Unduh Aplikasi panas
Beranda / Romantis / Cinta Terlalu Menyakitkan
Cinta Terlalu Menyakitkan

Cinta Terlalu Menyakitkan

5.0

Rina Della adalah putri angkat dari keluarga Santosa. Meskipun hanya anak angkat, Rina sangat disayangi dan dimanjakan oleh keluarga Santosa. Namun, kehidupan Rina mulai berubah drastis ketika keluarga Santosa bertemu kembali dengan Amara, anak kandung mereka yang telah lama hilang. Sejak saat itu, Rina harus mengalah dan pergi demi menyenangkan hati Amara, yang kini kembali ke keluarga. Namun, hidup Rina semakin terpuruk saat dia dipaksa untuk bercerai dengan suaminya yang sangat dia cintai, Rayhan Wijaya, demi Amara. Ternyata, Amara adalah cinta pertama Rayhan, yang selama ini selalu bersikap dingin padanya. Sementara itu, Rina yang sedang mengandung anak Rayhan harus menghadapi kenyataan pahit ini.

Konten

Bab 1 Kehidupan yang Terguncang

Rina Della duduk di ruang tamu besar rumah keluarga Santosa, matanya menyapu ke sekeliling ruangan yang nyaman ini. Semua terasa begitu familiar, begitu aman, seperti tempat yang tidak akan pernah meninggalkannya. Dia selalu merasa seperti di rumah sendiri, meskipun kenyataannya, dia bukanlah darah keluarga ini. Sejak dia masih kecil, keluarga Santosa telah mengangkatnya, memberi kasih sayang yang tidak berbeda dengan anak kandung mereka. Dan selama ini, Rina merasa sangat bahagia. Semua yang dia inginkan sudah ada di sini-cinta, perhatian, dan kedamaian.

Namun, ada satu hal yang selalu mengusik hatinya. Ada sesuatu yang tersembunyi di balik kebaikan yang diberikan keluarga ini. Sesuatu yang dia rasa tak akan pernah benar-benar bisa dia miliki, meskipun keluarga Santosa memperlakukannya dengan baik. Cinta, kasih sayang, perhatian... semua itu selalu terasa setengah, seperti ada yang hilang, seolah dia tidak sepenuhnya diterima.

Pagi ini, suasana di rumah Santosa berbeda. Ada ketegangan yang tidak bisa dihindari. Rina tidak bisa mengabaikan perasaan tidak nyaman yang menggelayuti hatinya. Semua dimulai ketika Amara, anak kandung keluarga Santosa, kembali setelah sekian lama menghilang tanpa kabar.

Rina tahu, Amara adalah bagian dari masa lalu yang sangat penting bagi keluarga Santosa. Kembalinya Amara, setelah bertahun-tahun menghilang, membawa angin perubahan yang tidak bisa dihindari. Amara yang dulu pergi untuk mengejar impiannya, kini kembali sebagai sosok yang sudah dewasa dan penuh misteri. Rina merasa ada sesuatu yang aneh dengan kembalinya Amara, meskipun dia tidak bisa menjelaskan apa itu.

Ketika Amara tiba di rumah ini beberapa hari yang lalu, Rina menyaksikan ekspresi kebahagiaan di wajah Ayah dan Ibu Santosa. Mereka memeluk Amara erat, seolah tidak ingin melepaskannya. Rina yang melihat adegan itu merasakan perasaan yang tidak bisa diungkapkan. Ada kecemburuan yang melilit hatinya, meskipun dia tahu bahwa itu adalah perasaan yang tidak seharusnya ada.

"Rina, kamu baik-baik saja?" suara lembut Ibu Santosa terdengar, membuyarkan lamunannya.

Rina menoleh, dan senyumnya terukir di wajahnya. "Tentu, Bu. Hanya sedikit lelah," jawabnya sambil mencoba terdengar santai, meskipun hatinya bergolak.

Ibu Santosa tersenyum, namun ada kekhawatiran yang jelas tergambar di wajahnya. "Kamu tahu, Amara sangat penting bagi kami. Kembalinya dia setelah sekian lama... ini berarti banyak bagi kami. Aku harap kamu bisa mengerti, Rina."

Rina mengangguk, meskipun hatinya sedikit kesal dengan kata-kata itu. Dia mengerti bahwa Amara adalah darah mereka, dan darah selalu lebih berarti, lebih diutamakan. Rina hanyalah anak angkat yang tidak akan pernah bisa menggantikan posisi itu. Tapi dia tetap berusaha mengendalikan diri. Terkadang, dia merasa seperti berada di tepi jurang, siap terjatuh kapan saja. Namun dia selalu berusaha meyakinkan dirinya bahwa dia tidak perlu cemas. Dia harus bisa menerima kenyataan ini, seperti yang selalu dia lakukan.

Hari itu, Amara datang ke rumah Santosa dengan membawa aura yang tidak bisa diabaikan. Meskipun wajahnya cantik, penuh pesona, ada sesuatu yang membuat Rina merasa seperti ada yang mengintainya, seperti bayangan gelap yang mengelilinginya. Amara tidak pernah benar-benar berbicara banyak tentang dirinya sendiri. Rina merasa seperti ada misteri yang tersembunyi di balik senyum itu.

Tapi yang paling mengganggu adalah perasaan yang muncul setiap kali Amara ada di dekat Rayhan Wijaya, suami Rina. Tidak ada yang mengatakan apapun, tetapi Rina merasakan ketegangan yang menggelayuti udara ketika Amara dan Rayhan berada di satu ruangan. Rina tahu bahwa hubungan mereka tidak pernah mudah. Rayhan, meskipun sangat mencintainya, selalu memandang Amara dengan tatapan yang berbeda. Ada sesuatu yang belum bisa Rina pahami-sesuatu yang tidak pernah dibicarakan, namun selalu ada di antara mereka.

Rina tidak bisa menyangkal kenyataan pahit yang mulai terungkap. Semua mulai terbuka ketika Rayhan, suaminya, dengan dingin menyarankan agar mereka tinggal terpisah untuk sementara waktu. "Ini semua demi keluarga, Rina," kata Rayhan dengan suara datar. "Amara membutuhkan lebih banyak perhatian. Dia kembali setelah bertahun-tahun hilang. Kita harus mendukungnya."

Perkataan itu seolah mencabik-cabik hatinya. Apa yang terjadi pada suaminya? Kenapa dia berubah begitu cepat? Kenapa dia bisa begitu teguh mendukung Amara yang baru saja kembali, sementara Rina yang sudah lama menjadi istrinya, merasa terabaikan begitu saja?

Lalu, datanglah hari yang lebih buruk lagi. Keluarga Santosa memutuskan bahwa Rina harus pergi dari rumah ini. Amara membutuhkan tempat yang nyaman untuk tinggal, dan mereka tidak bisa menolak keinginan Amara. Rina dipaksa untuk pergi, meskipun hatinya hancur. Dia merasa seolah segala yang dia cintai direbut darinya begitu saja. Apakah dia hanya akan menjadi bayangan yang harus lenyap dalam kehidupan ini?

Namun, itu bukanlah akhir dari penderitaannya. Beberapa hari setelah Rina pergi dari rumah keluarga Santosa, kabar yang lebih buruk datang. Amara dan Rayhan memiliki hubungan yang lebih dari sekadar kenangan masa lalu. Ternyata, Amara adalah cinta pertama Rayhan, seseorang yang selalu dia cintai meskipun perasaan itu tersembunyi dalam hati. Itu adalah kenyataan yang Rina tidak pernah tahu, dan itu menghancurkan segalanya.

Tetapi yang paling menghancurkan adalah ketika Rayhan berkata padanya dengan tegas, "Rina, kita harus berpisah. Aku tidak bisa terus hidup dalam kebohongan ini. Amara adalah masa depanku. Aku sudah lama mencintainya."

Rina merasa dunia seakan runtuh di hadapannya. Bagaimana dia bisa menerima kenyataan bahwa suaminya, pria yang sangat dia cintai, memilih Amara? Dan yang lebih menyakitkan lagi, Amara bukan hanya cinta pertama Rayhan, tetapi juga cinta yang selalu menguasai hatinya.

Rina hanya bisa menatap kosong ke arah Rayhan, yang berdiri di depannya dengan ekspresi dingin. Dia tidak tahu harus bagaimana lagi. Dunia yang selama ini dia bangun bersama Rayhan, bersama keluarga Santosa, kini hancur dalam sekejap. Dia tak tahu apakah dia akan bisa bertahan ataukah akan benar-benar terjatuh dalam kehancuran yang tak terelakkan.

Lanjutkan Membaca
img Lihat Lebih Banyak Komentar di Aplikasi
Unduh aplikasi
icon APP STORE
icon GOOGLE PLAY