Unduh Aplikasi panas
Beranda / Romantis / Pengakuan Sumiati
Pengakuan Sumiati

Pengakuan Sumiati

5.0
5 Bab
31 Penayangan
Baca Sekarang

Pengakuan Sumiati berisi kisah hidup yang naik turun dari seorang Sumiati, gadis desa yang nggak selalu bernasib baik. Dia yang cantik, berkulit putih dan berpikiran cerdas menjadi daya tarik bagi banyak lelaki. Beberapa lelaki datang pergi dalam kehidupannya. Ada rasa kasihan, simpati, bikin menangis kadang juga ada yang lucu yang membuat selalu menarik membaca novel ini.

Konten

Bab 1 Toko Ijo

Di sebelah utara Pasar Cokro, salah satu pusat ekonomi daerah itu, berdiri beberapa toko. Satu toko yang tampak paling laris menghadap ke barat, masyarakat menamakannya Toko Ijo. Ini karena warna pintu kayunya yang dominan warna hijau. Toko itu sangat terkenal di kalangan masyarakat Cokro dan sekitarnya. Hampir semua alat kebutuhan rumah tangga dijual di situ. Mulai gula, teh, sprei, sapu, pancing, baterei, senter hingga raket badminton ada. Depan toko itu adalah pertigaan jalan. Sisi kanan toko itu adalah pintu masuk ke pasar.

Sisi kiri berbatasan dengan dinding toko lain yang berderet di sisi barat pasar itu.

Lokasi Pasar Cokro adalah bekas pabrik gula yang dulu sangat penting menumbuhkan ekonomi zaman penjajahan Belanda. Pabrik itu berdiri sekitar tahun 1897. Namun saat malaise 1930, pabrik gula itu tutup. Lalu bangunannya pun dihancurkan.

Namun sisa-sisa peninggalan pabrik gula dan fasilitasnya masih tetap bisa dinikmati. Ada kolam renang Bale Kambang yang dulu menjadi tempat berenang orang-orang Belanda. Di seberang pabrik gula ada gedung besar tempat pertunjukkan kesenian sekaligus tempat olahraga yang hingga kini bisa dinikmati. Gedung itu sering menjadi tempat pertunjukan ketoprak keliling. Juga sering dijadikan pertandingan badminton beberapa tahun belakang.

Sempat menjadi tempat pengumpulan tertuduh PKI pada tahun 65 di mana para tahanan ditampung sebelum dieksekusi atau dibawa ke penjara Klaten. Siang hari para tertuduh sering dijemur di halaman depan gedung itu. Anak-anak sekolah sering melihat orang-orang disuruh berbaris lalu dipukuli dengan bentakan-bentakan keras. Mereka para penduduk yang tidak tahu-menahu urusan politik harus menanggung beban akibat peristiwa 65. Malam hari mereka diambil dan diangkut truk untuk dibunuh beberapa pemuda di jembatan di beberapa desa. Lalu mayatnya dilempar ke sungai di sebelahnya.

***

Pemilik toko adalah Pak Jarwo. Maka orang menyebut Pak Jarwo Toko ijo untuk membedakan dengan Jarwo yang lain. Istrinya termasuk wanita cantik meski sudah mulai beranjak tua. Pak Jarwo adalah anak mantan demang Jatinom di zaman Belanda. Istrinya adalah anak seorang lurah di zaman awal kemerdekaan dari Desa Kuwel yang terkenal kerajinan wayang kulit dan sungu (tanduk) untuk dibuat sisir, sisir kutu, susuk rambut, pegangan wayang kulit dan beberapa alat lain.

Mereka punya dua anak laki-laki yang sudah dewasa. Satu masih sekolah satu sudah nikah dan juga mengelola toko di sebelah utara pasar. Tapi toko si anak tidak bisa menandingi larisnya Toko Ijo. Di kalangan masyarakat Cokro nama Pak Jarwo tentu populer sebagai pribumi yang berhasil membangun bisnisnya. Bermula dari toko kecil dikelola dengan telaten hingga perlahan menjadi toko yang paling lengkap.

Selain segala barang ada, yang menarik adalah penjaga tokonya, Sumiati, seorang gadis cantik berkulit kuning yang sedang tumbuh. Para pembeli tidak bisa mengelak jika menatap wajahnya, akan menatap untuk kedua, ketiga dan keberapa kalinya, menikmati kecantikannya. Daya tarik ini menjadi hal yang sering menjadi bisik-bisik di masyarakat.

Sumiati anak seorang pencari pasir di Kali Pusur yang menjadi salah satu sungai penting di daerah itu. Ibunya, Kartiyem, yang cantik, pernah menjadi pembantu di sebuah toko Tionghoa di Kota Delanggu. Malangnya gadis Kartiyem saat muda dihamili juragannya. Karena juragannya yang sudah punya bini nggak mau bertanggungjawab maka dia diberi sejumlah uang lalu disuruh pulang.

Lalu Kartiyem menikah dengan pemuda desa itu, bernama Giyono. Keduanya lalu menjadikan sungai di belakang rumahnya sebagai sumber mencari uang dengan menambang pasir. Wajah Kartiyem makin hitam terpanggang matahari tiap hari dan mulai memudar kecantikannya, meskipun gurat-gurat kecantikannya masih kelihatan jika wajahnya diperhatikan lebih teliti. Lahirlah beberapa bulan kemudian bayi kecil Sumiati yang putih cantik. Kedua orangtuanya sangat sabar dan telaten merawat Sumiati.

Sumiati tumbuh menjadi anak yang cantik meski orang tidak percaya bila melihat wajah orang tuanya. Kartiyem dan Giyono sangat menyayangi Sumiati. Saat SD maupun SMP banyak orang terpana melihat ada gadis cantik dengan kulit putih di desa itu. Begitu pun guru-gurunya sering mencuri pandang wajah Sumiati. Setelah Sumiati beranjak besar dan menamatkan sekolah menengah pertamanya, Pak Jarwo tertarik untuk mengajak Sumiati bekerja di tokonya.

Tidak salah Pak Jarwo mempekerjakan Sumiati yang pintar melayani pembeli dengan geraknya yang cekatan dan sering memberi alternatif pilihan jika barang yang dicari pembeli tidak ada. Sumiati adalah aset penting bagi Pak Jarwo. Sumiati pun kerasan bekerja di toko itu.

Lanjutkan Membaca
img Lihat Lebih Banyak Komentar di Aplikasi
Rilis Terbaru: Bab 5 Sindhu Yang Dirindu   05-31 19:14
img
Unduh aplikasi
icon APP STORE
icon GOOGLE PLAY