sukses.
"Rumahmu lebih bagus. Ngapain lihat gitu?" ucapku sambil menyodorkan secangkir teh hangat yang sudah disiapkan di atas meja oleh Mbok Sri. Pelayan yang sudah bekerja di rumahku sejak kembar lahir.
"Kamu beruntung. Suamimu tampan, rumahmu bagus, punya anak kembar. Apalagi ... kau sangat hebat. Pengacara sukses dan berprestasi."
"Untuk apa memuji aku. Kau sendiri, kapan menikah?" balasku sambil menepuk pundak kanannya.
"Aku sudah meni--"
PRANG!
Suara nyaring datang di ruang kerja Mas Farus. Aku segera ke sana. Apa yang terjadi? Semoga saja tidak ada hal serius.
"Mbok, kenapa?" tanyaku sambil melotot. Mbok ternyata memecahkan vas bunga. Hah, untung saja dia tidak terluka. Aku segera membantunya. Tapi, apa itu? Selembar foto seorang wanita muda di bawah meja. Dengan cepat aku mengambilnya. Aku tidak percaya. Kenapa gambar wanita muda dengan busana seksi bisa ada di selipan buku Mas Farus?
"Tidak seharusnya seorang dokter berpakaian terbuka seperti itu. Ih, menyebalkan," sela Melisa. Dia merebut foto itu dan menatapnya sambil menggeleng.
"Itu mungkin pegawai magang. Lihatlah. Di atas ada nama dan keterangannya," balasku. Sebenarnya hatiku benar-benar tidak karuan. Sumpah! Aku sangat terkejut. Tapi, tidak mungkin aku membuka aib suamiku. Siapa tahu, ini hanya kebetulan saja.
"Melisa, kau tadi mau mengatakan apa? Hmm, aku mendengar kau akan mengatakan sesuatu." Aku merebut foto itu dan memasukkannya ke kantong kemejaku. Aku berusaha mengalihkan perhatian Melisa.
"Ah, yang tadi?" ucapnya sedikit tertawa.
"Iya, aku sebenarnya sudah meni--"
Suara ponselku membuat Melisa tidak menyelesaikan perkataannya lagi. Aku tersenyum, dan segera mengangkatnya. Hatiku benar-benar lega. Febri menghubungiku. Pasti dia akan mengatakan keadaan Mas Farus. Aku harus segera mengangkatnya.
"Febri, bagaimana kabar Mas Farus? Apa kalian sudah sampai?" tanyaku dengan bersemangat.
"Mbak, aku mau memberikan titipan Ibu. Minuman kesehatan yang biasa Ibu racik sendiri. Mbak ada di rumah, kan?"
Aku semakin bingung. Bukankah seharusnya Febri bersama Mas Farus? Tapi, kenapa dia malah akan ke rumah?
"Loh, kamu tidak sama Mas Farus?" tanyaku memastikan.
"Hari ini aku ambil cuti, Mbak. Aku segera antar ke rumah ya, Mbak?"
"Febri, tunggu!" Aku mencegah Febri menutup ponsel. Aku semakin tidak mengerti. Ada apa ini?
"Feb, kamu tidak menemani dokter magang bersama Mas Farus?" tanyaku sekali lagi. Hatiku benar-benar sangat berdebar.
"Apa? Tidak ada tugas seperti itu, Mbak. Sudah ya, Mbak. Aku pergi dulu."
Deg!
'Jadi ... sebenarnya ke mana Mas Farus? Apakah dia berbohong?'
Tanpa sengaja Ana bertukar jiwa dengan sang ibu, hingga membuat kehidupan mereka berubah drastis! Dari mengetahui bahwa ayah kandungnya adalah lelaki super tajir pewaris utama bangsawan keraton yang sudah membuat kehidupannya hancur, sampai rahasia kelahirannya! Kini, hanya satu tekad Ana, yakni menyatukan orang tuanya yang sangat berbeda bagai langit dan bumi! Tapi, apakah semua smudah pikiran Ana?
Haris dan Lidya sedang berada di ranjang tempat mereka akan menghabiskan sisa malam ini. Tubuh mereka sudah telanjang, tak berbalut apapun. Lidya berbaring pasrah dengan kedua kaki terbuka lebar. Kepala Haris berada disana, sedang dengan rakusnya menciumi dan menjilati selangkangan Lidya, yang bibir vaginanya kini sudah sangat becek. Lidah Haris terus menyapu bibir itu, dan sesekali menyentil biji kecil yang membuat Lidya menggelinjang tak karuan. “Sayaaang, aku keluar laghiiii…” Tubuh Lidya mengejang hebat, orgasme kedua yang dia dapatkan dari mulut Haris malam ini. Tubuhnya langsung melemas, tapi bibirnya tersenyum, tanda senang dan puas dengan apa yang dilakukan Haris. Harispun tersenyum, berhasil memuaskan teman tapi mesumnya itu. “Lanjut yank?”
"Tolong hisap ASI saya pak, saya tidak kuat lagi!" Pinta Jenara Atmisly kala seragamnya basah karena air susunya keluar. •••• Jenara Atmisly, siswi dengan prestasi tinggi yang memiliki sedikit gangguan karena kelebihan hormon galaktorea. Ia bisa mengeluarkan ASI meski belum menikah apalagi memiliki seorang bayi. Namun dengan ketidaksengajaan yang terjadi di ruang guru, menimbulkan cinta rumit antara dirinya dengan gurunya.
Setelah memutuskan hubungan dengan keluarganya yang terjerat kasus korupsi, Magnus bekerja pada keluarga Montgomery, sebuah perusahaan lokomotif terbesar di dunia. Dan dia harus menikah dengan Cressa, putri bungsu Montgomery yang pemarah. Bersama, Magnus dan Cressa punya tujuan masing-masing dalam pernikahan itu. Namun, perlahan-lahan Cressa mengungkap jati diri Magnus yang sebenarnya. Magnus bukan anak koruptor semata, lalu siapa sebenarnya dia?
Novel ini berisi kompilasi beberapa cerpen dewasa terdiri dari berbagai pengalaman percintaan penuh gairah dari beberapa karakter yang memiliki latar belakang profesi yan berbeda-beda serta berbagai kejadian yang dialami oleh masing-masing tokoh utama dimana para tokoh utama tersebut memiliki pengalaman bercinta dengan pasangannya yang bisa membikin para pembaca akan terhanyut. Berbagai konflik dan perseteruan juga kan tersaji dengan seru di setiap cerpen yang dimunculkan di beberapa adegan baik yang bersumber dari tokoh protagonis maupun antagonis diharapkan mampu menghibur para pembaca sekalian. Semua cerpen dewasa yang ada pada novel kompilasi cerpen dewasa ini sangat menarik untuk disimak dan diikuti jalan ceritanya sehingga menambah wawasan kehidupan percintaan diantara insan pecinta dan mungkin saja bisa diambil manfaatnya agar para pembaca bisa mengambil hikmah dari setiap kisah yan ada di dalam novel ini. Selamat membaca dan selamat menikmati!
Cerita Khusus Dewasa... Banyak sekali adegan panas di konten ini. Mohon Bijak dalam Membaca. Basah, Tegang, bukan Tanggung Jawab Autor. Menceritakan seorang pria tampan, bekerja sebagai sopir, hingga akhirnya, seorang majikan dan anaknya terlibat perang diatas ranjang.
Firhan Ardana, pemuda 24 tahun yang sedang berjuang meniti karier, kembali ke kota masa kecilnya untuk memulai babak baru sebagai anak magang. Tapi langkahnya tertahan ketika sebuah undangan reuni SMP memaksa dia bertemu kembali dengan masa lalu yang pernah membuatnya merasa kecil. Di tengah acara reuni yang tampak biasa, Firhan tak menyangka akan terjebak dalam pusaran hasrat yang membara. Ada Puspita, cinta monyet yang kini terlihat lebih memesona dengan aura misteriusnya. Lalu Meilani, sahabat Puspita yang selalu bicara blak-blakan, tapi diam-diam menyimpan daya tarik yang tak bisa diabaikan. Dan Azaliya, primadona sekolah yang kini hadir dengan pesona luar biasa, membawa aroma bahaya dan godaan tak terbantahkan. Semakin jauh Firhan melangkah, semakin sulit baginya membedakan antara cinta sejati dan nafsu yang liar. Gairah meluap dalam setiap pertemuan. Batas-batas moral perlahan kabur, membuat Firhan bertanya-tanya: apakah ia mengendalikan situasi ini, atau justru dikendalikan oleh api di dalam dirinya? "Hasrat Liar Darah Muda" bukan sekadar cerita cinta biasa. Ini adalah kisah tentang keinginan, kesalahan, dan keputusan yang membakar, di mana setiap sentuhan dan tatapan menyimpan rahasia yang siap meledak kapan saja. Apa jadinya ketika darah muda tak lagi mengenal batas?