Unduh Aplikasi panas
Beranda / Adventure / Bertahan Hidup di Sebuah Pertunjukan
Bertahan Hidup di Sebuah Pertunjukan

Bertahan Hidup di Sebuah Pertunjukan

5.0
21 Bab
110 Penayangan
Baca Sekarang

Bertahan Hidup Di Pulau Paradise Deskripsi [Bijak, tegas, pemimpin×Ketos Dingin,Gadis Bar-bar+Survival+BERTAHAN HIDUP]Ketika ketenaran bertemu dengan perjuangan bertahan hidup, batas antara kepercayaan dan pengkhianatan menjadi mematikan. Jack Harper, seorang pakar survival terkenal sekaligus selebritas, mengira dirinya hanya mengikuti acara realitas biasa-sebuah surga tropis, kamera berputar, dan sekelompok kontestan terkenal lainnya menjalani tantangan yang sudah diskenariokan. Namun, impian itu berubah menjadi mimpi buruk ketika sebuah ledakan misterius membuat mereka terdampar di pulau terpencil, jauh dari peradaban... tanpa jalan keluar. Saat kelompok berusaha bertahan hidup, Jack menyadari bahwa pulau itu menyimpan lebih dari sekadar bahaya alam. Reruntuhan kuno, suku-suku yang bermusuhan, dan rahasia kelam tersembunyi di balik keindahannya. Namun, ancaman paling mematikan justru berasal dari dalam kelompok itu sendiri. Salah satu kontestan, Mei Ling, adalah seorang pembunuh bayaran terlatih yang memiliki dendam pribadi terhadap Jack. Menyalahkan Jack atas kematian saudara laki-lakinya dalam sebuah operasi militer, ia menyusup ke acara ini dengan kedok seorang performer, menunggu momen yang tepat untuk menyerang. Ketika ketegangan meningkat, aliansi hancur, dan misteri pulau mulai terungkap, Jack harus menggunakan seluruh keahliannya untuk melindungi kelompok-sambil terus mengawasi punggungnya. Saat pencarian balas dendam Mei Ling bertabrakan dengan perjuangan Jack untuk mengungkap kebenaran, mereka berdua menyadari bahwa bertahan hidup bukan sekadar permainan... ini adalah perang. Bahaya, pengkhianatan, dan dilema moral berpadu dalam thriller penuh ketegangan ini, di mana tidak ada yang benar-benar seperti yang terlihat. Akankah Jack mengungkap rahasia pulau sebelum semuanya terlambat? Atau akankah dahaga Mei Ling akan balas dendam menghancurkan setiap harapan untuk melarikan diri?

Konten

Bab 1 1. Undangan Dan Hadiah

"ku tidak suka ini," kata Jack sambil menatap undangan berbentuk gulungan yang baru saja diterimanya. Surat itu ditulis dengan tinta emas, terlihat mahal, dan terkesan terlalu mewah untuk sesuatu yang disebut sebagai "acara bertahan hidup". Ia duduk di kursi di ruang tamunya yang sederhana, memandangi tulisan besar di bagian atas undangan itu: "Survival Paradise: The Island of Deception."

"Kenapa?" tanya Steven, manajernya, yang duduk di sofa di seberang meja. Pria itu menggulung lengan kemejanya, terlihat santai, tetapi matanya tetap fokus pada Jack. "Ini acara besar, Jack. Kamu bisa dapet exposure yang lebih besar. Orang-orang suka lihat kamu di situasi kayak gini."

Jack menghela napas panjang, menggosok pelipisnya. "Karena ini terlalu... aneh. Aku sudah pernah syuting acara reality show sebelumnya. Tapi ini? Lihat ini." Ia menunjuk bagian bawah undangan yang mencantumkan daftar peserta: seorang aktris terkenal, model internasional, CEO sukses, bahkan seorang penyanyi pop.

"Ini bukan acara bertahan hidup. Ini kayak pesta orang kaya."

Steven terkekeh. "Itu justru poinnya. Kamu yang ahli bertahan hidup, mereka yang nggak tahu apa-apa soal itu. Bagaimana caramu mengajari mereka? Bagaimana mereka bertahan? Orang-orang bakal nonton, Jack. Dan kalau semuanya berjalan lancar, kamu bisa dapet kontrak baru. Bayaran bagus."

Jack terdiam sejenak, membaca ulang undangan itu. Bagian "hadiah besar untuk pemenang" tidak menarik perhatiannya. Dia tidak peduli soal uang. Tapi sesuatu tentang acara ini memang terasa... salah. Terlalu glamor untuk sesuatu yang seharusnya sederhana.

"Aku nggak yakin," gumamnya akhirnya. "Aku cuma merasa ada sesuatu yang disembunyikan di balik ini semua."

Steven mengangkat bahu. "Kalau kamu nggak mau, aku bisa kasih tahu mereka. Tapi ingat, ini bisa jadi kesempatan besar buat karirmu. Setelah acara ini, kamu bisa jadi pembicara di mana-mana, bikin buku lagi, bahkan film. Semua orang suka lihat orang kayak kamu jadi pahlawan."

Jack tidak menjawab. Ia menatap keluar jendela, melihat langit sore yang mulai memerah. Dalam hatinya, ia tahu Steven benar. Tapi firasat buruk itu tetap ada.

---

Tiga minggu kemudian, Jack berdiri di dek kapal pesiar mewah yang membawa para peserta menuju pulau tujuan. Laut biru membentang tanpa batas di sekelilingnya. Udara terasa hangat, dengan angin lembut yang membawa aroma asin laut. Tapi suasana di atas kapal tidak sehangat itu.

"Jadi, kamu si ahli bertahan hidup itu?" Suara seorang wanita terdengar dari belakangnya. Jack menoleh dan melihat seorang wanita berambut hitam panjang berdiri dengan tangan terlipat di dadanya. Pakaiannya sederhana, tetapi sorot matanya tajam dan penuh perhitungan.

"Dan kamu siapa?" balas Jack, nada suaranya datar. Ia bukan tipe orang yang suka basa-basi.

"Mei Ling," jawab wanita itu sambil mengulurkan tangan. "Aku... entertainer." Senyuman tipis muncul di wajahnya, tetapi Jack merasa senyum itu tidak tulus. Ada sesuatu yang dingin dan penuh rahasia di balik mata wanita itu.

Jack menjabat tangannya singkat. "Jack Harper."

Mei Ling menatapnya beberapa detik sebelum melepaskan tangannya. "Kamu kelihatan seperti orang yang tahu apa yang dia lakukan. Tapi aku penasaran, Jack. Apa kamu bisa bertahan kalau nggak ada kamera yang merekam semua aksi heroikmu?"

Jack menatapnya balik, mencoba menebak maksud di balik kata-kata itu. Tapi sebelum ia sempat menjawab, suara lain memotong.

"Lihat siapa yang sudah mulai berdebat sebelum acara dimulai." Seorang wanita dengan rambut pirang dan gaun elegan mendekat. Senyumnya lebar, tetapi ada kesan sinis di baliknya.

"Victoria Huxley," katanya sambil mengulurkan tangan, kali ini kepada Jack. "CEO Huxley Enterprises. Mungkin kamu pernah dengar."

Jack menjabat tangannya tanpa ekspresi. "Mungkin."

Victoria terkekeh kecil. "Ah, kamu tipe yang tidak peduli dengan dunia korporat, ya? Bagus. Aku suka orang yang fokus pada hal-hal praktis."

Mei Ling memutar mata. "Kamu suka orang yang bisa kamu manfaatkan, maksudnya."

Victoria hanya tersenyum, tidak membalas.

Jack memutuskan untuk tidak ikut campur. "Aku mau lihat-lihat ke bagian lain," katanya sambil berjalan pergi. Tapi langkahnya terhenti ketika seorang wanita lain mendekat.

"Jack Harper?" Wanita itu berambut cokelat gelap dengan mata besar yang tampak sedikit gugup. Dia mengenakan jaket kulit yang tampak terlalu tebal untuk cuaca di sini. "Aku Elena. Elena Martinez."

"Aku tahu," jawab Jack singkat. Wajah wanita ini familiar. Dia pernah melihatnya di beberapa film dan acara TV. Dia aktris terkenal, tetapi di sini, dia terlihat lebih kecil dan lebih rapuh daripada yang ia bayangkan.

"Aku cuma mau bilang, aku ngefans sama kamu," kata Elena dengan senyum canggung. "Aku pernah baca bukumu tentang bertahan hidup di hutan tropis. Itu keren banget."

"Terima kasih," jawab Jack. Ia tidak tahu harus berkata apa lagi. Tapi setidaknya, Elena terlihat lebih tulus dibandingkan Victoria atau Mei Ling.

Sebelum percakapan mereka berlanjut, suara mikrofon terdengar dari speaker di seluruh kapal. "Para peserta yang terhormat, kita akan tiba di pulau tujuan dalam waktu satu jam. Mohon bersiap-siap, dan nikmati perjalanan Anda."

---

Satu jam kemudian, kapal berhenti di dekat sebuah pulau tropis yang tampak seperti surga. Pantai berpasir putih, pohon kelapa yang melambai-lambai, dan air laut yang jernih. Tapi bagi Jack, keindahan ini tidak menghilangkan firasat buruknya.

Semua peserta berkumpul di dek utama, berdiri berdampingan. Selain Jack, Mei Ling, Victoria, dan Elena, ada juga seorang wanita Eropa berambut pirang bernama Sofia Novak. Dia model terkenal, tetapi sejak awal, dia terlihat pendiam dan tidak banyak bicara.

"Ayo, teman-teman!" seru seorang pria berkacamata hitam yang tampaknya adalah pembawa acara. "Selamat datang di petualangan terbesar dalam hidup kalian! Ini bukan hanya tentang bertahan hidup, tetapi juga tentang menguji batasan diri kalian. Siap?"

Semua orang, kecuali Jack, menjawab dengan sorakan setengah hati.

Jack menatap pria itu dengan tajam. "Jadi, apa yang sebenarnya terjadi di sini?"

Pria itu hanya tersenyum lebar, tetapi sorot matanya tidak menjawab apa pun. "Kamu akan tahu, Jack. Kamu akan tahu."

---

Setelah semua peserta turun ke pantai, suasana mulai terasa lebih serius. Para kru sibuk mengatur kamera dan perlengkapan lainnya. Mereka diberi waktu untuk berkenalan lebih jauh sebelum acara dimulai.

Victoria mendekati Jack lagi, kali ini dengan nada suara yang lebih rendah. "Jadi, Jack," katanya. "Apa pendapatmu soal acara ini?"

Jack menatapnya. "Aku belum tahu. Tapi aku merasa ada sesuatu yang tidak mereka katakan kepada kita."

Victoria tersenyum tipis. "Kamu pintar. Aku suka itu. Tapi hati-hati, Jack. Kadang, terlalu banyak tahu bisa membuatmu dalam bahaya."

Jack tidak menjawab. Tapi kata-kata Victoria itu membuat firasat buruknya semakin kuat.

---

Malamnya, saat mereka duduk di sekitar api unggun yang disiapkan oleh kru, Mei Ling duduk di sebelah Jack. Dia menatap api dengan pandangan kosong sebelum akhirnya berbicara.

"Kenapa kamu ikut acara ini?" tanyanya pelan.

Jack menoleh padanya. "Kenapa kamu peduli?"

Mei Ling tersenyum tipis, tetapi matanya tetap dingin. "Cuma penasaran. Kamu ahli bertahan hidup. Aku yakin kamu nggak butuh acara ini untuk membuktikan apa pun."

Jack tidak menjawab. Dia tahu ada sesuatu di balik pertanyaan itu, tetapi dia tidak ingin memancing konflik terlalu cepat.

"Aku punya alasan sendiri untuk ada di sini," lanjut Mei Ling. "Dan aku yakin kamu juga punya."

Jack menatapnya, mencoba mencari tahu apa yang wanita ini sembunyikan. Tapi sebelum dia sempat bertanya, suara keras terdengar dari arah hutan.

Semua orang langsung berdiri, termasuk kru. "Apa itu?" tanya Elena dengan suara gemetar.

Jack meraih tongkat kayu yang ada di dekatnya, bersiap untuk apa pun. Tapi sebelum mereka bisa memutuskan apa yang harus dilakukan, Victoria berbicara.

"Selamat datang di pulau ini," katanya dengan nada sinis. "Aku rasa, ini baru permulaan."

Jack menatapnya tajam. "Apa maksudmu?"

Victoria hanya tersenyum, tapi tidak menjawab. Sebuah pertanyaan besar menggantung di udara, dan Jack tahu, ini baru awal dari sesuatu yang jauh lebih rumit.

Lanjutkan Membaca
img Lihat Lebih Banyak Komentar di Aplikasi
Unduh aplikasi
icon APP STORE
icon GOOGLE PLAY