img Dinodai Calon Kakak Ipar  /  Bab 6 Dari Mulut ke Mulut | 17.65%
Unduh aplikasi
Riwayat Membaca

Bab 6 Dari Mulut ke Mulut

Jumlah Kata:1118    |    Dirilis Pada: 05/09/2025

h ba

rkumpul seketika. Kulihat punggung pria yang du

kamu. Aku an

ik bening berisi gamis dan jilbab dengan m

akutan. Tanganku menarik selimut putih sampai ke atas kepala, menyembuny

? Aku udah lihat s

rteriak sekencang-kencangnya. Bulir air mata membasahi wajahk

yang telah merenggut kesucianku. Mahkota yang kujaga untuk calon suamiku-Baga

cari mat

ram tangan kananku yang berusaha mel

aga sampai terjungkal ke belakang. Dadaku naik

n menguncinya. Di sana aku kembali menangis putus asa. Guyuran air membasahi

aga dan pingsan untuk kedua kalinya. Begitu terbangun, aku ada

ah sadar

ntas di kepala adalah kenangan tiga tahun yang lalu. Sekarang a

an, ternyata memang demam. Kenapa

ya saat pintu kamar terbuka. Sosok pria dengan jak

imut untuk pergi dari sana. Sayangnya, kepalaku terasa begit

kembali. Saya yang

O

idak percaya dengan

....

asa sakit luar biasa kurasakan di tanga

kter butuh dua minggu sampai sembuh t

tangan sampai pergelangan. Sepertinya selain kepala,

u. Sontak rahangku mengerat, ingin mengumpat. Namun, aku masih menaruh hormat

sa melakukan apa pun. Pintu tertutup sempurna, menyisakan pria

ekeh, sengaja menggodaku de

tapi masih bisa terdeng

. Kamu makin canti

otot ke arahnya. Dia justr

e me

itu juga, aku menghempasnya sekuat tenaga. Degup jantungku berdetak kencang seketika.

emam. Aku ngg

tu aku ya

ialnya, dia sama sekali tidak menangkap tubuhku, membiar

di kepala, bisa d

h

ang barusan kulakukan memang tidak dipikirkan baik-baik,

sambil berjongkok di hadapanku, membawa soto yang dibelikan Renata beb

harus makan dulu. Jang

mati sekalipun,

" titahnya dengan s

muka, tidak m

Kalau kamu keras kepala, bukan nggak mungkin

aman untuk membuatku menuruti permintaannya. Sayang sekali, aku bukanla

ng dinding, kursi, dan benda apa saja yang ada, aku berhasil keluar kamar d

keras k

at, masih membawa

tanyanya dengan suara yang lebih be

besok pagi dibandingkan makan di hadapannya. Sayang sekali, perutku just

ebaliknya, aku bisa lakuin apa aja yang nggak pern

a. Aku masih bisa makan

in b

k. Taru

tawa. Aku semakin

mu-lut ke mu-lut." Dia sengaja meng

ta

angannya dan meletakkannya di meja. Tubuhku beringsut turun, duduk di

eleo dua-duanya biar kamu nggak punya a

kalimat apa pun dari mulutnya. Namun, karena kurang hati-hat

h, p

mendudukkanku di atas toilet duduk yang tertutup. Tangannya segera menghidupkan

basah. Dia refleks mengusap perutku, menyingkirkan sisa makanan yang masih menempel

kal

an dengan itu, kesadarannya pun terkumpul sempurna. Sebagai pria dewasa, di

sulitan mengungkapkannya dengan kata-kata. Sampai kemudian aku sa

l

arkan dia akan situasi yang tidak seharusnya. Namun,

Unduh aplikasi
icon APP STORE
icon GOOGLE PLAY