/0/9171/coverbig.jpg?v=7cca25777139cb673fd8eb21268de06e)
Pramesti Adelia terkenal dengan sikapnya yang urakan, tidak bisa menjadi anggun sama sekali, bahkan bisa dikatakan perempuan jadi-jadian karena kelakuannya. Banyak sekali kasusnya yang membuat kedua orang tuanya memutuskan untuk menikahkan Pramesti dengan anak dari teman mereka, Tezi Agrana. Tezi Agrana yang merupakan teman satu sekolah dengan Adelia tidak bisa berbuat banyak ketika ia dijodohkan dan dinikahkan dengan Adelia ketika mereka masih kelas satu SMA. keduanya sama-sama melakukan perjanjian yang sudah disetujui oleh mereka berdua. Salah satu dari perjanjian itu adalah mereka tidak boleh jatuh cinta satu sama lain dan membiarkan masing-masing memiliki pasangan sendiri. Seiring berjalanya waktu, Adelia bertemu dengan Amar, seorang lelaki soft boy idaman semua ornag di sekolah itu. Bahkan, Adelia pun menyukai lelaki tersebut. Namun, Tezi tidak terima. Lantas, apakah Tezi melanggar perjanjian itu? Atau justru Adelia yang melanggarnya? Saksikan hanya di Bakisah
Ralisa tersenyum sembari menatap piring yang sudah bersih. Anak berusia 5 tahun itu tengah belajar mencuci piring bekasnya makannya sendiri. Ia begitu antusias karena sudah bisa mencuci piring sendiri tanpa meminta bantuan ibunya. Saking antusiasnya, Ralisa sampai berlari ke tengah rumah, berniat untuk memperlihatkan hasil kerjanya itu kepada ibunya.
Sayang sekali, lantai yang ia pijak ternyata licin sehingga membuat Ralisa yang tengah membawa piring tergelincir. Piring bersih yang tadinya akan ia perlihatkan kepada ibunya itu ternyata malah pecah berkeping-keping. Suara pecahan piring tersebut terdengar sampai ruang tengah, membuat ibu dari anak 5 tahun itu menghampirinya.
"APA YANG KAU LAKUKAN!" bentak Nanda Yuniar, ibu dari Ralisa.
Anak berusia 5 tahun itu terdiam sembari menyatukan kedua tangannya. Ralisa menunduk, menatap kedua kakinya dengan perasaan takut yang membuat badannya menggigil. Ia tak berani menatap ibunya yang kini murka karena satu buah piring hancur.
"KAU TAK BERGUNA!" ketusnya sembari menjambak rambut Ralisa. Ralisa tak bisa berbuat apa-apa, ia menangis mendapatkan perlakuan seperti itu dari ibunya.
Nanda semakin murka, ia bahkan tak segan-segan memukul Ralisa yang sudah meminta ampun berulang kali. Tangisan anak berusia tujuh tahun itu seharusnya mampu menggetarkan hati Nanda, tetapi ternyata tidak. Nanda masih menjambak rambut Ralisa sampai akhirnya dering ponsel membuat ia menhentikan kekerasan yang dilakukannya itu.
"Bereskan semuanya!" ketus Nanda sembari mengangkat telepon yang masuk tadi. Ralisa mengangguk, ia memunguti piring yang hancur berkeping-keping itu.
Ralisa Tara Bagja, anak kedua dari Nanda Yuniar dan Taufik Hidayat. Anak berusia lima tahun itu sudah biasa mendapatkan kekerasan dari ibunya. Ibaratnya, Kekerasan itu sudah menjadi makanan sehari-harinya. Anak lima tahun yang seharusnya mendapat banyak kebahagiaan itu malah lebih sering mendapatkan siksaan, masalah sepele pun mampu menyulut amarah Nanda begitu besar. Bisa dikatakan, Ralisa bernapas saja rasanya sakalah.
Ralisa memiliki seorang kakak yang bernama Dimas Prasetya. Usia keduanya terpaut 8 tahun. Dimana saat ini, Dimas sudah kelas satu sekolah menengah.
Selama ini, Ralisa selalu bersama kakaknya itu karena ia belum memiliki teman sama sekali. Ralisa tergolong anak introvert, ia begitu tertutup kepada orang lain bahkan meskipun usia sebayanya.
Hingga saat itu, kejadian yang sama sekali tak ada dalam benak Ralisa terjadi. Ralisa dan Dimas pergi ke rumah nenek mereka karena mendengar kabar jika Zaky, kakak sepupu keduanya ada di rumah nenek mereka yang tak terlalu jauh dari rumah. Keduanya memutuskan untuk pergi ke rumah nenek mereka.
Hingga akhirnya, kejadian yang tak pernah dibayangkan oleh Ralisa kecil terjadi. Nenek kakek mereka sibuk mengurus dagangan hingga tak memerhatikan tingkah ketiga cucunya. Saat itu, Ralisa tidur diantara kedua kakaknya itu. Mereka bertiga dikerubuni oleh selimut seembari bercanda. Kejadian itu begitu cepat, bagian sensitive yang tidak seharusnya dipegang oleh orang lain milik Ralisa kini justru diraba oleh kakak-kakaknya itu.
Ralisa bergerak tak nyaman, ia merasakan sakit dibagian sensitifnya itu.
"hentikan," ucap Ralisa dengan suara paraunya. Ia sungguh merasa ketakutan sekali saat itu karena kedua kakaknya terus berulah, menjamah bagian yang tak seharusnya dipegang. Ralisa tak bisa berbuat apa-apa, berteriak pun ia tak bisa karena suaranya dibungkam oleh kakaknya sendiri.
Saat keduanya sudah puas, mereka membuka selimut dan pergi bermain, menyisakan Ralisa dengan peluh yang bercucuran dan badan yang menggigil ketakutan.
***
Gatra berjalan memasuki rumahnya setelah selesai bermain dengan teman-temannya. Anak laki-laki berusia 5 tahun itu baru saja selesai bermain sepak bola bersama teman-temannya di lapang. Ia berjalan sembari menenteng sepatu sepak bola miliknya yang sudah penuh dengan tanah lapangan. Bajunya pun bahkan sudah berganti menjadi warna cokelat karena lumpur yang menempel dibajunya.
Kebahagiaan Gatra kecil begitu sederhana, bermain sepak bola dengan teman-temannya ketika hujan tiba merupakan suatu kebahagiaan tersendiri. Gatra melempar sepatu sepak bolanya itu ke rak sepatu, ia kemudian melangkahkan kakinya kea rah kamar mandi yang berada di luar rumahnya itu. Gatra membersihkan tubuhnya kemudian masuk ke dalam rumah dengan mengenakan handuk saja.
Keadaan rumah begitu sepi ketika Gatra melangkah masuk ke dalam kamarnya. Ia mengenakan pakaiannya terlebih dahulu kemudian keluar dari kamarnya. Ia mengambil makanan di dapur, makan sendiri kemudian setelah selesai makan ia duduk di ruang keluarga.
Gatra masih hean mengapa keadaan rumah terasa sepi, ia lantas naik ke atas dimana ayah dan ibunya berada. Gatra langsung menuju makar orang tuanya itu sembari bernyanyi-nyanyi kecil. Hujan di luar semakin besar, membuat rasa dingin dengan cepat memeluk Gatra yang berjalan sendirian.
Sesampainya didepan pintu kamar kedua orang tuanya, Gatra diam dulu sebentar. Ia menimbang-nimbang masuk atau tidak ke kamar kedua orang tuanya itu. Setelah beberapa saat terdiam, ia masuk ke dalam kamar kedua orang tuanya.
Saat itu, Gatra melihat kejadian yang tak seharusnya ia saksikan. Kejaadian yang mungkin tak akan bisa Gatra lupakan seumur hidupnya. Anak laki-laki itu bahkan mematung ditempatnya dengan mata melotot melihat apa yang telah ibunya lakukan kepada ayahnya itu.
Ibunya menghunuskan pisau ke arah jantung ayahnya yang saat itu juga terkapar tak berdaya. Gatra yang menyaksikan itu semua lantas keluar dari kamar secara perlahan-lahan. Ia ketakutan sendiri melihat apa yang dilakukan oleh ibunya kepada ayahnya itu. Dengan tubuhnya yang bergetar hebat dan air mata yang mengucur deras, Gatra keluar dari rumah. Ia meminta pertolongan dari orang-orang yang ada di sekitar rumahnya itu.
"Tolong!!! Tolong!!" seru Gatra yang berteriak sekuat tenaganya.
Teriakan dari Gatra itu mengundang beberapa tetangganya menghampirinya.
"Kenapa, Nak? Ada apa?" Tanya seorang bapak-bapak sembari merangkul Gatra kecil yang menangis sesegukan sembari menutup matanya dengan tangan.
Gatra belum bisa menceritakan apa yang ia lihat tadi. Ia masih bungkam dan menutup matanya rapat-rapat, berusaha untuk melupakan apa yang dilihatnya barusan.
Namun sayangnya, semakin ia menutup matanya itu, semakin terbayang dengan jelas ibunya melakukan kejahatan itu kepada ayahnya sendiri. Gatra semakin menangis, membuat orang-orang yang mengerubutinya itu kemudian membawa Gatra ke warung dan memberikannya minum.
Gatra meminum air mineral yang disodorkan kepadanya itu. Setelah mulai tenang, ia menatap satu persatu orang-orang yang ada dihadapannya itu.
"Tolong ayah saya, ayah saya ditusuk ininya oleh ibu saya," cap Gatra sembari menunjuk dadanya dengan tangan.
Orang-orang tersebut kaget dengan perkataan Gatra, mereka lantas langsung mendatangi rumah Gatra dan ada beberapa yang menelepon ambulan dan polisi. Saat itu juga, ayah Gatra yang sudah meninggal dibawa ke rumah sakit untuk dilakukan autopsy, sedangkan ibu Gatra dibawa oleh polisi untuk mendapatkan hukuman yang setimpal atas perbuatannya.
"Ada apa?" tanya Thalib. "Sepertinya suamiku tahu kita selingkuh," jawab Jannah yang saat itu sudah berada di guyuran shower. "Ya bagus dong." "Bagus bagaimana? Dia tahu kita selingkuh!" "Artinya dia sudah tidak mempedulikanmu. Kalau dia tahu kita selingkuh, kenapa dia tidak memperjuangkanmu? Kenapa dia diam saja seolah-olah membiarkan istri yang dicintainya ini dimiliki oleh orang lain?" Jannah memijat kepalanya. Thalib pun mendekati perempuan itu, lalu menaikkan dagunya. Mereka berciuman di bawah guyuran shower. "Mas, kita harus mikirin masalah ini," ucap Jannah. "Tak usah khawatir. Apa yang kau inginkan selama ini akan aku beri. Apapun. Kau tak perlu memikirkan suamimu yang tidak berguna itu," kata Thalib sambil kembali memagut Jannah. Tangan kasarnya kembali meremas payudara Jannah dengan lembut. Jannah pun akhirnya terbuai birahi saat bibir Thalib mulai mengecupi leher. "Ohhh... jangan Mas ustadz...ahh...!" desah Jannah lirih. Terlambat, kaki Jannah telah dinaikkan, lalu batang besar berurat mulai menyeruak masuk lagi ke dalam liang surgawinya. Jannah tersentak lalu memeluk leher ustadz tersebut. Mereka pun berciuman sambil bergoyang di bawah guyuran shower. Sekali lagi desirah nafsu terlarang pun direngkuh dua insan ini lagi. Jannah sudah hilang pikiran, dia tak tahu lagi harus bagaimana dengan keadaan ini. Memang ada benarnya apa yang dikatakan ustadz Thalib. Kalau memang Arief mencintainya setidaknya akan memperjuangkan dirinya, bukan malah membiarkan. Arief sudah tidak mencintainya lagi. Kedua insan lain jenis ini kembali merengkuh letupan-letupan birahi, berpacu untuk bisa merengkuh tetesan-tetesan kenikmatan. Thalib memeluk erat istri orang ini dengan pinggulnya yang terus menusuk dengan kecepatan tinggi. Sungguh tidak ada yang bisa lebih memabukkan selain tubuh Jannah. Tubuh perempuan yang sudah dia idam-idamkan semenjak kuliah dulu.
Disuruh menikah dengan mayat? Ihh ... ngeri tapi itulah yang terjadi pada Angel. Dia harus menikah dengan mayat seorang CEO muda yang tampan karena hutang budi keluarga dan imbalan 2 milyar! Demi keluarganya, pada akhirnya Angel terpaksa menerima pernikahan itu! Tapi, ternyata mayat pengantin pria itu masih hidup! Apa yang akan terjadi selanjutnya? Baca sampai tamat yah, karena novel ini akan sangat menarik untuk menemani waktu santaimu. Salam kenal para pembaca, saya Yanti Runa. Semoga suka ya.
Hidup Odelia seakan mendapatkan kesialan yang bertubi-tubi. Mulai dari perusahaan di mana dia bekerja berada di ambang kebangkrutan. Lalu dicampakan oleh calon suami yang memilih Wanita lebih kaya. Semua benar-benar telah menghacurkan hidup Odelia. Keputusasaan Odelia membuatnya memilih pergi ke klub malam. Namun, sayangnya lagi dan lagi kesialan menghampiri Odelia. Wanita itu mabuk berat hingga berakhir tidur dengan Noah Danzel—CEO dari perusahaan di mana dia bekerja. Lalu bagaimana kisah Odelia dan Noah, ketika mereka sudah terjebak dalam situasi rumit ini? *** Follow me on IG: abigail_kusuma95
Semua orang terkejut ketika tersiar berita bahwa Raivan Bertolius telah bertunangan. Yang lebih mengejutkan lagi adalah bahwa pengantin wanita yang beruntung itu dikatakan hanyalah seorang gadis biasa yang dibesarkan di pedesaan dan tidak dikenal. Suatu malam, wanita iru muncul di sebuah pesta dan mengejutkan semua orang yang hadir. "Astaga, dia terlalu cantik!" Semua pria meneteskan air liur dan para wanita cemburu. Apa yang tidak mereka ketahui adalah bahwa wanita yang dikenal sebagai gadis desa itu sebenarnya adalah pewaris kekayaan triliunan. Tak lama kemudian, rahasia wanita itu terungkap satu per satu. Para elit membicarakannya tanpa henti. "Ya tuhan! Jadi ayahnya adalah orang terkaya di dunia? "Dia juga seorang desainer yang hebat dan misterius, dikagumi banyak orang!" Meskipun begitu, tetap banyak orang tidak percaya bahwa Raivan bisa jatuh cinta padanya. Namun, mereka terkejut lagi. Raivan membungkam semua penentangnya dengan pernyataan, "Saya sangat mencintai tunangan saya yang cantik dan kami akan segera menikah." Ada dua pertanyaan di benak semua orang: mengapa gadis itu menyembunyikan identitasnya? Mengapa Raivan tiba-tiba jatuh cinta padanya?
Binar Mentari menikah dengan Barra Atmadja,pria yang sangat berkuasa, namun hidupnya tidak bahagia karena suaminya selalu memandang rendah dirinya. Tiga tahun bersama membuat Binar meninggalkan suaminya dan bercerai darinya karena keberadaannya tak pernah dianggap dan dihina dihadapan semua orang. Binar memilih diam dan pergi. Enam tahun kemudian, Binar kembali ke tanah air dengan dua anak kembar yang cerdas dan menggemaskan, sekarang dia telah menjadi dokter yang berbakat dan terkenal dan banyak pria hebat yang jatuh cinta padanya! Mantan suaminya, Barra, sekarang menyesal dan ingin kembali pada pelukannya. Akankah Binar memaafkan sang mantan? "Mami, Papi memintamu kembali? Apakah Mami masih mencintainya?"
Setelah diusir dari rumahnya, Helen mengetahui bahwa dia bukanlah putri kandung keluarganya. Rumor mengatakan bahwa keluarga kandungnya yang miskin lebih menyukai anak laki-laki dan mereka berencana mengambil keuntungan dari kepulangannya. Tanpa diduga, ayah kandungnya adalah seorang miliarder, yang melambungkannya menjadi kaya raya dan menjadikannya anggota keluarga yang paling disayangi. Sementara mereka mengantisipasi kejatuhannya, Helen diam-diam memegang paten desain bernilai miliaran. Dipuji karena kecemerlangannya, dia diundang menjadi mentor di kelompok astronomi nasional, menarik minat para pelamar kaya, menarik perhatian sosok misterius, dan naik ke status legendaris.