img Canda Cinta Kirana  /  Bab 3 Panggung Yang Kosong | 3.33%
Unduh aplikasi
Riwayat Membaca

Bab 3 Panggung Yang Kosong

Jumlah Kata:1201    |    Dirilis Pada: 26/03/2025

i beranjak keluar, mencari udara segar atau sekadar berburu momen terakhir sebelum mala

berbincang dengan tawa yang sedikit serak set

ruangan, tersenyum puas melihat anak-anak d

i medali yang tergantung di lehernya, dingin menyentuh kulitnya. Sa

sa puas. Tapi entah kenapa, ada ruang koson

ini akrab dengannya, guru-guru yang selalu memberinya arahan, dan orang-orang yang selama ini hanya seka

a

a santai, satu tangan menyelip di saku celana, sementara tangan lainnya memegang botol air min

elalu menjadi pusat dari setiap percakapan, menyalakan seti

k berbeda. Tidak ada senyum percaya diri yang biasanya menghias

ang diarahkan ke panggung kosong, seol

atikan Zayn sebelumnya. Ia tahu siapa p

a kemenangan, sebagai siswa yang pesonanya sulit diabaikan, sebagai seseorang yang dengan mudah b

. ia s

ternyata Zayn bukan sosok y

i karena Natalia memaksanya ikut, beralasan ingin mendukung gebetannya yang juga salah sat

ketika Zayn mencetak angka terakhir yang memastikan kemenangan tim mereka. Kirana ikut berdi

angan, melihat Zayn mengangkat tangannya dengan ekspresi

men di

bahas tugas Fisika yang baru saja dikumpulkan. Tapi entah kenapa, ia masih bisa mengingat meja di sebera

anya berjarak satu meja, kadang lebih jauh. Tapi Kirana tak pern

apangan basket

aga, tapi ada saat-saat ketika ia merasa in

n bermain bersama teman-temannya. Berkeringat, tertawa, berge

kan, tapi sekarang ia menyadari-mungkin, s

nah mengizinkan dirinya

l lain yang l

si aka

a d

n seperti ini tidak ada

n Zayn bukan sebagai kapten tim basket, bukan sebagai cowok populer yan

pribadi. Se

h aula yang perlahan mulai sepi, menatap pangg

k bisa mengalih

orang seperti ini. Tapi kakinya tetap diam di tempat. Ada ses

menyadari apa yang ia lakuk

• • • • • • • • • •

m menyadarinya. Ia tetap berdiri di tempat, masih menat

bih jelas. Rahangnya mengeras, matanya sedikit menyipit, dan bibirnya meng

skah ia benar-ben

membentuk alasan untuk mundur,

ei

men

untuk mengenali sosok yang baru saja menyapanya. Dan saat ia akhi

, k

tapi cukup untuk tahu bahwa mereka pernah berad

ada di sini. Ia sendiri tidak yakin kenapa ia me

da kesombongan di dalamnya. Tidak ada tawa yang menyertai. Hanya seka

cari s

i sekarang, seakan mencoba men

berpikir apakah ia harus mengatakan sesu

ayn sudah lebih dulu mengalihkan pan

, lebih kepada dirinya sen

epi, hanya menyisakan alat-alat musik yang masih berdiri di te

tanyanya

memainkan botol air

u ramai. Sekarang, t

tu-perasaan ketika sesuatu yang begitu hidup tiba-tiba

u, kan?" katanya akhirnya, suaranya

atapnya dengan ekspres

suatu

itu-sesuatu yang lebih dalam daripada sekadar kesedihan akan malam yang

air dari botolnya sebelum akhirnya b

a, kayaknya

pu aula yang mulai redup, dua orang yang sebelumnya tidak pernah b

akapan singkat. Mungki

a berharap sesuatu yang baru

img

Konten

Bab 1 Prolog : Pernikahan Dua Wanita Bab 2 Bayang Malam Perpisahan Bab 3 Panggung Yang Kosong Bab 4 Detak Hati Yang Tertawa Bab 5 Pertukaran di Bawah Rembulan Bab 6 Diantara Dua Dunia
Bab 7 Rencana Tanpa Tujuan
Bab 8 Ciuman di Lautan Bintang
Bab 9 Siluet Janji dan Keraguan
Bab 10 Sorak Kerinduan
Bab 11 Melayang dan Terhempas
Bab 12 Bukan Zayn, Tapi Rayhan
Bab 13 Bintang Jatuh
Bab 14 Bersinar Lebih Terang
Bab 15 Jalan Yang Kita Lewati
Bab 16 KALIWA
Bab 17 Challenge
Bab 18 Persimpangan
Bab 19 Yang Kita Lepaskan
Bab 20 Lapangan Kosong
Bab 21 Diatas Langit Masih Ada Langit
Bab 22 From Zero To Hero
Bab 23 Drag You From Hell
Bab 24 Cinta Versus Harga Diri
Bab 25 Transaksi
Bab 26 Lawan dan Kawan
Bab 27 Isi Adalah Kosong
Bab 28 Menjaga Api Tetap Menyala
Bab 29 Buzzer Beater
Bab 30 Cahaya Redup
Bab 31 Lawan, Kawan, Dan Bayaran
Bab 32 Kamu Egois!
Bab 33 Sakit Tapi Tak Berdarah
Bab 34 Spaghetti dan Segelas Perhatian
Bab 35 Bisikan Tanpa Nama
Bab 36 Tantangan Tanpa Kata
Bab 37 Gadis Dari Puncak
Bab 38 Data dan Dominasi
Bab 39 Satu Langkah ke Lain Hati
Bab 40 Perhatian Yang Mengancam
Bab 41 Satu Nama Membawa Seribu Kecemasan
Bab 42 Menebak Hati, Membaca Rasa
Bab 43 Bayangan Yang Menyiksa
Bab 44 Pertempuran Tanpa Senjata
Bab 45 Pedas Di Hati, Manis Di Pelukan
Bab 46 Celah Yang Terbuka
Bab 47 Ciuman Tanpa Rasa
Bab 48 Logika dan Luka
Bab 49 Dekap Yang Terlalu Erat
Bab 50 Sebuah Saran, Sebuah Ancaman
Bab 51 Skor Diluar Lapangan
Bab 52 Ketika Hati Bertanya
Bab 53 Saat Kau Melihatku
Bab 54 Sehangat Dekapan
Bab 55 Ceritamu Tanpa Aku
Bab 56 Notifikasi Tanpa Balasan
Bab 57 Belajar! Belajar! Belajar!
Bab 58 Salah Tempat Salah Waktu
Bab 59 Jadwal Tetap
Bab 60 Gadis Siluman
Bab 61 Saat Kata Tak Bisa Bicara
Bab 62 Secercah Harapan
Bab 63 Game On!
Bab 64 Ketika Dunia Berpihak Padanya
Bab 65 Undangan
Bab 66 Panggung Permainan
Bab 67 Eksekusi
Bab 68 Dua Gadis, Dua Masa Lalu
Bab 69 Yang Bahagia, Yang Terluka
Bab 70 Perayaan dan Perpisahan
Bab 71 Tekanan dan Ambisi
Bab 72 Melewati Batas
Bab 73 Dunia Yang Terpisah
Bab 74 Bisikan
Bab 75 Beban Tak Terucap
Bab 76 Batas Yang Kabur
Bab 77 Jaminan atau Jebakan
Bab 78 Senjata Terakhir
Bab 79 Prioritas
Bab 80 Pelukan Penuh Makna
Bab 81 Pesta
Bab 82 Tawaran Menggiurkan
Bab 83 Mentor
Bab 84 Perhatian yang Janggal
Bab 85 Hadiah istimewa
Bab 86 Pujian
Bab 87 Tempat Berlabuh
Bab 88 Akhir Sebuah Karya
Bab 89 Lamaran
img
  /  1
img
Unduh aplikasi
icon APP STORE
icon GOOGLE PLAY