. dari mana?"
dak sudi punya menantu miskin, pembohong, tukang tipu!" Bu
l, Ma. Adel
bukan Mamamu. Cih, aku tidak sudi punya menantu hanya an
berpenampilan wanita karier. Padahal kamu hanya karyawan biasa
i Arsen
dari sini! Aku tidak mau kamu menjadi benalu di rumah ini. Ka
an Adel dulu. Adel bisa
tukang jahit kampungan! Pergi sana!" Bu Martha mendoro
Ma ...." Adelia
lia terasa sesak. Tidak terasa air matanya mengalir begi
*
a. Pasti kamu akan menjelaskan semuanya. Kenapa mamamu malah menghinaku dan me
gi? Bukannya kamu mau
lesu lalu berlalu begitu saja melewati
elengkan kepalanya. "Ya,
*
lisah begitu?"
pulang?" Arsenio melihat jam tang
idak akan kembali lagi ke sini. Dasar kamu bodoh
rnikahan kalian tidak dirayakan. Coba kalau dirayakan ru
egitu?" Arsenio berbicara gugup merasa bingung d
an yang telah menjadi istrimu itu adalah penipu! Bisa-bisan
a bekerja sebagai karyawan di toko on
terdiam. "Mama
dia jangan pernah bertemu lagi. Mama tida
ease, Ma biarkan Arsen mencari sendiri. Beri kebebasan buatku untuk memilih pasan
ngat pesan Mama. Cari perempuan yang selevel dengan kita. Jangan seperti A
Makasih, Ma." Arseni
n istrinya? Aneh? Ya, sudahlah it
*
t dia? Biasanya jam segini kamu lagi tiduran di sofa itu sambil
menikah kontrak. Baguslah ketahuan lebih awal. Aku tidak perlu capek-capek berbohong t
nganmu." Arsenio tersenyum mesum. "Tubuhmu se
bercinta dengan Adelia. Dia kemudian mengambil
ni saja. Kamu pasti senang karena sudah tidak berada di sini lagi. Sekali lagi te
. Pesan tersebut sudah dibaca dan Arsenio melihat tulisan sedang menget
embalasnya? Ya, suda
*
k pernah bertemu kembali, setelah kejadian Bu Martha meng
n pernah mengurusi percintaannya. Akan tetapi,
*
-mual begini?" Bingung Bu Wulan sa
aneh-aneh, tetapi kenapa mual sekali?" kata Adelia l
ta berobat ke
saja di rumah. Mungkin Ad
amu mau ke rumah
menatap wajah sang bunda
*
terlebih dahulu. Dia merasakan ada yang tidak beres dengan menstruasinya. Sete
aku hamil? Ibu pasti marah dan Arsenio ... apa
Ya, Tuhan tolong aku. Aku harap aku tidak hamil," bati
*
berjalan ke kamar mandi. Di dalam tas s
tenang, sesekali menarik napas dan mengembuskan
ngerutkan keningnya. "Ya, Tuhan aku tidak mau hamil."
delia langung menggelengkan k
ungnya langsung bersandar pada sandaran pintu. Dadanya begitu sesak s
k benar, 'kan? Tida