/0/22856/coverbig.jpg?v=e6faaaca28ffb87b5cd0b58426601ca0)
Almira merupakan gadis desa yang memiliki gelar sarjana serta tengah bekerja di salah satu perusahaan swasta. Almira yang selalu didesak oleh ayahnya untuk segera menikah lantaran sang adik sudah lebih dulu bertunangan dengan kekasihnya. Ayahnya tidak ingin Almira dilangkahi, karena menurutnya itu akan menjadi aib di keluarga dan dikhawatirkan akan jodoh Almira yang akan semakin lama datangnya jika dilangkahi adik perempuannya. Almira beberapa kali dijodohkan bahkan dipaksa menikah oleh ayahnya. Namun karena adanya rasa ketidakcocokan dengan laki-laki pilihan ayahnya, Almira pun menolak semua pria-pria itu. Alhasil, ayah Almira marah dan tak terima, Almira pun dianggap sebagai gadis sombong dan pemilih.
Hatiku seolah berbunga-bunga, dan jantungku berdetak lebih cepat dari biasanya. Betapa tidak, hari ini adalah hari pernikahanku, hari di mana akan tercatat sejarah dalam hidupku. Sebentar lagi akan ada laki-laki yang akan resmi menjadi imam dan suamiku, ia adalah pemuda yang aku kagumi, aku menyukainya sejak pertama kali kita bertemu. Mungkin bukan hanya aku, siapa pun gadis akan bahagia jika ia berhasil dilamar oleh pemuda pujaannya.
Aku berjalan perlahan dengan dituntun oleh adik dan kakak keduaku, mereka mengantarkanku ke dalam masjid di mana ijab qobul akan dilaksanakan. Para saksi dan tamu sudah berkumpul di sana untuk melihat proses akad nikah yang sedari dulu aku bayangkan. Yang terpenting dan utama, adalah Adryan, laki-laki yang akan meminangku, Adryan nampak sudah siap, ia duduk di depan penghulu dan juga Bapak, mereka tengah menungguku, pengantin wanita yang berbahagia itu. Aku sangat bersyukur dan bahagia karena akan bersanding dengan laki-laki pilihanku, sosok laki-laki yang sempurna di mataku. Aku duduk di belakang Adryan dengan sedikit berjarak dengannya. Adryan lalu menoleh sebentar padaku.
"Bagaimana, sudah siap?" tanya penghulu.
"Siap Pak," sahut Adryan dengan yakin.
"Kalo begitu kita mulai acara akad nikahnya. Silakan Pak Yanto menjabat tangan Mas Adryan," ucap penghulu.
"Saya nikahkan dan saya kawinkan anak saya yang bernama Almira puspita binti Hadiyanto dengan mas kawin perhiasan 20 gram dan seperangkat alat salat dibayar tunai,"
"Saya terima nikah dan kawinnya Almira puspita binti Hadiyanto dengan mas kawin tersebut dibayar tunai," ucap Adryan dengan lantang dan jelas.
"Bagaimana saksi? Sah?" tanya penghulu.
"Sah..!" jawab serentak saksi dan para tamu.
"Alhamdulillah," semua orang yang hadir dengan kompak mendoakan atas pernikahanku dan Adryan.
"Selamat, sekarang kalian sudah resmi jadi sepasang suami istri," ucap penghulu.
Setelah resmi mengucapkan ijab qobul, Adryan langsung membalikkan badannya dan aku dengan rasa malu dan gugup bergerak mendekat padanya. Manik coklat yang selama ini aku hindari kini telah bisa ku tatap dan kunikmati sinarnya, bahkan dengan jarak yang hanya sejengkal tangan. Kini semesta pun ikut mendukung dan tak akan ada jarak apapun lagi antara aku dengannya. Setelah mencium tangan Adryan yang kini sudah resmi menjadi suamiku, aku dan Adryan diperintahkan untuk menandatangani buku nikah kami.
Aku dan Adryan saling menatap sejenak, aku melihat ada binar bahagia di sudut bola mata laki-laki ku itu. Lagi-lagi aku tidak menyangka bahwa hari itu aku sudah dipersunting oleh laki-laki pujaanku. Lalu aku tak sengaja menoleh ke samping kiriku, lalu ku lihat Bu Santi tengah menatap nanar padaku dan Adryan. Terlihat di sorot matanya ada kemarahan yang ia simpan. Dia terlihat seperti tengah kecewa dan kesal, mungkin juga tak terima atas pernikahanku yang sudah terjadi.
-beberapa bulan yang lalu-
Aku baru saja pulang bekerja.
"Assalamu'alaikum," ucapku saat memasuki rumah.
"Walaikumsalam," jawab seorang pria paruh baya yang menjadi ayahku. Beliau biasa dipanggil Yanto.
"Baru pulang Mir?" tanya Bapak seraya masih memainkan gawainya.
"Iya, Pak," jawabku lalu mencium punggung tangan Bapak.
"Mir, duduk dulu di sini. Bapak mau ngobrol sama kamu,"
"Ngobrol soal apa, Pak?" tanyaku seraya duduk di samping Bapak.
Aku sedikit menghela nafas ku.
"Mir, tadi siang Bapak ke rumah Om Ridwan, terus katanya, Om Ridwan punya calon buat kamu,"
"Calon?" tanyaku sedikit terkejut.
Bapak menghela nafasnya seraya merubah posisi duduknya dengan lebih tegap.
"Iya, kata Om Ridwan dia kerja di pabrik gitu dan udah lama kerjanya. Terus mau nyari calon istri, dan katanya juga dia sudah dewasa Mir," Bapak menjelaskan dengan semangat.
Sontak membuat keningku mengkerut.
"Bapak ke rumah Om Ridwan cuma mau minta tolong ke Om Ridwan, nyariin jodoh buat Mira?" tanyaku dengan perasaan yang sedikit kesal.
Aku tidak bisa menyembunyikan rasa kesal dihatiku. Mungkin efek dari rasa lelah karena seharian bekerja, ditambah lagi Bapak mengatakan hal yang tidak aku sukai. Entah mengapa, aku merasa harga diriku jatuh ketika Bapak bilang ada jodoh untukku, apalagi itu dari Om Ridwan.
Om Ridwan memang adik dari Bapak, namun sikapnya kadang membuatku merasa kesal. Aku merasa Om Ridwan terlalu ikut campur dengan kehidupan pribadiku, entah karena rasa perduli sebagai paman atau karena hal lain, tapi sikapnya yang terkesan memaksa melalui Bapak, membuatnyaku kurang nyaman pada adik bungsu Bapak itu.
"Ehh, dengerin dulu Mir, Bapak itu tadi pagi ke rumah Pak Sanusi, buat ngomongin tanahnya yang mau dijual. Pas pulang ketemu sama Om Ridwan, terus Om Ridwan ngajakin Bapak ke rumahnya. Ya sudah, Bapak mampir ke sana sekalian istirahat sebentar, terus ngobrol-ngobrol biasa, ngobrol soal kamu, soal Rena. Terus Om Ridwan bilang, katanya keponakan temennya ada yang lagi nyari calon istri," Bapak menjawab dengan nada seakan membujukku dengan halus.
Aku menghela lagi nafasku dulu. Bapak memang selalu mendesakku untuk segera menikah, beberapa kali Bapak juga selalu menjodohkanku dengan laki-laki pilihannya. Namun, aku kurang menyukai pria-pria itu, bukan aku ingin menjadi pemilih atau pun merasa lebih baik hingga aku berani menolak pria-pria itu. Namun kenyataanya, pria-pria yang aku temui itu, sangat minim etika dan buruk sikap, jangankan untuk dijadikan suami, untuk mengobrol pun rasanya tidak nyaman.
"Emang siapa sih Pak orangnya?" tanyaku mencoba untuk tetap tenang.
"Dia itu keponakan temennya Om Ridwan, dia katanya kerja sama ngontrak di sini. Om Ridwan juga pernah ketemu sama ngobrol juga sama dia,"
"Terus maksudnya, Bapak mau ngejodohin Mira sama dia?"
"Ya kamu ketemu aja dulu Mir, ngobrol, siapa tau cocok. Dia katanya lagi nyari calon istri, berarti kan udah siap Mir. Kamu coba dulu aja ketemu, terus ngobrol-ngobrol dulu," ucapan Bapak seakan memberi dukungan.
"Ya udah deh, terserah Bapak," ucapku karena sudah merasa lelah.
"Berarti kamu mau yah, nanti Bapak bilangin sama Om Ridwan,"
"Emang Bapak udah tau orangnya kayak gimana?"
"Ya belum, tapi kata Om Ridwan kalo kamu mau ketemu sama dia, nanti malam pulang kerja dia langsung ke sini buat ketemu sama kamu," jawab Bapak.
"Langsung ke sini? Maksudnya habis dia pulang kerja langsung ke sini Pak?" tanyaku sedikit heran.
"Iya, katanya sih kerjanya di shift gitu. Kalo kebagian shift siang ya pulangnya malem, ya mungkin kalo pulang dulu takut kemalaman," jawab Bapak.
Aku hanya bisa diam dan lagi-lagi menghela nafas ku.
"Jadi gimana? Mau yah kamu ketemu sama dia?"
"Terserah Bapak aja deh, Mira nurut. Yaudah Mira capek, Mira ke kamar yah Pak, mau istirahat dulu," jawabku dengan malas lalu beranjak jalan masuk kamar.
"Ya udah, Bapak bilang ke Om Ridwan yah," teriak Bapak.
Aku masuk ke dalam kamar, memejamkan mataku sambil menarik napas dalam-dalam. Aku sungguh sudah kehabisan kata-kata untuk menghindar atau pun menolak orang yang ingin dijodohkan denganku, terkesan sombong dan angkuh, namun kenyataanya, setiap orang yang dikenalkan dan dijodohkan denganku, aku tidak menyukai mereka. Bukan karena fisik atau pun jabatan, namun lebih kepada sikap dan rasa hormat yang ditunjukkan kepadaku. Hidup di pedesaan memang sedikit berat, untuk wanita dewasa sepertiku yang belum kunjung menikah.
Ini hanyalah cerita fiktif, jika terjadi kesamaan nama, tokoh, tempat dan kejadian itu hanya suatu kebetulan dan ketidaksengajaan. Reno dan Ranti sama-sama memutuskan untuk menikah dalam perjanjian. Reno yang kaya raya membutuhkan Ranti untuk menghindari sang paman yang selalu menawarkan gadis kepadanya, begitu juga mantan kekasihnya yang selalu mengganggu. Di sisi lain, Ranti membutuhkan uang. Keluarganya terlilit hutang karena sang Ayah telah menggadaikan rumahnya ke salah satu debt collector yang kejam. Demi membantu keluarganya, Ranti terpaksa menerima ajakan Reno dalam pernikahan palsu tersebut. Namun seiring berjalannya waktu bersama, mereka malah saling jatuh cinta.
Selama tiga tahun pernikahannya dengan Reza, Kirana selalu rendah dan remeh seperti sebuah debu. Namun, yang dia dapatkan bukannya cinta dan kasih sayang, melainkan ketidakpedulian dan penghinaan yang tak berkesudahan. Lebih buruk lagi, sejak wanita yang ada dalam hati Reza tiba-tiba muncul, Reza menjadi semakin jauh. Akhirnya, Kirana tidak tahan lagi dan meminta cerai. Lagi pula, mengapa dia harus tinggal dengan pria yang dingin dan jauh seperti itu? Pria berikutnya pasti akan lebih baik. Reza menyaksikan mantan istrinya pergi dengan membawa barang bawaannya. Tiba-tiba, sebuah pemikiran muncul dalam benaknya dan dia bertaruh dengan teman-temannya. "Dia pasti akan menyesal meninggalkanku dan akan segera kembali padaku." Setelah mendengar tentang taruhan ini, Kirana mencibir, "Bermimpilah!" Beberapa hari kemudian, Reza bertemu dengan mantan istrinya di sebuah bar. Ternyata dia sedang merayakan perceraiannya. Tidak lama setelah itu, dia menyadari bahwa wanita itu sepertinya memiliki pelamar baru. Reza mulai panik. Wanita yang telah mencintainya selama tiga tahun tiba-tiba tidak peduli padanya lagi. Apa yang harus dia lakukan?
Pada hari Livia mengetahui bahwa dia hamil, dia memergoki tunangannya berselingkuh. Tunangannya yang tanpa belas kasihan dan simpanannya itu hampir membunuhnya. Livia melarikan diri demi nyawanya. Ketika dia kembali ke kampung halamannya lima tahun kemudian, dia kebetulan menyelamatkan nyawa seorang anak laki-laki. Ayah anak laki-laki itu ternyata adalah orang terkaya di dunia. Semuanya berubah untuk Livia sejak saat itu. Pria itu tidak membiarkannya mengalami ketidaknyamanan. Ketika mantan tunangannya menindasnya, pria tersebut menghancurkan keluarga bajingan itu dan juga menyewa seluruh pulau hanya untuk memberi Livia istirahat dari semua drama. Sang pria juga memberi pelajaran pada ayah Livia yang penuh kebencian. Pria itu menghancurkan semua musuhnya bahkan sebelum dia bertanya. Ketika saudari Livia yang keji melemparkan dirinya ke arahnya, pria itu menunjukkan buku nikah dan berkata, "Aku sudah menikah dengan bahagia dan istriku jauh lebih cantik daripada kamu!" Livia kaget. "Kapan kita pernah menikah? Setahuku, aku masih lajang." Dengan senyum jahat, dia berkata, "Sayang, kita sudah menikah selama lima tahun. Bukankah sudah waktunya kita punya anak lagi bersama?" Livia menganga. Apa sih yang pria ini bicarakan?
Setelah diusir dari rumahnya, Helen mengetahui bahwa dia bukanlah putri kandung keluarganya. Rumor mengatakan bahwa keluarga kandungnya yang miskin lebih menyukai anak laki-laki dan mereka berencana mengambil keuntungan dari kepulangannya. Tanpa diduga, ayah kandungnya adalah seorang miliarder, yang melambungkannya menjadi kaya raya dan menjadikannya anggota keluarga yang paling disayangi. Sementara mereka mengantisipasi kejatuhannya, Helen diam-diam memegang paten desain bernilai miliaran. Dipuji karena kecemerlangannya, dia diundang menjadi mentor di kelompok astronomi nasional, menarik minat para pelamar kaya, menarik perhatian sosok misterius, dan naik ke status legendaris.
TERDAPAT ADEGAN HOT 21+ Amira seorang gadis berusia 17 tahun diperlukan tidak baik oleh ayah tirinya. Dia dipaksa menjadi budak nafsu demi mendapatkan banyak uang. Akan kah Amira bisa melepaskan diri dari situasi buruk itu? Sedangkan ayah tirinya orang yang kejam. Lantas bagaimana nasib Amira? Yuk baca cerita selengkapnya di sini !
Warning 21+ Harap bijak memilih bacaan. Mengandung adegan dewasa! Bermula dari kebiasaan bergonta-ganti wanita setiap malam, pemilik nama lengkap Rafael Aditya Syahreza menjerat seorang gadis yang tak sengaja menjadi pemuas ranjangnya malam itu. Gadis itu bernama Vanessa dan merupakan kekasih Adrian, adik kandungnya. Seperti mendapat keberuntungan, Rafael menggunakan segala cara untuk memiliki Vanessa. Selain untuk mengejar kepuasan, ia juga berniat membalaskan dendam. Mampukah Rafael membuat Vanessa jatuh ke dalam pelukannya dan membalas rasa sakit hati di masa lalu? Dan apakah Adrian akan diam saja saat miliknya direbut oleh sang kakak? Bagaimana perasaan Vanessa mengetahui jika dirinya hanya dimanfaatkan oleh Rafael untuk balas dendam semata? Dan apakah yang akan Vanessa lakukan ketika Rafael menjelaskan semuanya?
Riani sangat menyayangi pacarnya. Meskipun pacarnya telah tidak bekerja selama beberapa tahun, dia tidak ragu-ragu untuk mendukungnya secara finansial. Dia bahkan memanjakannya, agar dia tidak merasa tertekan. Namun, apa yang pacarnya lakukan untuk membalas cintanya? Dia berselingkuh dengan sahabatnya! Karena patah hati, Riani memutuskan untuk putus dan menikah dengan seorang pria yang belum pernah dia temui. Rizky, suaminya, adalah seorang pria tradisional. Dia berjanji bahwa dia akan bertanggung jawab atas semua tagihan rumah tangga dan Riani tidak perlu khawatir tentang apa pun. Pada awalnya, Riani mengira suaminya hanya membual dan hidupnya akan seperti di neraka. Namun, dia menemukan bahwa Rizky adalah suami yang baik, pengertian, dan bahkan sedikit lengket. Dia membantunya tidak hanya dalam pekerjaan rumah tangga, tetapi juga dalam kariernya. Tidak lama kemudian, mereka mulai saling mendukung satu sama lain sebagai pasangan yang sedang jatuh cinta. Rizky mengatakan dia hanyalah seorang pria biasa, tetapi setiap kali Riani berada dalam masalah, dia selalu tahu bagaimana menyelesaikan masalahnya dengan sempurna. Oleh karena itu, Riani telah beberapa kali bertanya pada Rizky bagaimana dia bisa memiliki begitu banyak pengetahuan tentang berbagai bidang, tetapi Rizky selalu menghindar untuk menjawabnya. Dalam waktu singkat, Riani mencapai puncak kariernya dengan bantuannya. Hidup mereka berjalan dengan lancar hingga suatu hari Riani membaca sebuah majalah bisnis global. Pria di sampulnya sangat mirip dengan suaminya! Apa-apaan ini! Apakah mereka kembar? Atau apakah suaminya menyembunyikan sebuah rahasia besar darinya selama ini?