/0/16833/coverbig.jpg?v=9275bff56f375b35f68dd3f287abd01f)
Karena sang kekasih kabur di hari pernikahan, membuat mempelai wanita Satya harus diganti untuk menyelamatkan wajah keluarganya dari rasa malu. Arabella Sky yang baru saja menyelesaikan studi strata satunya tiba-tiba saja dipaksa setuju untuk menikahi anak dari sahabat orang tuanya sebagai bentuk balas budi. Pernikahan tanpa berlandaskan cinta tentu saja tidak akan berjalan mudah. Terlebih lagi saat mantan kekasih dari Satya tiba-tiba saja datang kembali untuk merusak rumah tangga keduanya. Apa yang akan terjadi selanjutnya dengan pernikahan Bella dan Satya? Apakah Satya akan lebih memilih kembali dengan mantan kekasihnya atau tetap setia atas sumpah janjinya kepada Bella? Lalu bagaimana dengan mantan kekasih Bella yang juga masih mengejar-ngejar cinta Bella. Apakah mereka akan kembali ke mantan mereka atau justru membuat pernikahan antara dirinya dan Satya nyata dan bahagia.
"Kau harus menikah!"
Adalah kalimat yang paling tidak ingin Bella dengar dalam waktu dekat ini. Terlebih lagi baru beberapa hari yang lalu dia baru saja tertawa bahagia sambil melempar toga kelulusan S1 nya di udara.
Kemarin Bella bahkan baru saja selesai mengurus berkas untuk beasiswa S2 nya ke luar negeri. Baginya pendidikan adalah nomor satu dari segalanya, namun mendengar permintaan tersebut membuatnya kaget bukan kepalang.
"Menikah?" Bella menatap wajah ayahnya dengan kening berkerut dan sedikit tidak percaya.
"Iya, kau harus menikah dengan anak om Dirga, Nak," ucap ayahnya yang seketika membuat kepala Bella seketika mendadak pening.
Bagaimana mungkin dengan anak om Dirga, padahal setahunya putranya hanya satu dan akan menikah hari ini juga?
Lalu kenapa tiba-tiba dia diminta untuk menikah dengan seseorang yang akan menikah dengan kekasihnya sendiri? Aneh sekali, bukan?
Bella ingat betul bahwa hari ini dia diminta untuk turut serta menghadiri pernikahan dari keluarga Dirga Haryono, yang diketahuinya adalah sahabat dekat dari ayah dan ibunya. Putra tunggalnya akan menikah hari ini dengan kekasihnya sendiri, lalu kenapa tiba-tiba ia diminta menjadi mempelai wanitanya?
Sebenarnya apa yang terjadi?
Bella tentu kenal dengan anak tunggal dari salah satu pengusaha tersukses di negara ini, Prasetya Haryono. Lelaki super menyebalkan yang selalu menjahilinya semasa sekolah dulu. Pria yang sempat berada di kelas yang sama dengannya, sekaligus sumber mimpi buruknya.
Setya suka sekali membullynya dan selalu mengejeknya gendut dan pendek. Mengatainya jelek dengan wajah berjerawat. Pokoknya orang yang dulu selalu menganggap fisik Bella adalah sebuah lelucon.
Tetapi itu dulu ... dulu sekali. Karena beberapa tahun terakhir ini ia tidak pernah lagi berjumpa dengan lelaki tengil itu, setahunya Setya menempuh pendidikan di luar negeri dan jarang pulang ke Indonesia.
Bella tidak pernah merekam hal baik dari seorang Prasetya selama sekelas dengannya, dan pria yang ada di kepala Bella hanya ada kata menyebalkan dan sangat jahat itu justru akan menikah dengannya. Bagaimana mungkin?
"Tetapi, Ayah. Kita datang untuk menghadiri pernikahan, lalu bagaimana mungkin tiba-tiba aku yang harus jadi mempelainya? Ini tidak masuk akal."
Pria paruh baya itu menatap Bella penuh perhatian. "Calon istri Setya kabur, Nak. Wanita itu tidak datang ke pernikahan dan tiba-tiba membatalkan begitu saja. Keluarga Haryono bisa malu kalau Setya tidak jadi menikah hari ini sedangkan tamu-tamu sudah berdatangan."
Kedua bola mata Bella seketika membelalak tidak percaya mendengar perkataan dari orang yang sangat dihormatinya itu. Seketika amarah menggelegak mengetahui alasan dibalik dirinya harus menikah dengan pria yang sangat tidak disukainya itu.
"Jadi maksud Ayah, aku harus berkorban dan menyelamatkan keluarga Haryono dari rasa malu? Begitu?" Bella menggeleng-gelengkan kepalanya dengan air mata yang berkumpul di pelupuk matanya dan siap tumpah. "Kenapa Ayah tega sekali mengorbankan kebahagiaan putrimu ini dengan semua ini? Kenapa harus aku, Ayah?"
Rasa bersalah begitu tampak dari raut wajah itu, Bella sampai tak tega melihatnya. Tetapi tetap saja, semua ini tidak bisa dibenarkan. Bagaimana mungkin dia yang harus dikorbankan dari semua kekacauan ini?
"Ayah minta maaf kalau harus mengikutsertakan dirimu, Sayang. Tetapi kamu harus tahu bagaimana baiknya keluarga Haryono kepada keluarga kita. Aku rasa sudah saatnya kita membalas budi, Sayang."
"Tetapi, Ayah ...."
Ayah Bella dengan cepat kembali mendekat dan menggenggam kedua tangan putri semata wayangnya itu saat Bella kembali mencoba melayangkan protes.
Lelaki paruh baya itu lalu menatap Bella dengan penuh kasih sayang seperti yang selalu dia lakukan ketika putrinya mulai merengek dan menolak sesuatu. Di samping itu, ia tidak mungkin membuat putrinya kecewa, oleh karena itu ia harus menyakinkannya lebih hati-hati.
Bella tahu betul, pria yang sedang berada di hadapannya adalah orang yang selalu rela memberikan segala yang terbaik yang dia bisa untuk membuatnya bahagia. Jadi seharusnya sebagai anak, Bella bisa membalasnya. Tetapi menikah adalah sesuatu yang sulit untuk Bella terima begitu saja, terlebih lagi dengan alasan tidak masuk akalnya.
"Sayang, Ayah tidak mungkin menyakitimu. Kamu tahu itu 'kan?"
Bella menatap mata ayahnya, cukup lama hanya untuk menemukan mata hitam itu memerah karena menahan tangis. Ayahnya tidak berbicara apa pun lagi, tetapi Bella tahu bahwa ada keinginan yang besar dari sana. Keinginan agar Bella bisa mengabulkan segala yang lelaki berusia empat puluh lima tahun itu inginkan.
Kemudian, tatapan Bella beralih menatap wajah ibunya yang berdiri di belakang ayahnya. Wanita itu tidak pernah melontarkan satu kalimat pun di sepanjang obrolan ini. Hanya berulang kali meneteskan air mata, meskipun tangisan tersebut tanpa suara.
Pemandangan itu cukup untuk membuat hati Bella bagai telah tersayat sebilah pedang yang tajam. Seumur hidupnya dia tidak pernah membuat kedua orang tuanya terlihat begitu terluka seperti hari ini.
"Ibu, apakah sudah saatnya aku harus menikah?"
Entah kenapa Bella perlu persetujuan dari perempuan yang sudah melahirkan dan menyayanginya dengan sedemikian rupa. Bella hanya ingin mendengar pendapat dari ibunya yang sejak tadi hanya diam dan menjadi pengamat di antara dirinya dan ayahnya.
Namun, sesuatu yang tidak disangka-sangka oleh Bella terjadi, seketika ibunya maju dan memeluknya dengan begitu erat. Tangisannya semakin keras yang membuat air mata yang sejak tadi Bella tahan pecah sudah. Kemudian tangannya terulur membalas pelukan yang begitu hangat.
"Aku selalu mengharapkan kebahagiaan dan kebaikan selalu menyertaimu, Sayang. Dan pernikahan ini adalah jalan menuju kebahagiaan. Ibu tahu, kamu belum siap untuk menikah sekarang, tetapi aku percaya Setya bisa menjadi suami yang baik untukmu."
Mendengar perkataan dari ibunya, air mata Bella semakin menderas. Lama ia bertahan dalam posisi memeluk ibunya dan mencerna segalanya.
Setelah itu, perlahan ia melepaskan pelukannya dan kembali menatap ayah dan ibunya secara bergantian.
"Apakah pernikahan ini cukup untuk menebus semua perasaan utang budi Ayah dan ibu pada keluarga mereka? Apa ayah dan ibu akan bahagia setelah ini?"
Anggukan itu terlihat samar, tetapi Bella dapat menangkap gerakan itu dengan baik. Itulah keputusan akhir dari kedua orang tuanya. Bella harus menerima pernikahan ini!
"Kamu tahu seberapa banyak bantuan yang sudah keluarga mereka berikan kepada keluarga kita, Nak. Bahkan mungkin dengan nyawa sekalipun, ayah tidak akan pernah bisa membalas budi baik mereka," ucap ayah Bella sekali lagi pada putrinya.
Sekali lagi ibu tercintanya itu mendekat, lalu mengusap lembut pipi dingin putrinya.
"Jika bukan karena keluarga Haryono, mungkin hari ini kamu hanya bisa melihat foto kami sebagai kenangan. Kita mungkin tidak akan bersama seperti saat ini. Kita tidak hanya berhutang materi kepada mereka, Sayang. Tetapi juga nyawa."
"Lagi pula, Setya adalah pria yang baik. Dan cinta bisa datang kapan dan di mana saja. Kamu hanya harus percaya bahwa pernikahan ini akan membawa kebaikan dan kebahagiaan, Sayang."
Bella memandang keluar jendela. Hari itu tak ada hujan atau lahir abu-abu. Angin juga bertiup sangat tenang, tetapi entah kenapa ia merasa ada badai yang saat ini tengah menghancurkan kehidupannya.
Semua yang diawali dengan terburu-buru pasti akan berakhir buruk. Begitupun yang terjadi dalam pernikahan yang dilakoni oleh Alan dan Salsabila. Pernikahan tanpa visi misi membuatnya sulit untuk mempertahankan pernikahan keduanya. Bukan cuma mengenai balas budi, tetapi juga sebagai anak yang sudah habis masa bebasnya. Ketika keduanya memilih tinggal bersama dalam ikatan pernikahan, semuanya hambar karena mereka hanya hidup sekedar bersama. Pertanyaannya, apakah harus diteruskan atau tetap dibiarkan? Hancur dengan sendirinya.
Emilio Jingga Wesley. Mendedikasikan hidupnya hanya untuk seorang wanita, bahkan mengabaikan hatinya. Sehingga berujung kekecewaan untuk para wanita yang mendekatinya karena tidak bisa berkomitmen. Floransia Calla. Gadis ceria, namun itu semua hanyalah kamusflase untuk menutupi ketakutan akibat trauma masa lalu. Introvert dan hanya mempercayai sahabatnya, Gaga. Nathaniel Parker. Pria dingin dan sombong, playboy dan suka bergonta-ganti pasangan tidur tapi dalam hatinya hanya ada satu orang wanita. Xeraina Agatha. Punya masa lalu kelam dalam hal percintaan, sehingga membuatnya tidak percaya cinta dan ikatan pernikahan.
Setelah menghabiskan malam dengan orang asing, Bella hamil. Dia tidak tahu siapa ayah dari anak itu hingga akhirnya dia melahirkan bayi dalam keadaan meninggal Di bawah intrik ibu dan saudara perempuannya, Bella dikirim ke rumah sakit jiwa. Lima tahun kemudian, adik perempuannya akan menikah dengan Tuan Muda dari keluarga terkenal dikota itu. Rumor yang beredar Pada hari dia lahir, dokter mendiagnosisnya bahwa dia tidak akan hidup lebih dari dua puluh tahun. Ibunya tidak tahan melihat Adiknya menikah dengan orang seperti itu dan memikirkan Bella, yang masih dikurung di rumah sakit jiwa. Dalam semalam, Bella dibawa keluar dari rumah sakit untuk menggantikan Shella dalam pernikahannya. Saat itu, skema melawannya hanya berhasil karena kombinasi faktor yang aneh, menyebabkan dia menderita. Dia akan kembali pada mereka semua! Semua orang mengira bahwa tindakannya berasal dari mentalitas pecundang dan penyakit mental yang dia derita, tetapi sedikit yang mereka tahu bahwa pernikahan ini akan menjadi pijakan yang kuat untuknya seperti Mars yang menabrak Bumi! Memanfaatkan keterampilannya yang brilian dalam bidang seni pengobatan, Bella Setiap orang yang menghinanya memakan kata-kata mereka sendiri. Dalam sekejap mata, identitasnya mengejutkan dunia saat masing-masing dari mereka terungkap. Ternyata dia cukup berharga untuk menyaingi suatu negara! "Jangan Berharap aku akan menceraikanmu" Axelthon merobek surat perjanjian yang diberikan Bella malam itu. "Tenang Suamiku, Aku masih menyimpan Salinan nya" Diterbitkan di platform lain juga dengan judul berbeda.
Rumornya, Laskar menikah dengan wanita tidak menarik yang tidak memiliki latar belakang apa pun. Selama tiga tahun mereka bersama, dia tetap bersikap dingin dan menjauhi Bella, yang bertahan dalam diam. Cintanya pada Laskar memaksanya untuk mengorbankan harga diri dan mimpinya. Ketika cinta sejati Laskar muncul kembali, Bella menyadari bahwa pernikahan mereka sejak awal hanyalah tipuan, sebuah taktik untuk menyelamatkan nyawa wanita lain. Dia menandatangani surat perjanjian perceraian dan pergi. Tiga tahun kemudian, Bella kembali sebagai ahli bedah dan maestro piano. Merasa menyesal, Laskar mengejarnya di tengah hujan dan memeluknya dengan erat. "Kamu milikku, Bella."
Seorang gadis SMA bernama Nada dipaksa untuk menyusui pria lumpuh bernama Daffa. Dengan begitu, maka hidup Nada dan neneknya bisa jadi lebih baik. Nada terus menyusui Daffa hingga pria itu sembuh. Namun saat Nada hendak pergi, Daffa tak ingin melepasnya karena ternyata Daffa sudah kecanduan susu Nada. Bagaimana kelanjutan kisahnya?
Wanita bertubuh ideal tidak terlalu tinggi, badan padat terisi agak menonjol ke depan istilah kata postur Shopie itu bungkuk udang. Menjadi ciri khas bahwa memiliki gelora asmara menggebu-gebu jika saat memadu kasih dengan pasangannya. Membalikkan badan hendak melangkah ke arah pintu, perlahan berjalan sampai ke bibir pintu. Lalu tiba-tiba ada tangan meraih pundak agak kasar. Tangan itu mendorong tubuh Sophia hingga bagian depan tubuh hangat menempel di dinding samping pintu kamar. "Aahh!" Mulutnya langsung di sumpal...
Chelsea mengabdikan tiga tahun hidupnya untuk pacarnya, tetapi semuanya sia-sia. Dia melihatnya hanya sebagai gadis desa dan meninggalkannya di altar untuk bersama cinta sejatinya. Setelah ditinggalkan, Chelsea mendapatkan kembali identitasnya sebagai cucu dari orang terkaya di kota itu, mewarisi kekayaan triliunan rupiah, dan akhirnya naik ke puncak. Namun kesuksesannya mengundang rasa iri orang lain, dan orang-orang terus-menerus berusaha menjatuhkannya. Saat dia menangani pembuat onar ini satu per satu, Nicholas, yang terkenal karena kekejamannya, berdiri dan menyemangati dia. "Bagus sekali, Sayang!"
Hari itu adalah hari yang besar bagi Camila. Dia sudah tidak sabar untuk menikah dengan suaminya yang tampan. Sayangnya, sang suami tidak menghadiri upacara tersebut. Dengan demikian, dia menjadi bahan tertawaan di mata para tamu. Dengan penuh kemarahan, dia pergi dan tidur dengan seorang pria asing malam itu. Dia pikir itu hanya cinta satu malam. Namun yang mengejutkannya, pria itu menolak untuk melepaskannya. Dia mencoba memenangkan hatinya, seolah-olah dia sangat mencintainya. Camila tidak tahu harus berbuat apa. Haruskah dia memberinya kesempatan? Atau mengabaikannya begitu saja?