gan manja di atas dedaunan dan kaca jendela. Sedang seorang laki-laki dengan setelan pakaian santai sudah ke luar dari kamar
na bergerak membuka lemari es di dapur. Menelis
ma jadi dan siap santap saja. Namun, bukan berarti ia tidak
sarapan pagi saja ia masih bisa membuatnya. Lalu, kali ini ia memang berniat bangun lebih pagi dari
ra percaya dan tidak percaya, bahwa sekarang ia bukan lagi seorang lajang. Namun, seorang suami yang sudah memiliki t
istiwa di mana ia dengan begitu buas menjamah tubuh istrinya. Ia t
jadian itu lagi," monolog Kian dan tertawa ge
l, ia mulai aktifitas memasaknya. Ditemani dengan senandung kecilnya, Kian menikmati pagi dengan perasaan yang jauh lebih baik dari hari-hari sebelumnya. Memang benar kata Hamza dan Tania, sejak Aurelie
enemani si nasi goreng. Ya, hasil paling memuaskan saat memasak bagi Kian adalah menciptakan nasi goreng kesukaannya. Entah kapan terakhir ia menikmati nasi goreng buatannya sendiri,
is bibir merah mudanya tidak luntur. Sembari mengayunkan sepasang tungkai, sesekali ia menurunkan pandangan menatap masakannya itu. Tak sa
ng pintu, melihat perempuan cantiknya masih terlelap begitu nyenyak. Entah mungkin kar
egitu nyenyak. Akan tetapi, ia tidak mau jika Aurelie harus bangun ke
atas meja di samping tempat tidur. Lalu, ia duduk di pinggi
tuh satu per satu bagian wajah Aurelia dan berhenti di bibir ranum yang semalam ia jejaki. Kian
anggu sama sekali. Perempuan itu bergeming. Justru dengku
tersenyum lebar
Aurelie agar perempuan itu terbangun. Dan ... Ya, kali ini Kian berhasil. P
pertama kali ia lihat adalah wajah suaminya dengan senyum lebar. Seketika Aurelie bangkit tanpa aba-aba.
angun dari suaminya. Bukan sebaliknya seperti ini. "Kenapa kau tidak membangunkanku sejak tadi? Papa dan
ut rambut berantakan Aurelie. "Tentu saja tidak," ujar Kian seraya menggelengkan kepa
nap
asih capek,"
Capek
pek kar
ucap Aurelie dengan cepat. Demi apapun, ia
"Ya sudah sekarang bersihkan wajahmu. Setelah itu,
gegas menuju kamar mandi untuk melakukan
ia mengedarkan pandangan untuk mencari keberadaan Kian, sorot matanya langsung menembus kaca balkon. Di sana ia melihat b
relie tidak berbohong. Saat ini, perutnya sudah meminta untuk diisi.
ing suaminya. Ia langsung duduk setelah dipersilakan oleh
h aku
ntu saja. Aku kan memang s
Ia kemudian mulai menya
mana?
kepala. Ia tidak berbohong. Nasi goreng yang dib
u s
mpuan itu mengan
u buatkan
juga tengah menatapnya dengan senyuman. "Harusnya ak
polos Aurelie. "Tidak apa-apa. Aku akan melakukan
, .
ya di bibir ranum Aurelie. "Lanjutkan m
?" tanya Aurelie d
pasti mau," jawab Kian yang me