img Menikah dengan Mantan Badboy  /  Bab 2 Tak Disetujui | 40.00%
Unduh aplikasi
Riwayat Membaca

Bab 2 Tak Disetujui

Jumlah Kata:1088    |    Dirilis Pada: 25/01/2023

yang nama

ejak malam hari. Satya tersenyum kaku, menarik tangannya lagi kala ibunya Naya enggan menyambut ul

gitu?!" pr

an red carpet menaburinya dengan bunga-bunga mawar, menyajikan teh manis hangat serta beragam camila

se-lebay it

ini cuma orang biasa dari pelosok desa, bukan saudagar a

ng keluar dari bibir merah menyala milik sang ibunda. Dia pun melirik

trinya. "Cantik, kok. Sudah,

erotes, tetapi ya sudahlah. Melawan orang yan

k mampu membaca hal apa yang ada di pikiran Satya, tetapi Naya tetap s

ik walau usia sudah hampir setengah abad akibat perawatan di klinik yang tentu mahal serta te

l sendiri. "Udah, Satya, jangan

a kamu siapa

Papa, 'kan?" bala

mu anaknya Mama, kamu harus nurut ke Mama. Biar aja dia duduk

h tangan itu p

taupun berlian, setidaknya biar dia belajar menghargai ora

wajiban dia untuk bawa buah tangan, lagipula aku sudah meminta

ai sini paham, Kanaya Putri Cantika?" Fara tersenyum mengerikan, senyum menakutkan itu didukung oleh merahnya bibir

ndiri. Namun, dia hendak melawan juga tak memiliki cukup kuasa. Hendak memint

duduk di bawah,

gak ada yang

nya dengan de

d di toko daring, Sena masih setia membaca buku tentang sajak melankolis kesukaannya, Naya juga sibuk membalas pesan dari

kerj

an memutuskan menggeleng. "Belum ada, Tant

entu saja Satya merasa tersinggung, tetapi ia hanya bisa membalasnya dengan senyuman. Fara pun menyambun

cabang dari perusahaan ayahnya ialah sebuah privilege yang tidak dimiliki semua orang. Dan jujur dari lubuk hati paling dalam, N

rjaan enak, ongkang-ongkang kaki, berlagak bos, padahal kerjaanmu cuma men

kal laki-laki yang mengandalkan perempuan, apalagi sampai menjadikan perempuan itu sebagai tulang pung

ang dibeli juga harus berkualitas baik, dia alergi memakai barang murahan, nanti kulitnya bisa g

M

itu." Fara tetap berorasi, mengabaikan Naya yang sangat tidak enak hati juga perasaan serta harga diri Satya yang terinjak-injak. "Sa

putri Om satu-satunya. Di dunia ini, tidak ada yang tak berharga, tetapi untuk tau 'harga' dari hal-hal tersebut, haruslah disesuaikan dengan

esnya masing-masing, Mama nggak berhak menghina Satya seperti ini. Lagipula, aku

? Tidak. Apa dengan ucap sayang semua tagihan listrik akan terbayar? Tidak. Kamu sudah Mama dan Papa sekolahkan tinggi-tinggi, Kanaya, sudah Mama dan Papa beri hidup y

ta dan kasih sayang ini disuruh menemani laki-laki da

ng penting mau

ke arah Satya. Terkesan galak memang, tetapi ini semua demi kebaikan Naya. "Apalagi kala

ndwich generatio

Unduh aplikasi
icon APP STORE
icon GOOGLE PLAY