a berdiri di ambang pintu, wajahnya penuh amarah yang ditahan. Matanya menatap lu
mengulangi pertanyaannya, suaranya le
endekati Mariana. "Aku ingin tahu segalanya," katanya dengan nada teg
tu tarikan napas, dia menegakkan tubuhnya, seolah ingin menunjukkan bahwa di
engejek. "Atau demi menye
ni bisa berujung pada bencana, dan dia t
lemah. "Aku sudah mengatakan semuanya pada Vikt
pit. "Kau seharusn
dah menggantikanmu di altar, aku sudah menerima semua konsekuensi dari perni
t atmosfer ruangan semakin berat. Matanya melirik V
an kehilangan apa pun." Suar
h. "Bagaimanapun, semuanya sudah terjadi. Dan sekarang, kau
a. "Jangan menganggap ini s
akhir kalinya sebelum melangkah keluar dari kamar. "Kau sud
nya terkuras. Dia menjatuhkan diri ke tempat tidur, sementara Viktor be
an kita jalani?" suara
njawab. Dia pun tidak
apnya. "Baik. Kalau ini yang ter
t kepalanya, bing
Viktor berkilat dingin. "Tapi ak
di hadapannya, menatapnya dengan inten
diingkari. "Tapi aku percaya pada kesetiaan. Jika kau ingin tetap berada di sisiku, ka
or kini bukan hanya pria yang marah karena dikhiana
i," lanjut Viktor, "kau akan men
elihat sesuatu yang lain. Sebuah luka yang tak ter
, Eveline meny
idak han
kut kehilan
ah Eveline siap untuk menjadi bagian d