mendekati Aurelie dan mendapatkan respons yang sangat baik. Beberapa kali mereka jalan berdua meski tanpa hubungan yang jelas. Akan tetapi, keduanya begitu menikma
juga mereka memutuskan untuk melangsungkan pernikahan. Mereka akan berjanji di hadapan T
ntik dan mengenakan gaun berwarna putih bersih. Perempuan cantik itu merasa ge
ah s
juga sangat cantik. Aurelie masih bisa saja mengulum senyum manisnya meski tengah dilanda kegugupan yang teramat sangat. Sembari menunggu wanita y
atukan tangannya dan saling menggenggam erat satu sama lain. Sejauh ini, baru kali ini Aurelie merasakan perasaa
Jena lantas meraih kedua telapak tangan sang putri dan menggenggamnya dengan erat. Seakan mentransfer ketenangan untuk
dulu sepert
gukkan kepala. "Mungkin lebih dari yang kau rasakan saat ini," balas Jena
e. "Dan sekarang, kau juga harus melakukan hal yang sama
elie langsung mengangguk
°
Razeta Giovandra binti Eza Giovandra d
antara manusia-manusia dalam balutan kebaya itu tak ayal menitikkan air mata haru. Terlebih dengan se
a terharu, karena kini Kian sudah membuktikan dan berjanji di hadapan Tuhan menjadikannya seorang perempuan yang akan dipercaya
bagaimana kecantikan Aurelie terpancar dengan sempurna. Bak seorang model, Aurelie menjadi pusat perhatian semua orang yang
mbapnya semakin terlihat menyipit ketika sebuah lengkungan manis tercipta menghiasi wajah. Kian seperti tidak percaya, bahwa sekarang i
gitu dalam untuk beberapa saat. Lantas, Aurelie meraih tangan Kian, menggamit, dan mencium tangan l
nga sang istri, "Aku mencintai
"Jangan buat aku salah tingkah di depan orang banyak, Ki,"
giaan itu begitu dinikmati oleh Kian. Ia masih tidak percaya, bahwa hari ini ak
da dari sebelumnya. Namun, masih tetap
dari setiap tamu undangan yang menghadiri acara mereka. Mereka harus berdiri lama.
ra yang sangat lembut. Di balik kelembuta
make up itu. "Tadinya aku capek. Tapi, setelah aku melihat wajah cantik istr
rsipu. "Ki, sudah. Jangan menggombaliku t
menggombalimu, hm? Kau
relie dibuat te
-laki yang sekarang sudah sah menjadi suaminya itu akan menurun. Aurelie tahu jika Kian tidak bisa dipaksakan. Sebab
apatkan perhatian sesederhana ini dari Aurelie. Ya, meskipun sebelumnya Aurelie jug
el
tap sepasang mata sipit milik suam
jadi bagian dari cerita hidup ak
ngan yang sangat cantik. Ia kemudian menganggukkan kepal
nganggu
nmu," ucap Aurelie. Berbeda dengan Kian, nada suar
, ya. Nanti ca
n kepala mendengar ucapan Kian. Laki-laki itu entah b