mah mertuanya deng
Aris hendak memberikan ta
lihat secara langsung baga
do. Meskipun Aris tidak
sihan kepada Fania.
snya untuk d
a Devan sudah sampai
bagaimana sikap Alnando y
arah wajah
ku!” suara Devan me
ejut akan kehadir
lakuan anda sebagai
sebrutal ini terhadap pu
a secara
empermainkan pernik
ebagai seorang ayah, saya
h Devan. “Dan kamu Devan
l yang Fa
ua salah Fania. Om
salahkan om Devan!” se
dengan iba. Hatiny
angis sep
! Dan papah berhara
dak mau mengakui kamu seb
mbuat Fania membe
ika mendengar kalima
percaya, perjanjian yang
omerang di
t perlakuan Alnand
afin Fania. Fania
tu, Pah. Fania hanya pun
lutut di hadapan Alnando.
kecewa. Ia bahkan
rik Fania untuk ber
pada Fania. Padahal Fania
lutut di hadapan Alnand
is sama
sikap Alnando acuh p
o benar-benar termakan o
njian itu. Dan benar saj
g ia ucapka
ri dibantu oleh Dev
Tangan kanan Devan seket
membuat semua orang ter
rang laki-laki pen
napa anda tidak bicarakan
perlakuan anda pada Fani
Alnando
ca, jika aku saja t
an menandatangani, berar
hati! Tapi ken
an sikap anda yang kasa
e hadapan Alnando. “Perjan
n membuang secara
n Fania keluar dari
nando dengan per
h. Sudah membuat p
r. Sedangkan Alnando, ia
n hal itu membuat hat
reka bertemu dengan
memang baru sampai di rum
an pemo
a tak biasa. Bahkan
ah terjadi badai besar. Ka
ah oleh
*
tu mobil dan menyuru
lan memutar mobil lalu du
pulang lebih dulu saat Devan
ia sedari tadi ter
inya. Ia menatap ke arah k
gel
ia ikut prihatin. D
melamun kini terkejut akan
an mengangguk mengisyar
eria
n cepat mengelap pipin
kan matanya sebentar lalu
ekarang terserah lo, jika mau
a li
“Apa kamu bilan
“Perjanjian itu su
0 hari buat apa kita t
Aku tidak akan
anya Fania
... aku me
e
an kini tertawa. “N
lucu,” u
Devan menghentikan m
g s
mping kemudi. Fania
tu s
rhenti?” t
il Devan lirih. Fan
gatur duduknya
o bilang suka ke gue
bali. Dan Devan la
ka tidak karuan.
embuat hati
yukaiku? Sejak ka
tersenyum. “
menc
ong! Cantikmu jadi
va
an lagi.” Fania meng
Namun, sebelum ia
arah Fania. Lalu dengan
ahn
bahkan tidak meno
ini menempel
hat Fania tidak meno
gga akhirnya ia berhasil
sa m
ciumannya. Bahkan
rsemangat. Bibir Fania b
di ca
utan bibirnya. Ia m
“Terima kasi
an memperlakukan F
n saja sangat berbeda saa
hu
t cantik!”
n mobilnya!”
angguk. Ia menyalak
t di mana ia dan Fania be
li
erjalanan. Mobil
van dan Fania berjalan
uka. Fania yang he
van. Mau tidak mau Fania
apa l
kamar!” Devan den
ke dalam d
akan tindakan Dev
aruh tubuh Fania dengan pe
t
n kembali melumatka
an berani melingkarkan t
encint