a Imron dengan mas kawin 2
e
menjadi suami istri. Hanya sedikit orang yang menyaksikan pernikahan in
ri oleh kedua orang tuanya dan hanya dihadiri wali hakim dan beberapa saksi. Ia hanya ter
k menilik situasi di ruangan yang tak begitu luas. Ingin pasrah, namun kenapa kehidupannya begini? Udara dingin deng
ri seb
r
masak seperti ini s
an
ram, dasar anak tidak berguna!" Wajah wa
a menjadi kaku dan ketakutan. Ia tak dapat
r mengambilkan gar
r anak perempuan tersebu
n sampai keasinan!" cerca ib
kit demi sedikit, diaduk, kemudian dicicip. "Sudah tak assamping istrinya. Ia sebagai ayah justru tak dapat membela anak k
mereka adalah menyaksikan saudarinya dicerca oleh sang ibu negara.
eolah-olah ayah kandungnya telah tiada dan menyisakan penderitaan bagi sa
kin banyak semenjak ia masuk SD. Harus menyiapkan sarapan, mencuci p
dan diberi uang jajan. Ayah diam-diam selalu memberikan uang jajan pada Naura dan mengoba
an syarat jika ingin menjadi suaminya tak boleh melarang atau membantah apapun yang dilakukannya. Ayah yan
iring juga mengelap lantai yang terkena tumpahan mangkuk ibu
pernah tersenyum ataupun tertawa, selalu
ih, ia pamit pada ayah
a membuatmu tersenyum," lirih ayah
k saja, kok." Senyum tipis ditu
ekal u
ah kemudian berjalan keluar pagar rumah
dapat mengekspresikan dirinya. Masuk ke dalam kampus dengan penu
ia pergi ke taman yang jaraknya tidak begitu jauh dari kampus. Seb
i pelukannya, menatap jalanan yang dipij
aman yang panjang, ia duduk di san
redup, Naura bergegas pergi ke halte bus
pergi. Desa yang sangat nyaman dan tenang. Berbeda dengan keadaan rumah
ak, kakak dan adikmu sudah kelaparan!" Tatapan yang menyala itu membuat
selalu menundukkan kepala, hingga yang
ian sederhana, tak lupa ia mengenakan kerudung
ali mengupas sayuran juga mengiris, sikap gesitnya patut di
al lauknya saja. Makanan di nampan
rrt
rrt
terlihat gemetar, namun ia
e
e
rr
u meraihn
u," lirih Naura
akanya, pulang kuliah tuh jangan keluyuran, dasar anak tak tahu dhu Naura hingga terjungkal ke depan
," umpatnya setelah mem
da gunanya d
lerai adiknya yang tak begitu
ia masuk ke dalam kamar. Segeral
l
l
emua tubuhnya merunduk, mata la
ialan, tak berguna!
i telinganya membuat mata ta
angisnya
tok
nya datar, tetapi makna dari ucapannya membuat
t Naura sambil
, lama sekali?" tanya ib
bil menjawab, "tidak
hmu pulang dapur berantakan. Lamb
urus dan lecet segera merapikan meja makan yang
12 m
lau gajinya tidak begitu besar, tapi tetap
tok
pelan. "Naura, apa kamu sudah
di meja belajar mendengar ketukan pi
gan wajah berbinar
angan Ayah
elajar sambil
sudah
meng
gun karena makanan ini enak sekali," bisik ayah d
. "Kalau begitu, Naura
ya
anya mengedar melihat seisi kamar putrinya yang koso
mbawa makanan sisa pelanggan yang masih utuh. Beruntung sekali ayah bekerja di b
at dan jarang ia rasakan. Tangan ayah menyeka air mata yang perlahan menetes tan
mbung