img Hanaya  /  Bab 3 Kehidupan Baru | 60.00%
Unduh aplikasi
Riwayat Membaca

Bab 3 Kehidupan Baru

Jumlah Kata:1048    |    Dirilis Pada: 13/12/2022

sih. Kamar tidur yang dipenuhi dengan perabot kelas atas dengan

menunggu kabar dirinya tanpa kepastian. Terlintas untuk berkirim kabar melalui surat, tapi tera

menyayangi Hanaya. Furqon adalah sosok pemimpin keluarga yang tidak pernah memperlihatkan emosinya. Ucapan yang keluar dari

yang selalu menguatkan Hanaya jika

an sedih yang ada. Namun, alangkah baiknya jika segala sedihm

nya. Bergegas Hanaya bangkit, menuju kamar mandi dan segera berwudhu untuk menghadap Allah, karena mengingat-Nya hati akan menjad

*

sangat luas untuk kami berdua. Bertahun-tahun meminta agar diberikan anak, namun tak kunjung kami dapatkan. Hingga, di usia senja ini kami terpaks

ang keinginan Bapak Lung. Akhirnya l

. Kamu boleh anggap aku Bapakmu, Naya. Dan, silakan panggil istriku dengan sebutan Mama. Terserah. Hidupmu dijamin nyaman bersama kami. Pendidi

ung memang merindukan sosok seorang anak dalam hidupnya. Namun, bertahun-tahun menanti, Tuhan tidak juga menitipkan ruh ke dalam rahi

capkan kata-kata yang menyayat hati. Na

nua tanpa sosok anak kehidupan mereka. Namun, ba

*

. Bukan harta dan kekayaan yang ia butuhkan. Namun, terlan

ya meminta persetujuannya dengan permintaan Hanaya tidak beribadah ke masjid selama kerabatnya datang

masalah. Islam punya aturan yang adil untuk setiap yang meyakininya. saya akan melakukan

p Sinta menata

alu melihat. Menutup, bukan membungkus, Bu. Saya rasa Ibu paham maksudnya. Karena itu, seperti yang dikatakan Bapak untuk memberi saya fasilitas berup

mengatakan permintaannya sebagai suatu kebenaran dan tidak bisa ditawar lagi. Tatapanny

anak yang tidak seiman?" Bu Sinta terlihat panik. Takut, jika sauda

kan mereka katakan, biarkan Papi yang jelaskan nanti. Yang pasti, Hanaya harus diberikan a

nak sudah di depan mata. Walau, beda keyakinan, buat Lung tidak jadi masalah, selama anak it

, dan memberikan informasi kalau kamu baik-baik saja bersama saya, Naya. Kalau begitu saya pamit dulu ke kantor, nan

ntuk mengatakan ia ingin pulang. Namun, kembali teringat hutang

*

tekan. Mata lentik itu basah lagi saat merindukan ibu dan Ayahnya.

agar dipertemukan secepatnya dengan orangtuanya. Berulang kali Hanaya berpikir mencari cara untuk pu

nay

isi keadaan. Dengan sigap ia menutup rambutnya dengan taplak meja yang

u. Ada

tirahat d

h coba ist

iku sangat menginginkan kamu di sini. J

inya. Walau pun kurang suka dengan datangnya Hanaya yang tiba-tiba. Namun, di

cari beberapa gamis untukmu.

aya. Gadis itu mengucap hamdalah kare

Unduh aplikasi
icon APP STORE
icon GOOGLE PLAY