img PPKM (Pelan-Pelan Kamu Menerimaku)  /  Bab 3 [3] | 33.33%
Unduh aplikasi
Riwayat Membaca

Bab 3 [3]

Jumlah Kata:1413    |    Dirilis Pada: 12/04/2024

di diusir Asya pada akhirnya. Ia harus segera menyelesaikan apa yang ia sebut kegagalan dalam menghias lantaran Loissa justeru memuji d

arena apa. Jess rasa campuran bahan cokelat pelapisnya ada yang salah dan ia tak mencobanya terlebih dahulu. Saking buru-burunya, ia letakkan

nga kecil di tempat yang berantakan. Buat nutupin tapi saya enggak melihat itu jelek, sih,” ter

udah berkata demikian. Ditambah Asya yang meri

r pendek agar ia bebas bergerak. Berjalan mengambil air mineral dari kulkas, meneguknya dengan rakus, juga membuka laci s

apan lo kehilangan fokus?

erperisa keju, duduk menyamankan

dah semingguan ini lo enggak

ang lucu. Gwen Himeka. Belum lagi kadang Xena mengeluhkan ia jadi lebih sering bolak balik ke Djena. Wa

mengalihkan pembicaraan. “Gue

i sebatas video call. Nanti Gw

t di sini, Na. Kalau enggak si

k masuk akal. Kak Asya dan Mbak Me

ia kenal dekat ini. Buat apa melaporkan kegiatan

kan apa dari

ia tutupi. Dan tak sekali ini Jess mendengar desakan Xena terutama pada bagian, “Kita sahabat, kan? Kenapa lo jadi

a. Memejam sejenak sembari tangannya memijat pelan pelipis

Sekalian sama Meli dan

aja

k Riga, Jess mau ke sini. Sama Me

ku; Riga Angkasa. “Iya. Kamu atur aja. Meli suruh libur

seminggu tuh toko ja

dengar suara

g pasangan kompak. S

cebik sebal. “Nanti kasih tau Mbak Meli kalau mau ke Jakarta. Gue

n Mbak Meli. Lo j

em

-baik aja sama

*

h lama ia tak merasakan perasaan seperti ini. Seharusnya ia bisa menyingkirk

duduk di lantai dua kafe. Tak ada pengunjung di sana seolah menger

aja. Repot bange

ssl

l berangkat aja. Enggak a

berpura-pura menyesap gelas kopinya, tapi matanya berkhianat. Tetap s

ak larang

keh. “Gue?

masih

berkerut. “M

a kian menunjukkan kefrustrasian. “Kit

ggung jawab. Gue dan lo tau, masing-masing

bisa bela

, sudah enggak ada yang perlu kita pelajari, Ar. Lo dan gue itu kayak minyak

ndangan yang sukar sekali Jess artikan karena selain tepat membuat

di muka bumi. Bego banget gue enggak bisa jagain apa yang seharusnya gue jaga. Kenapa gue enggak m

. Memindahkan bokongnya pada salah satu kursi yang paling d

Jangan bikin waktu kita terbuang bu

ngannya digengg

. Kita masih punya

p ia merasakan betapa hangat tangan yang meling

nap

nyorotinya dengan pandangan kecewa—lagi-lagi. Jess memilih bungkam. Membiarkan waktu yang ada terputar, dari d

sekali enggak a

ring kali perdebatan mereka terjadi. Jess tak pernah mau menunjukkan rasa taku

ergi, kamu enggak

menggeleng.

Jaga diri baik-baik, Lyn.” Padahal sungguh, Arslan ingin memaki dan menjeritkan gelisah yang ia miliki. Atas segala yang

i, sungguh untuk yang terakhir kalinya Arslan memastikan sendiri di kedalaman netra Jess. Jikalau gadis itu

erada di sini

pa sendu di sana. Yang mana Arslan artikan, Jess memang menging

a pe

kah tanpa perna

sadari, saat kali terakhir Jess menatap Arslan hingga punggungnya benar-benar lenyap dari pandangan Jess, ia menyesa

. “Nangisnya udah kenapa, sih? Gue capek, kan,” gerutunya lagi. Sembari menyambar ponsel yang tak jauh berada di sampingnya itu. Menggulir banyak pesan yang masuk dan berhenti di

lagi ada masalah? Kenapa? I wann

Unduh aplikasi
icon APP STORE
icon GOOGLE PLAY