Unduh Aplikasi panas
Beranda / Romantis / Self Satisfaction
Self Satisfaction

Self Satisfaction

5.0
34 Bab
1.2K Penayangan
Baca Sekarang

"Ahh, Yang... lebih keras lagi aku sangat menyukainya.. ahh," pekik Luna diiringi cair orgasme keluar seperti kencing. "Yang, aku udah nggak tahan, keluar di dalam aja, ya?" pinta Gian sudah mencapai di titik klimaksnya. Mata Luna yang terlena akan nafsu bercampur gelisah. "Tapi... Yang, aku takut," cicit Luna yang mendapatkan hentakan kasar dari Gian sontak terdengar erangan seksi nan merdu dari bibir Luna. "Aku tanggung jawab, Yang......," ujar Gian sudah tidak tahan. Ucapan itu sontak membuatnya tenggelam dalam lautan nafsu dan hasutan setan. Luna tanpa sadar mengangguk pelan seraya melingkarkan kakinya di pinggul Gian. "Keluarkan saja, Yang di dalam sana," jawab Luna pasrah memerah seperti mawar. "Makasih, Yang," ujar Gian seraya menghentak sekali lagi dan langsung mengeluarkan cairan itu di dalam sana. "Sama-sama, Yang," balas Luna yang merasakan kecupan Gian mendarat di keningnya. "Sial, sebentar aku harus minum pil," batin Luna gelisah. Dengan begitu, ia dapat mencegah kehamilannya, akibat Gian mengeluarkan cairan itu ke dalam rahimnya.

Konten

Bab 1 Penyelamat

"Jangan lompat, kumohon!" teriaknya, tak memberikan cela untuk Damar terlepas dari dekapannya.

"Siapa kamu?! Lepas! Lepaskan aku! Biarkan aku mati! Biarkan aku matii!!" Damar berontak dalam pelukan erat wanita yang mengenakan blazer dan cardigan itu. Sementara si wanita menggelengkan kepalanya dengan kuat bertanda isyarat membantah perintah Damar.

"Siapa aku, itu gak penting. Tapi sebagai manusia, aku merasa tidak tega membiarkan kamu mati sia-sia di jurang itu." Bersuara lembut membuat siapa pun yang mendengar dapat merasakan ketulusan wanita itu.

Kendaraan yang lewat sudah terhitung jari. Apalagi daerah itu curam berliku, berhiaskan tebing dan jurang serta penerangan jalan sangat minim.

"Apa peduli mu Hah?! Aku saja sudah menyerah dengan hidupku sendiri," bentak Damar kemudian diakhiri dengan suara lirih diujung kalimatnya.

"Seperti kataku, aku tidak tega melihat manusia mati konyol, apalagi kamu mati di depan mataku." Kalimat yang terdengar tajam namun bernada candaan. Dia yakin bahwa lelaki yang dipelukannya ini pasti sedang memasang raut putus asa, jelas sekali dari nada suaranya.

"Lepas! Aku tidak butuh belas kasihanmu!" Wajah Damar berubah semakin masam mendengar ucapan itu.

"Aku tidak akan melepaskan mu!" Pelukan yang semakin erat dan terlihat wanita itu masih bersikeras pada keputusannya.

"Lepaaass!!" Damar menjerit sekali berharap wanita itu mau melepaskannya. Namun jeritan demi jeritan yang terus- menerus sampai akhirnya kelelahan sendiri lantas menangis. Perempuan itu mendekap kepala Damar penuh iba.

"Namaku Luna. Aku bukan pendeta atau pun biksu. Hanya wanita suka pergi clubbing, minum alkohol dan melakukan hal maksiat lainnya. Tapi aku tahu bahwa bunuh diri itu sangat dibenci oleh Tuhan kita. Bukan menyelesaikan masalah, tapi malah sebaliknya. menurut legenda konon, Katanya rohnya nggak akan terima oleh langit dan bumi. Jadi hantu penasaran." Nada yang diselingi candaan saat memperkenalkan dirinya untuk me cairkan suasana sembari memberi nasihat. Namun hal itu malah terdengar seperti lelucon ditelinga Damar.

Raut wajah Damar nampak acuh tak acuh. "Lepaskan aku, kumohon ...!" serak pelan suaranya.

"Aku tidak akan melepas mu sebelum kamu berjanji untuk berubah pikiran." Luna menegaskan setiap kalimat yang meluncur dari mulutnya.

"Ya. Aku tidak akan bunuh diri malam ini. Tapi tidak tau kalau besok malam." Damar menyahut lelah, sembari tersenyum getir.

Luna menangkap ucapan Damar sontak tersentak tak percaya. "Jika begitu, mari kita seperti ini saja, sampai besok malam aku akan terus memelukmu di sini." Mungkin itu terdengar gurauan bagi Damar. Akan tetapi, Luna sebenarnya tidak main-main dengan perkataannya.

"Apa kau sudah kehilangan akal sehatmu!" Damar tengadah menatap tajam wajah Luna yang ternyata terlihat seperti seorang wanita blasteran Sunda.

Tanpa Luna sadari jari jemari miliknya menyapu lembut tepi wajah Damar yang halus. "Biar kita sama-sama gila." Dia lantas tersenyum tipis.

Damar tertegun sejenak merasa kelembutan yang diberikan Luna padanya seolah perasaan sama ketika bersama mendiang calon istrinya. Kemudian ia tertunduk dan menangis lagi di dalam dekapan Luna.

Sejak malam itu, Damar dan Luna menjadi dekat, apalagi setelah Damar dipindahkan tugaskan dari Tarout ke Madano untuk mengisi jabatan CEO di PT Setosa. Hingga akhirnya di satu hari, keduanya sepakat mengikat cinta dan janji saling setia. Bahkan Damar telah melamar Luna. Pernikahan mereka digelar dua bulan kemudian sejak pertemuan itu.

***

Jumat siang selepas sholat Jumat. Seorang pria berusia dua puluh empat tahun duduk di singgasana-nya. Di lantai tertinggi PT Setosa, ruang kerjanya berada, dari luar jendela terlihat pemandangan kota Minahasa yang padat dan mulai didominasi gedung-gedung pencakar langit. Pria itu mengenakan vest dengan kemeja polos dilengkapi dengan dasi. Di atas mejanya yang terbuat dari kayu jati tertera sebuah papan nama kecil bertuliskan Damar Malik.

Arnol, sekretarisnya, menyodorkan sebuah map hijau yang berisi surat persetujuan dari Damar yang baru dibuat untuk menjadi sponsor dalam sebuah projek baru yang akan digelar megah di Hotel Minahasa Manado.

Damar membubuhkan tanda tangan dengan cepat. "Hari ini jadwal saya apa saja?" tanya Damar seraya menyodorkan map itu pada Arnol.

Arnol membuka Note dalam tabletnya. "Nanti sore jam tiga, ada meeting dengan salah satu CEO yang merupakan calon investor dari PT Indara."

"Oke. Untuk jadwal minggu depan, ingat kamu atur ulang semuanya!"

Arnol manggut-manggut paham. Kemudian pamit keluar dari ruang pimpinan. Damar kembali sibuk berkutat dengan puluhan berkas yang harus dievaluasi. Jarum jam pun seakan-akan bergerak dengan cepat sehingga tak terasa sudah menunjukan jam pulang.

*****

Minggu selanjutnya. Siang menjelang dhuzur, di sebuah kafe romantis dengan langit-langit kayu tinggi dan desain semi-terbuka mereka masuki. Bila Damar berceloteh dengan kekonyolan rekannya ketika masih bertugas di Tarout, maka Luna berceloteh tentang persahabatan di masa kecilnya.

"Dia kerja di mana selain jadi pemain band kafe?" tanya Damar. Kemudian ia meneguk nutello chocolate yang tinggal separuh, sedangkan Luna memakan snack.

"Cuma jadi OB gitu."

"Ohh... Gajinya lumayan, lah," kata Damar, sambil menggerakkan gelas yang ada di genggamannya.

"Aku sudah menawari dia untuk ikut kerja di bangkelku dan mau kukasih gaji lima juta, tapi dia nggak mau. Alasannya nggak bisa servis gituan. Tapi suatu saat nanti, aku harus bisa membuat dia gabung denganku. Asyik orangnya, Ulet kerjanya." Luna menyedot taro milk tea-nya

Damar hanya diam, tak berkomentar. Ia mengangguk. Lalu menanggapi calon istirnya. "Ya, setiap orang punya pilihan masing-masing."

"Iya aku juga tau. Tapi... yaudalah."

Damar tertawa melihat mimik lucu Luna.

"Besok aku ke Jakarta. Ada peresmian proyek baru."

"Lama nggak?"

"Nggak. Kamis malam juga udah di Manado. Mau titip oleh-oleh nggak?"

"Mau dong, Apa saja deh! Asal jangan kamu bawa oleh-oleh perempuan baru sepulang dari sana." Luna sedikit mencibir.

"Nggak, lah. Ngawur kamu."

Luna melirik jenaka. "Bisa jadi."

Damar tersenyum geli seraya mengusap kepala Luna lembut dengan sayang. "Tunggu disini, ya sayang. Aku ke toilet bentar," ucap Damar yang membuat alis Luna langsung terangkat sebagai isyarat mengiyakan.

Setelah itu, Damar meninggalkan Luna yang menunggu di meja nomor tujuh. Wanita itu mengeluarkan handphone dan headset yang tersambung dari tas selempangnya. Dia memasang headset di sebelah kanan telinganya. Beberapa menit kemudian ia mendengar lagu First Love yang mengalun. Matanya pun memejam menikmati lagu tersebut.

Disisi lain, setelah keluar dari toilet. Damar mampir ke kasir untuk memesan es krim favorit Luna. Sementara itu disisi lainnya terlihat seorang wanita yang bernama Nikita yang tengah asyik bermain sosial media, hingga tanpa sadar....

BRUUUKKK!!

Nikita menabrak tubuh seorang pria hingga menumpahkan minuman Ice matcha boba latte, tepat mengenai kemeja polos pria itu.

Bersambung....

Hai teman-teman selamat datang di novel keduaku. Jangan lupa komenya dan like juga. Semoga kalian suka dengan novel keduaku😘

Jujur baru kali aku buat novel romantis super hot😮‍💨 jadi selamat membaca....

JANGAN LUPA TINGGAL KOMENNYA AKU SUKA BANGET BACA2 KOME TEMAN-TEMAN MAMPIR KE NOVELKU😍😍 KARENA ITU SANGAT MEMBUAT KU SENANG DAN SEMANGAT JUGA❤️❤️

Lanjutkan Membaca
img Lihat Lebih Banyak Komentar di Aplikasi
Rilis Terbaru: Bab 34 Kebenaran Yang Pilu   05-31 18:23
img
1 Bab 1 Penyelamat
04/05/2024
3 Bab 3 Kembali Bertemu
04/05/2024
4 Bab 4 Putus Asa
04/05/2024
5 Bab 5 Jawaban
04/05/2024
7 Bab 7 Cinta Terlarang
04/05/2024
9 Bab 9 Bencana Awal
04/05/2024
11 Bab 11 Rasa Rindu
05/05/2024
12 Bab 12 Belum Selesai
05/05/2024
13 Bab 13 Kesepakatan
05/05/2024
14 Bab 14 Mengambil Hati
05/05/2024
15 Bab 15 Kabar Pahit
05/05/2024
19 Bab 19 Berakhir Kalah
05/05/2024
21 Bab 21 Kembali Sibuk
06/05/2024
24 Bab 24 Di Teror
12/05/2024
25 Bab 25 Cairan Cinta
13/05/2024
26 Bab 26 Nafsu Mantan
20/05/2024
27 Bab 27 Tanpa Nama
21/05/2024
28 Bab 28 Orang Masa Lalu
22/05/2024
31 Bab 31 Pengakuan
25/05/2024
32 Bab 32 Di Teror
26/05/2024
Unduh aplikasi
icon APP STORE
icon GOOGLE PLAY