/0/23320/coverbig.jpg?v=db39491a6426560917d4935f2f493578)
Lima tahun lalu, Liana menghabiskan satu malam dengan seorang pria misterius yang kemudian menghilang tanpa jejak. Ia tidak pernah tahu siapa pria itu-sampai hari pertamanya bekerja sebagai sekretaris di Alvaro Corp. Di balik meja CEO, berdiri Ethan Alvaro. Pria yang sama. Ayah dari anaknya. Namun, Ethan tidak mengenalinya. Baginya, Liana hanyalah pegawai baru yang bisa dipecat kapan saja. Tapi saat rahasia yang selama ini Liana sembunyikan mulai terungkap, pria itu semakin sering muncul di hidupnya-dengan tatapan penuh kecurigaan. Liana berusaha menjauh, tetapi Ethan tidak membiarkannya. "Apa yang kau sembunyikan dariku?" Ketika kebenaran akhirnya terungkap, akankah Ethan menerima kenyataan bahwa ia telah menjadi ayah? Ataukah ia akan merebut Noel dari Liana?
Langkah kaki Liana menggema di sepanjang koridor luas perusahaan Alvaro Corp. Ini adalah hari pertamanya sebagai sekretaris baru di salah satu perusahaan terbesar di negara ini. Tangannya mencengkeram map dengan erat, berusaha menenangkan dirinya.
Bukan pekerjaannya yang membuatnya gugup. Melainkan fakta bahwa ia akan bertatap muka dengan pria yang selama ini hanya ada dalam kenangannya.
Pria yang tanpa ia sadari, telah mengubah hidupnya lima tahun lalu.
Liana menarik napas dalam-dalam, mencoba mengendalikan debaran jantungnya. Ia mengetuk pintu kayu besar yang menjulang di hadapannya.
Tok, tok, tok!
"Masuk," suara berat dan dalam terdengar dari dalam ruangan.
Jantungnya semakin berdebar. Dengan hati-hati, ia membuka pintu dan melangkah masuk.
Saat matanya bertemu dengan pria yang duduk di balik meja kerja besar, dunia terasa berhenti berputar.
Liana tercekat.
Pria itu...
Ethan Alvaro.
Pria yang pernah bersamanya di malam itu.
Pria yang tanpa ia sadari... adalah ayah dari anaknya.
---
Lima tahun lalu...
Liana masih ingat malam itu dengan jelas. Pesta perusahaan yang diadakan di hotel mewah, suasana hangat dengan alunan musik jazz yang lembut. Ia tidak berniat tinggal lama, tetapi rekan-rekannya memaksanya untuk ikut.
Saat ia keluar untuk mencari udara segar di balkon, seorang pria datang menghampirinya.
"Tampaknya kau juga tidak suka keramaian," katanya dengan suara rendah.
Liana menoleh. Pria itu tinggi, mengenakan jas hitam yang elegan. Cahaya lampu membuat fitur wajahnya terlihat tajam dan sempurna-rahang tegas, mata tajam, dan bibir tipis yang membentuk senyum samar.
"Aku hanya tidak terlalu suka pesta yang berisik," jawab Liana dengan canggung.
Pria itu menyandarkan tangannya di pagar balkon, menatap langit malam. "Begitu juga aku," gumamnya.
Liana menoleh, mengamati wajah pria itu lebih lama. Ada sesuatu yang berbeda darinya. Cara ia berbicara, cara ia menatapnya...
"Apa kau sering datang ke pesta seperti ini?" tanyanya, mencoba memecah keheningan.
"Tidak. Ini pertama kalinya aku merasa ingin tinggal lebih lama." Pria itu meliriknya, sudut bibirnya sedikit tertarik.
Liana merasakan kehangatan menjalar di pipinya.
Mereka mengobrol untuk beberapa saat, dan untuk pertama kalinya dalam hidupnya, Liana merasa nyaman dengan seseorang. Pria itu memiliki aura yang kuat, namun ada sesuatu dalam tatapan matanya yang membuat Liana merasa aman.
Satu hal mengarah ke hal lain.
Malam itu berakhir dengan cara yang tak pernah ia bayangkan sebelumnya.
Dan keesokan paginya, pria itu menghilang tanpa jejak.
Liana mencoba mencari tahu siapa dia, tetapi satu-satunya hal yang ia tahu hanyalah namanya-Ethan.
Beberapa minggu kemudian, hidupnya berubah selamanya. Ia hamil.
Dan sekarang, setelah bertahun-tahun, pria itu berdiri di depannya...
Yang lebih buruk, Ethan sama sekali tidak mengenalinya.
---
"Siapa kau?" suara Ethan terdengar tegas, membuyarkan lamunannya.
Liana berusaha menguasai dirinya. "Liana Evans. Saya sekretaris baru Anda, Tuan Alvaro."
Ethan menyipitkan mata, mengamati wanita di depannya. Ada sesuatu yang terasa familiar, tapi ia tidak bisa mengingatnya. Namun, ia bukan tipe pria yang membuang waktu untuk hal-hal sepele.
"Baik," katanya akhirnya. "Aku tidak suka kesalahan. Aku menuntut kesempurnaan. Jangan buat aku kecewa."
Liana mengangguk. "Saya mengerti, Tuan."
Hanya itu?
Liana tidak tahu apakah ia harus merasa lega atau kecewa karena pria itu benar-benar tidak mengingatnya.
Ethan menutup dokumen di mejanya, lalu bersandar di kursinya. "Apa kau punya pengalaman menjadi sekretaris eksekutif sebelumnya?"
Liana menelan ludah, mencoba mengalihkan pikirannya dari keterkejutan barusan. "Saya pernah bekerja sebagai asisten manajer di perusahaan sebelumnya, jadi saya cukup familiar dengan tugas-tugas administratif," jawabnya dengan nada setenang mungkin.
Ethan menatapnya lebih lama dari yang seharusnya. Mata pria itu mengintimidasi, tajam, dan seakan mampu membaca kebohongan sekecil apa pun.
"Aku tidak butuh seseorang yang hanya 'cukup familiar'," katanya dingin. "Aku butuh seseorang yang sempurna."
Liana mengepalkan tangannya di balik map yang ia bawa. Ia tahu betapa kerasnya dunia korporat. Tidak ada tempat bagi orang yang lemah.
"Saya akan melakukan yang terbaik," jawabnya mantap.
Ethan tidak mengatakan apa-apa selama beberapa detik, lalu akhirnya mengangguk. "Baik. Mulai hari ini, kau bekerja di bawah kendaliku. Aku tidak suka orang yang lamban atau ceroboh. Jika kau membuat kesalahan, kau bisa keluar dari sini kapan saja."
Liana menelan ludah. "Saya mengerti, Tuan Alvaro."
"Bagus."
Ethan menatap layar laptopnya, mengisyaratkan bahwa percakapan mereka telah selesai.
Liana mengangguk sopan dan berbalik menuju pintu. Namun, sebelum ia bisa keluar, ponselnya bergetar di dalam tasnya.
Ia merogoh tasnya dengan cepat dan melihat pesan dari pengasuh putranya, Noel.
"Noel demam. Aku sudah memberinya obat, tapi dia terus memanggil 'Papa' dalam tidurnya."
Liana berhenti di tempat.
Tangannya sedikit gemetar saat menggenggam ponselnya.
Papa...
Kata itu menghantam hatinya lebih keras dari yang ia bayangkan.
Dalam sekejap, pikirannya melayang ke wajah mungil Noel-mata bulatnya yang jernih, hidung kecilnya, dan senyum khasnya yang mirip dengan...
Liana mencuri pandang ke arah Ethan.
Pria itu masih menatap layar laptopnya, tampak tidak peduli dengan keberadaannya.
Jika ia memberi tahu pria itu sekarang... apa yang akan terjadi?
Tapi tidak, Liana tidak bisa.
Tidak semudah itu.
Ia menggigit bibirnya dan segera memasukkan kembali ponselnya ke dalam tas.
Tidak ada yang boleh tahu. Terutama Ethan Alvaro.
Namun, satu hal yang tidak ia sadari... sejak tadi, Ethan sempat meliriknya sekilas.
Alis pria itu sedikit berkerut.
"Apa yang sebenarnya disembunyikan wanita ini?"
Aileen mengira pernikahannya dengan Arka adalah kesalahan terbesar dalam hidupnya. Suaminya yang kumal, sederhana, dan tidak memiliki masa depan membuatnya merasa terjebak dalam kehidupan yang membosankan. Didorong oleh hinaan ibunya dan godaan teman-temannya, Aileen memilih untuk menceraikan Arka demi mencari kehidupan yang lebih baik. Namun, dunia seakan runtuh ketika ia mengetahui kebenaran yang mengejutkan-Arka bukan pria miskin seperti yang ia kira. Ia adalah seorang miliarder yang selama ini menyembunyikan identitasnya.
Setelah lima tahun menikah, Kayla tidak pernah menyangka suaminya, Leonel Stanford, seorang miliarder tampan dan ambisius, akan mengajukan cerai begitu saja. Tanpa penjelasan, tanpa alasan yang jelas. Hanya tanda tangan di atas kertas. Saat Kayla mencoba membangun kembali hidupnya, satu per satu rahasia Leonel terungkap. Apakah perpisahan ini benar-benar yang diinginkan Leonel, atau ada sesuatu yang lebih besar di balik perceraian mereka?
Rubby sudah merasakan berbagai jenis cinta, sekaligus berbagai jenis ranjang dan desahan, namun akhirnya dia tersudut pada sebuah cinta buta dan tuli yang menjungkir balikkan kewarasan dia, meski itu artinya... TABU, karena seseorang yang dia cintai, adalah sesorang yang tidak seharusnya dia kejar. Ruby hanyalah gadis di pertengahan tiga puluh tahun. Meski begitu, tubuhnya masih terawat dengan baik. Pinggangnya masih ramping tersambung oleh lengkungan indah pinggul yang tidak berlebihan meski kentara jelas.
Binar Mentari menikah dengan Barra Atmadja,pria yang sangat berkuasa, namun hidupnya tidak bahagia karena suaminya selalu memandang rendah dirinya. Tiga tahun bersama membuat Binar meninggalkan suaminya dan bercerai darinya karena keberadaannya tak pernah dianggap dan dihina dihadapan semua orang. Binar memilih diam dan pergi. Enam tahun kemudian, Binar kembali ke tanah air dengan dua anak kembar yang cerdas dan menggemaskan, sekarang dia telah menjadi dokter yang berbakat dan terkenal dan banyak pria hebat yang jatuh cinta padanya! Mantan suaminya, Barra, sekarang menyesal dan ingin kembali pada pelukannya. Akankah Binar memaafkan sang mantan? "Mami, Papi memintamu kembali? Apakah Mami masih mencintainya?"
Selama tiga tahun pernikahannya dengan Reza, Kirana selalu rendah dan remeh seperti sebuah debu. Namun, yang dia dapatkan bukannya cinta dan kasih sayang, melainkan ketidakpedulian dan penghinaan yang tak berkesudahan. Lebih buruk lagi, sejak wanita yang ada dalam hati Reza tiba-tiba muncul, Reza menjadi semakin jauh. Akhirnya, Kirana tidak tahan lagi dan meminta cerai. Lagi pula, mengapa dia harus tinggal dengan pria yang dingin dan jauh seperti itu? Pria berikutnya pasti akan lebih baik. Reza menyaksikan mantan istrinya pergi dengan membawa barang bawaannya. Tiba-tiba, sebuah pemikiran muncul dalam benaknya dan dia bertaruh dengan teman-temannya. "Dia pasti akan menyesal meninggalkanku dan akan segera kembali padaku." Setelah mendengar tentang taruhan ini, Kirana mencibir, "Bermimpilah!" Beberapa hari kemudian, Reza bertemu dengan mantan istrinya di sebuah bar. Ternyata dia sedang merayakan perceraiannya. Tidak lama setelah itu, dia menyadari bahwa wanita itu sepertinya memiliki pelamar baru. Reza mulai panik. Wanita yang telah mencintainya selama tiga tahun tiba-tiba tidak peduli padanya lagi. Apa yang harus dia lakukan?
Raina terlibat dengan seorang tokoh besar ketika dia mabuk suatu malam. Dia membutuhkan bantuan Felix sementara pria itu tertarik pada kecantikan mudanya. Dengan demikian, apa yang seharusnya menjadi hubungan satu malam berkembang menjadi sesuatu yang serius. Semuanya baik-baik saja sampai Raina menemukan bahwa hati Felix adalah milik wanita lain. Ketika cinta pertama Felix kembali, pria itu berhenti pulang, meninggalkan Raina sendirian selama beberapa malam. Dia bertahan dengan itu sampai dia menerima cek dan catatan perpisahan suatu hari. Bertentangan dengan bagaimana Felix mengharapkan dia bereaksi, Raina memiliki senyum di wajahnya saat dia mengucapkan selamat tinggal padanya. "Hubungan kita menyenangkan selama berlangsung, Felix. Semoga kita tidak pernah bertemu lagi. Semoga hidupmu menyenangkan." Namun, seperti sudah ditakdirkan, mereka bertemu lagi. Kali ini, Raina memiliki pria lain di sisinya. Mata Felix terbakar cemburu. Dia berkata, "Bagaimana kamu bisa melanjutkan? Kukira kamu hanya mencintaiku!" "Kata kunci, kukira!" Rena mengibaskan rambut ke belakang dan membalas, "Ada banyak pria di dunia ini, Felix. Selain itu, kamulah yang meminta putus. Sekarang, jika kamu ingin berkencan denganku, kamu harus mengantri." Keesokan harinya, Raina menerima peringatan dana masuk dalam jumlah yang besar dan sebuah cincin berlian. Felix muncul lagi, berlutut dengan satu kaki, dan berkata, "Bolehkah aku memotong antrean, Raina? Aku masih menginginkanmu."
Selama sepuluh tahun, Delia menghujani mantan suaminya dengan pengabdian yang tak tergoyahkan, hanya untuk mengetahui bahwa dia hanyalah lelucon terbesarnya. Merasa terhina tetapi bertekad, dia akhirnya menceraikan pria itu. Tiga bulan kemudian, Delia kembali dengan gaya megah. Dia sekarang adalah CEO tersembunyi dari sebuah merek terkemuka, seorang desainer yang banyak dicari, dan seorang bos pertambangan yang kaya raya, kesuksesannya terungkap saat kembalinya dia dengan penuh kemenangan. Seluruh keluarga mantan suaminya bergegas datang, sangat ingin memohon pengampunan dan kesempatan lagi. Namun Delia, yang sekarang disayangi oleh Caius yang terkenal, memandang mereka dengan sangat meremehkan. "Aku di luar jangkauanmu."