kan h
-leha untuk sementara. Namun berbeda dengan Naura
a ingin cuti pihak restoran mengizinkannya, ditambah ay
ahan makanan ke pasar. Jaraknya cukup jauh se
ng, mungkin karena weekend tak begitu
satupun yang membangunkan karena mereka semua meng
akhir, Naura masih tak kunjung ba
di stasiun terakhir," ucap p
uduk tegap. "Ya Allah, saya di mana
a Anda ma
mau ke
sekali. Ini
asih sudah membangunkan saya." Naura menundukkan
ana. Kota yang sangat luas dan ramai tidak m
tepi jalan tepat
i, aku harus tenang. Ayah bilang kita harus te
arus pergi ke pasar yang ada di sini." Naura mengang
uru-buru melintas. Suara peringatan terd
ng, cepet
keretanya sud
mana si
tidak mau mati. Tu
teng
a depan angkot sudah di rel pertama, juga d
teng
obil ini masih tersangkut. Kereta sudah terlihat dari j
teng
celaka ini.
ot Abang b
supir turun terlebih dahulu m
teng
Nampaknya ia juga kesulitan. Dalam kea
teng
yalakan mesin dengan sekuat t
r
l putih di depan dan terus berusaha mendoron
teng
l, kini giliran bemper belakang mobil masih sedikit l
teng
injak gas lagi hingga mob
ggg
ggg
ng
merasa hidupnya akan mati hari ini. Namun Allah berke
ia sebelumnya hanya melihat bagaimana abang supir tadi mengem
ampiri mobil depan dan an
empuan. Cepa
it besi. Lelaki yang mengendarai mobil depan
ja," tawarnya sambil m
bisa? Mobil
memengaruhi mesin, saya aka
ambula
gu ambulans datang dalam k
at dia, Anda tidak mati hari ini," ucap salah
apanya dari dalam kemudian direbahkan di kasur pas
mobil kemudian dibawa ke dalam. Banyak sekali ma
a." Lelaki itu mematikan p
Sekretaris Rey. Ia yang selalu menjadi
ng memiliki lesung pipi, tahi lalat kecil di hidungnya, rahan
m setel
tanya Erdana Armagan
uman," sahut
rang yang telah menyelamatkan nyawa kita?"
at iba?" Ekspresi sangar Ervan mem
memiliki keberanian, mu
k, kecelakaan atau tidak, mati ya mati saj
l
mu?!" Erdana sangat marah sampai
lebih baik da
au
tuk
a melir
sahut
f mengganggu, pasien yang Anda bawa sudah
keadaan kurang sehat pun memaksakan diri unt
a sakit di kakinya sudah tidak terasa. Lebih sakit ketik
" sapa Erda
matkan nyawa kami," tambah
berdua baik-baik saj
terluka, justru k
h ya, saya mau pulang,"
patah," tahan Erdana tak
pi
Berikan saya nomor yang dapat dibuhung
punya nomo
memiliki kontak keluarga?
antarkan dia pulang,"
manatap t
mbung