/0/3074/coverbig.jpg?v=d0d510e4bc5d919bf98c4fdb5a1cfd9a)
Yui dan teman-teman dekatnya berusaha membantu para hantu bisa keluar dari sekolah mereka. Yui tak tahu bahwa korban pertama adalah teman dekatnya sendiri, ia melihatnya di dalam mimpi. Suatu ketika mereka menemukan bahwa pelaku dari kejahatan tersebut adalah dari bagian keluarga mereka sendiri yang menjadi korban ketidak adilan. Mampukah mereka menjalani itu semua dan bagaiman endingnya, simak terus di Ghost At School.
Aaah....mimpi itu terus. Kata seorang gadis yang baru terbangun dari tidurnya dan menyibak'kan selimutnya. Ia bangun dengan nafas tersengal-sengal, bahkan ia berkeringat dingin dan sadar bahwa itu hanyalah sebuah mimpi namun ia merasakan ada yang aneh dari mimpi tersebut seakan mimpi tersebut seperti kejadian nyata.
"Yui, kau sudah bangun? Kalau kau sudah bangun, cepat sarapan!."perintah Ibunya.
"Ya, aku sudah bangun."
Yui yang masih di atas Kasur kembali merebahkan badannya setelah ia bermimpi buruk bahkan ia menempelkan tangannya untuk mengetahui apakah ia panas atau tidak. Badannya tak panas bahkan ia normal, namun mengapa mimpi itu terus menerus menghampirinya katanya didalam hati. Yui yang memiliki rambut coklat ke hitam-hitaman, mata berwarna coklat jernih, mencoba menjernihkan pikirannya turun dari tempat tidur dan merapihkan kasurnya. Setelahnya ia turun ke bawah dan menghampiri keluarganya yang sedang sarapan.
"Kenapa kau harus lama sekali? Lekas lah di makan nanti keburu dingin."kata Ibunya.
Ibu Yui yang bernama Akiko, masih mengenakan celemek dan menyiapkan makanannya. Akiko memiliki perawakan yang sederhana. Dengan struktur wajah yang lonjong, hidung mancung, sorot mata yang berwibawa. Akiko merupakan sosok yang keras kepada anak-anaknya bahkan ia tak akan tinggal diam jika masih ada orang yang berusaha menyakiti keluarganya, bahkan ia rela memasang tubuhnya demi melindungi anak-anaknya.
"Ya, bu. Bu, aku tidak ingin ke sekolah tersebut."katanya sembari mengambil lauk dan menyuapi ke dalam mulutnya sendiri.
"Ada apa dengan anak ini?."kata ibunya yang seakan tak percaya apa yang baru saja ia katakan.
"Cari saja sekolah yang lain. Aku tak mau ke sekolah itu ada yang aneh."katanya sembari menaruh kembali sumpit yang ia gunakan ke atas meja.
"Memangnya kenapa?."Tanya ibunya yang sudah mulai kesal akan perlakuan Yui.
"Entahlah, bu. Pokoknya aku tak mau ke sekolah itu."
"Suka tidak suka kau harus bersekolah di sana."celetuk ayahnya yang masih serius membaca koran.
"Cepat habiskan makanannya. Aku akan mengantar kalian berdua ke sekolah tersebut."katanya yang sudah duduk di meja makan.
"Aku tidak mau!."kata Yui galak kepada ibunya.
Akiko yang kesal dengan mendengar perkataan Yui tersebut, mengambil makanannya dan membuangnya ke tong sampah, "Bu, itu makanan'ku."katanya kesal. Beberapa pelayan yang melihat tersebut hanya bisa menggeleng-gelengkan kepalanya seakan sudah tahu bahwa hal tersebut akan terjadi.
"Kalau kau mau makan, pergi ke sekolah itu! Aku Tanya kepadamu siapa yang membiayai sekolah'mu sampai sekarang? Kenapa kau jadi anak yang tak berterima kasih kepada orang tua!?."marah Akiko.
"Bu, sudah lah jangan marah-marah."kata Arisawa yang datang dan duduk untuk menikmati sarapannya. Arisawa merupakan adik Yui yang paling kecil. Dia sangat imut dan pinta. Rambutnya berwarna hitam legam dan mata belonya menambah dirinya makin terlihat imut. Bahkan ia memiliki lesung pipi.
"Bagaimana, ibu tidak marah dengan kakakmu. Sudah bagus di sekolahkan, malah tidak berterima kasih."
"Minta maaf lah kepada Ibumu."kata ayahnya yang sedari tadi hanya diam saja. "Kau juga makan dari uang'ku, kau sekolah dari uang'ku. Aku bahkan tak pernah memintamu untuk mengganti semuanya. Lalu, kau tiba-tiba memutuskan untuk tidak mau sekolah? Mau jadi apa 'kau?."kata ayahnya yang berusaha menengahi pertengkaran anak dan ibunya.
Kenzo yang memiliki struktur wajah seperti kotak, hidung mancung dan sedikit berkumis. Menurunkan koran yang ia baca dan melepas kacamatanya. Hanya bisa menggeleng-gelengkan kepalanya melihat putrinya bertingkah seperti itu.
"A..Aku."kata Yui yang tak bisa menyelesaikan perkataannya.
"Kak, minta maaf'lah kepada Ibu."
"Aku minta maaf, bu."katanya dengan suara kecil.
"Minta maaf dengan benar kepada Ibumu. Kita bukan tinggal di Korea lagi, kita tinggal di Jepang."kata ayahnya dengan menaikkan suaranya.
"Aku minta maaf, bu."kata Yui.
Perdebatan pagi hari yang menguras emosi memang membuat kita terkadang tak menyukainya. Kenzo sekeluarga merupakan keluarga asal Jepang. Beberapa kali Kenzo pulang pergi ke Korea karena urusan pekerjaan bahkan beberapa tahun belakangan ini mereka akhirnya memutuskan untuk menetap di Jepang karena kakaknya akan segera menikah dengan orang jepang. Di dalam keluarganya Yui merupakan anak ke tiga dari empat bersaudara. Yui dan adiknya Arisawa masih bersekolah. Sedangkan kakak pertama mereka, Anna, sudah menikah dengan orang terkaya di Jepang, Imasida-San, hingga sekarang mereka di karunia dua anak dan hidup bahagia di kawasan Toto. Sedangkan, kakak keduanya bernama Tomoko, saat ini masih ada di Jerman dan sedang ujian tesis, yang sebentar lagi akan menikah dan menyusul kakak pertamanya.
Yui pun di ambil kan makanannya kembali oleh pelayannya, ia menghabiskan makanannya dalam diam takut-takut ibunya akan mengambil dan membuang makanannya kembali. Selesainya mereka sarapan, Yui dan Arisawa menuju sekolah baru mereka di antar oleh ibunya sedangkan ayahnya pergi bekerja yang di antar oleh supirnya. Kenzo memiliki bisnis di prefektur Nagata. Ia seorang CEO perusahaan tersebut.
Yui dan Arisawa naik ke mobil dan ibunya membawa mobilnya melaju ke sebuah sekolah. Sekolah tersebut adalah Sekolah Teitan. Akiko pun turun, tangannya gemetar dan nafasnya seakan di buru oleh perasaan bersalah. Ia memantapkan langkahnya untuk masuk ke dalam sekolah tersebut. Ia menyelesaikan beberapa administrasi dan mengambil barang-barang yang di perlukan oleh Yui dan Arisawa. Sepulangnya itu mereka mengunjungi salah satu mall. Yup, ibunya adalah pemilik mall tersebut. Beberapa staff yang melihat bahwa bos mereka sudah datang menghampirinya termasuk sekretarisnya yang sekaligus pengawal Akiko itu sendiri, Park Bo Geum. Park Bo-Geum dengan struktur wajah yang sama persis dengan ayahnya namun lebih kasar saja, membuat Yui tak suka dengan Pak Park.
"Pak Park, antar anak-anak'ku ke salah satu toko untuk membeli tas dan peralatan lainnya."
"Baik, bu."katanya dengan suara lantang.
"Sisanya aku akan ke kantor dan kau tolong antarkan anak-anak'ku pulang ke rumah."
"Maaf tapi ada beberapa dokumen yang harus ibu tanda tangani terlebih dahulu."kata Pak Park.
Walaupun mereka sembari bicara langkah kaki mereka tetap berjalan ke ruang ibunya bekerja. Sesampainya di lantai sepuluh. Pak Park mengambil beberapa dokumen yang harus di tanda tangani oleh Akiko selaku pemilik dan CEO Mall tersebut. Arisawa dan Yui hanya bisa mengikuti mereka,
"Tuan dan Nyonya Muda, silakan ikuti saya."kata Pak Park dengan sopan.
Arisawa dan Yui yang sudah menikmati kekayaan orang tuanya sudah tak perlu lagi mencemaskan masa depannya seperti anak-anak lainnya. Mereka di antar oleh Pak Park dan bahkan di bawakan barang-barang mereka. Sepanjang perjalanan di mall tersebut Yui dan Arisawa ribut yang tak karuan. Pak Park yang sudah bosan akan kegaduhan tersebut, "Sudah-sudah, kalian ini seperti anjing dan kucing saja. Pokoknya aku hanya mengantar kalian."kata Pak Park,
"Tolonglah, Pak Park, antarkan kami saja sebentar."celetuk Arisawa di dalam mobil.
"Tidak. Itu perintah dari Ibumu. Kalian mau aku di gorok."kata Pak Park dengan tegas.
"Ya, baiklah. Kami mengerti."kata Arisawa dan Yui yang menjawab secara bersamaan.
Malam pun menjelang, para pelayan sudah menyiapkan nasi kare dan mereka makan dengan lahapnya. Waktu tepat menunjukkan pukul sepuluh, ayah dan ibu mereka belum pulang bekerja, tetap saja mereka sudah harus beristirahat.
Mimpi yang sama tetap masih menghantui Yui lagi dan lagi namun kali ini mimpinya sedikit berbeda, seorang gadis meminta Yui untuk menggabungkan kekuatannya dengan Izikawa. Tepat waktu yang bersamaan Akiko mendengar Yui berteriak,
"Aaahhh...mimpi itu lagi! Ada apa ini sebenarnya? Kenapa aku selalu memimpikan hal yang sama terus."
Akiko yang panic menghampiri kamar anaknya, Yui, "Ada apa, Yui? Sudah beberapa hari ini pelayan mengatakan kau selalu berteriak terus selama tidur bahkan beberapa pelayan memergoki kau turun sembari tidur dan duduk seperti mayat. Dan, kau juga turun tiba-tiba hanya untuk mengambil air. Ada apa? Katakan!."
"Sudah aku bilang, bu, tapi ibu tidak mau mendengar ucapan'ku. Sudah'lah hanya mimpi buruk saja." katanya yang langsung menutupi dirinya dengan bed cover.
"Kau yakin tidak apa-apa? Apa mau kita ke dokter?."Tanya Ibunya.
"Aku tidak apa-apa."
"Yaa sudah. Kau istirahat saja tapi Ibu minta setelah bangun kau kemasi barang-barangmu. Ayahmu tidak pulang ia sudah pergi ke Osaka."
Yui yang mendengar ayahnya sudah pergi, membuka kembali bed covernya, "Ayah pergi ke Osaka? Ada apa? Kenapa mendadak."katanya.
"Bereskan saja barang-barangmu, kita akan menyusulnya besok. Kau mau di buatkan apa untuk sarapan?."Tanya ibunya.
Yui diam sejenak, ia berfikir, "Aku mau sup miso lobak."
"Baiklah, akan ibu minta pelayan menyediakan untukmu."
Yui pun kembali tidur dan ia berbicara dalam hatinya sendiri, siapa Izikawa? Sepertinya aku mengenalnya. Pagi harinya Yui dan Arisawa merapihkan beberapa baju yang akan mereka bawa pergi. Padahal waktu mereka sekolah tinggal empat hari lagi, ada apa yang terjadi sebenarnya. Akiko pun ikut terjaga, ia bingung dengan semua ini, apakah mimpi Yui berhubungan dengan kehidupan masa lalu Akiko dan sekarang apa yang terjadi?
Vansha Millien, seorang gadis berusia 19 tahun dia terpaksa harus bekerja sebagai pekerja seks namun ternyata, ia malah bertemu dengan seseorang yang menjadikan dirinya sebagai budak seksnya, Fabian, ia seorang yang arogan dan terkenal akan suka menyiksa perempuan. Namun, suatu kejadian membuat Vansha harus bertemu dengan seorang dokter, Danish Raditya, sosoknya kalem membuat Vansha menyukai dirinya tapi hatinya mengarah kepada Fabian pria bertampang menyeramkan. Mampukah Vansha menemukan dambaan hatinya dari pekerjaannya yang memiliki sisi gelap? Harus kah dia membuka sisi gelapnya tersebut kepada sang dokter?
Novel ini berisi kompilasi beberapa cerpen dewasa terdiri dari berbagai pengalaman percintaan penuh gairah dari beberapa karakter yang memiliki latar belakang profesi yan berbeda-beda serta berbagai kejadian yang dialami oleh masing-masing tokoh utama dimana para tokoh utama tersebut memiliki pengalaman bercinta dengan pasangannya yang bisa membikin para pembaca akan terhanyut. Berbagai konflik dan perseteruan juga kan tersaji dengan seru di setiap cerpen yang dimunculkan di beberapa adegan baik yang bersumber dari tokoh protagonis maupun antagonis diharapkan mampu menghibur para pembaca sekalian. Semua cerpen dewasa yang ada pada novel kompilasi cerpen dewasa ini sangat menarik untuk disimak dan diikuti jalan ceritanya sehingga menambah wawasan kehidupan percintaan diantara insan pecinta dan mungkin saja bisa diambil manfaatnya agar para pembaca bisa mengambil hikmah dari setiap kisah yan ada di dalam novel ini. Selamat membaca dan selamat menikmati!
Dua tahun setelah pernikahannya, Selina kehilangan kesadaran dalam genangan darahnya sendiri selama persalinan yang sulit. Dia lupa bahwa mantan suaminya sebenarnya akan menikahi orang lain hari itu. "Ayo kita bercerai, tapi bayinya tetap bersamaku." Kata-katanya sebelum perceraian mereka diselesaikan masih melekat di kepalanya. Pria itu tidak ada untuknya, tetapi menginginkan hak asuh penuh atas anak mereka. Selina lebih baik mati daripada melihat anaknya memanggil orang lain ibu. Akibatnya, dia menyerah di meja operasi dengan dua bayi tersisa di perutnya. Namun, itu bukan akhir baginya .... Bertahun-tahun kemudian, takdir menyebabkan mereka bertemu lagi. Raditia adalah pria yang berubah kali ini. Dia ingin mendapatkannya untuk dirinya sendiri meskipun Selina sudah menjadi ibu dari dua anak. Ketika Raditia tahu tentang pernikahan Selina, dia menyerbu ke tempat tersebut dan membuat keributan. "Raditia, aku sudah mati sekali sebelumnya, jadi aku tidak keberatan mati lagi. Tapi kali ini, aku ingin kita mati bersama," teriaknya, memelototinya dengan tatapan terluka di matanya. Selina mengira pria itu tidak mencintainya dan senang bahwa dia akhirnya keluar dari hidupnya. Akan tetapi, yang tidak dia ketahui adalah bahwa berita kematiannya yang tak terduga telah menghancurkan hati Raditia. Untuk waktu yang lama, pria itu menangis sendirian karena rasa sakit dan penderitaan dan selalu berharap bisa membalikkan waktu atau melihat wajah cantiknya sekali lagi. Drama yang datang kemudian menjadi terlalu berat bagi Selina. Hidupnya dipenuhi dengan liku-liku. Segera, dia terpecah antara kembali dengan mantan suaminya atau melanjutkan hidupnya. Apa yang akan dia pilih?
Warning!!!!! 21++ Aku datang ke rumah mereka dengan niat yang tersembunyi. Dengan identitas yang kupalsukan, aku menjadi seorang pembantu, hanyalah bayang-bayang di antara kemewahan keluarga Hartanta. Mereka tidak pernah tahu siapa aku sebenarnya, dan itulah kekuatanku. Aku tak peduli dengan hinaan, tak peduli dengan tatapan merendahkan. Yang aku inginkan hanya satu: merebut kembali tahta yang seharusnya menjadi milikku. Devan, suami Talitha, melihatku dengan mata penuh hasrat, tak menyadari bahwa aku adalah ancaman bagi dunianya. Talitha, istri yang begitu anggun, justru menyimpan ketertarikan yang tak pernah kubayangkan. Dan Gavin, adik Devan yang kembali dari luar negeri, menyeretku lebih jauh ke dalam pusaran ini dengan cinta dan gairah yang akhirnya membuatku mengandung anaknya. Tapi semua ini bukan karena cinta, bukan karena nafsu. Ini tentang kekuasaan. Tentang balas dendam. Aku relakan tubuhku untuk mendapatkan kembali apa yang telah diambil dariku. Mereka mengira aku lemah, mengira aku hanya bagian dari permainan mereka, tapi mereka salah. Akulah yang mengendalikan permainan ini. Namun, semakin aku terjebak dalam tipu daya ini, satu pertanyaan terus menghantui: Setelah semua ini-setelah aku mencapai tahta-apakah aku masih memiliki diriku sendiri? Atau semuanya akan hancur bersama rahasia yang kubawa?
Bianca tumbuh bersama seorang ketua mafia besar dan kejam bernama Emanuel Carlos! Bianca bisa hidup atas belas kasihan Emanuel pada saat itu, padahal seluruh anggota keluarganya dihabisi oleh Emanuel beserta Ayahnya. Akan tetapi Bianca ternyata tumbuh dengan baik dia menjelma menjadi sosok gadis yang sangat cantik dan menggemaskan. Semakin dewasa Bianca justru selalu protes pada Emanuel yang sangat acuh dan tidak pernah mengurusnya, padahal yang Bianca tau Emanuel adalah Papa kandungnya, tapi sikap keras Emanuel tidak pernah berubah walaupun Bianca terus protes dan berusaha merebut perhatian Emanuel. Seiring berjalannya waktu, Bianca justru merasakan perasaan yang tak biasa terhadap Emanuel, apalagi ketika Bianca mengetahui kenyataan pahit jika ternyata dirinya hanyalah seorang putri angkat, perasaan Bianca terhadap Emanuel semakin tidak dapat lagi ditahan. Meskipun Emanuel masih bersikap masa bodo terhadapnya namun Bianca kekeh menginginkan laki-laki bertubuh kekar, berwajah tampan yang biasa dia panggil Papa itu, untuk menjadi miliknya.
Livia ditinggalkan oleh calon suaminya yang kabur dengan wanita lain. Marah, dia menarik orang asing dan berkata, "Ayo menikah!" Dia bertindak berdasarkan dorongan hati, terlambat menyadari bahwa suami barunya adalah si bajingan terkenal, Kiran. Publik menertawakannya, dan bahkan mantannya yang melarikan diri menawarkan untuk berbaikan. Namun Livia mengejeknya. "Suamiku dan aku saling mencintai!" Semua orang mengira dia sedang berkhayal. Kemudian Kiran terungkap sebagai orang terkaya di dunia.Di depan semua orang, dia berlutut dan mengangkat cincin berlian yang menakjubkan. "Aku menantikan kehidupan kita selamanya, Sayang."
Warning!!!!! 21++ Dark Adult Novel Aku, Rina, seorang wanita 30 Tahun yang berjuang menghadapi kesepian dalam pernikahan jarak jauh. Suamiku bekerja di kapal pesiar, meninggalkanku untuk sementara tinggal bersama kakakku dan keponakanku, Aldi, yang telah tumbuh menjadi remaja 17 tahun. Kehadiranku di rumah kakakku awalnya membawa harapan untuk menemukan ketenangan, namun perlahan berubah menjadi mimpi buruk yang menghantui setiap langkahku. Aldi, keponakanku yang dulu polos, kini memiliki perasaan yang lebih dari sekadar hubungan keluarga. Perasaan itu berkembang menjadi pelampiasan hasrat yang memaksaku dalam situasi yang tak pernah kubayangkan. Di antara rasa bersalah dan penyesalan, aku terjebak dalam perang batin yang terus mencengkeramku. Bayang-bayang kenikmatan dan dosa menghantui setiap malam, membuatku bertanya-tanya bagaimana aku bisa melanjutkan hidup dengan beban ini. Kakakku, yang tidak menyadari apa yang terjadi di balik pintu tertutup, tetap percaya bahwa segala sesuatu berjalan baik di rumahnya. Kepercayaannya yang besar terhadap Aldi dan cintanya padaku membuatnya buta terhadap konflik dan ketegangan yang sebenarnya terjadi. Setiap kali dia pergi, meninggalkan aku dan Aldi sendirian, ketakutan dan kebingungan semakin menguasai diriku. Di tengah ketegangan ini, aku mencoba berbicara dengan Aldi, berharap bisa menghentikan siklus yang mengerikan ini. Namun, perasaan bingung dan nafsu yang tak terkendali membuat Aldi semakin sulit dikendalikan. Setiap malam adalah perjuangan untuk tetap kuat dan mempertahankan batasan yang semakin tipis. Kisah ini adalah tentang perjuanganku mencari ketenangan di tengah badai emosi dan cinta terlarang. Dalam setiap langkahku, aku berusaha menemukan jalan keluar dari jerat yang mencengkeram hatiku. Akankah aku berhasil menghentikan pelampiasan keponakanku dan kembali menemukan kedamaian dalam hidupku? Atau akankah aku terus terjebak dalam bayang-bayang kesepian dan penyesalan yang tak kunjung usai?