o udah g
mbur. Untung saja tidak ada orang di depanku, hanya membasahi paha
Gila! Lo bene
l menggerak-gerakkan tangannya ke sana kemari. Kepalanya bergoyang, mulutn
neka Mampang itu berhenti bergerak. Tubuhnya
ri Madame Erina. Kalo itu gue, langsun
uk menjambak rambutnya sendiri. Madame Erina pa
nggal sama orang gila, dong?" ketusku sa
abis
rubah kalau tahu cer
yco? Atau suka BDSM
, borgol, atau semacamnya seperti yang ada dalam bayangannya. Ha
pa-apa, Ra. Mental
Maksu
il keperawanan gue. Lo r
gan memori di dalam kepala. Mulutnya terbuka lebar, tapi hanya bola m
mbunyikan wajah menyedihkan dan genangan air tanpa warna yang terkum
elanjutkan kalimatnya. Sebuah angg
ela kaca, mengamati jalanan di bawah sana dengan deretan mobil y
tiap malam dateng, duduk diem berjam-jam cuma buat liatin wajah gue. Kemarin lu
o nggak
at Renata menarik tubuhku untu
aling terbuka yang gue punya. Gue nggak bisa diem aja, Re, harus bertindak kalau ngga
s?! Ka
enoyor kepala Renata, menyembunyika
pelayanan lo, makanya nggak rela
ana? Kissing
Kok
Dia kabu
Kemampuan otaknya memang tidak terlalu mumpun
evel nge-glazed mengilap bercahaya. Tapi kok daya pikir otak lo masih rada-rada, ya?
sudn
waran Madame Erina justru berakhir ambigu. Aku berlalu ke kamar, tid
gomongin apa, sih?
l, nggak?" tanyaku mengeluarkan uang da
? Nga
bing buat
ngerucutkan bibirnya dengan kening berkeerut. Apa aku terlalu seri
h. Kenapa jadi
tawa sebelum perutku semakin sakit. "Gue mau beli B Erl cosmeti
it dari
...
mau
a eman
benci sa
ngatkan sekalipun, aku sadar sesadar-sadarnya kalau kebencianku semakin bertambah pada
satu jam lagi, sekalian nyar
engkhawatirkan keadaanku. Punggungku bersandar di pintu setelah mengun
i biasanya, kami berkeliling keluar masuk outlet. Kalau ada yang cocok, beli. Semuda
hal sebenarnya, itu untuk menutupi luka yang tiap hari semakin besar efeknya pada ke
a Renata, iseng mengambil gaun tidur trans
ue
. Siapa
aja sana buat
, g
u sakit luar biasa mendengar nama itu. Tak ingin membahasnya lebih lanj
inganya. Kami sama-sama tidak menyadari satu sama lain sampai bertabrakan. Aku jatuh t
Mbak. Saya n
selalu kurindukan setiap malamnya, bahkan tidak jarang membuatku tertidur lebih dulu saat dia
saat kami bertatap muka. Dadanya naik turun dengan cepat,
tama kalinya kami bertemu sejak kejadian memilukan hari
u berdiri, berusaha mem
ngg
ki kami seolah terpancang bumi, t
ita bic
pergi ke mana, sengaja memberikan ruang untukku dan Dika agar bicara empat mata.
kabar
a meloloskan kata 'baik' dari mulut. Nyat
gling. K
memang menanggalkan jilbab yang dulu tidak pernah lepas dari kepalaku. Sebaliknya, se
. Takutnya kam
Aku tahu, alasannya bukan itu. Dia hanya tidak ingin aku merendahkan dir