lat yang ia pegang terasa semakin berat, meskipun hanya berisi berkas lamaran kerja dan CV sederhana yang ia tulis dengan harapan tinggi. Kaki-kaki sepatu bututnya melang
diri berasal dari keluarga biasa. Keluarganya tidak pernah bisa memberikan apa yang ia impikan-pendidikan yang layak, kehidupan yang nyaman, atau bahk
?" gumamnya pelan, matanya menatap lang
ang tak bisa disembunyikan. Rambut hitamnya yang semula terikat rapi kini sudah terlepas sedikit, beberapa helai rambut menempel di
ak pernah bisa dijangkaunya. Pekerjaan. Uang. Kehidupan yang
epan sebuah gedung perkantoran yang cukup besar. Di depan gerbang utama, ada pos penjaga yang biasanya dijaga oleh dua satpa
sa mengubah nasibnya. Meskipun hanya perusahaan kecil, setiap kese
ia sedikit bergetar, meskipun ia berusaha menyembunyikan kecemasa
nya sedang berpikir. "Sebaiknya kamu langsung ke bagian HRD, di d
berbalik, suara deru mesin mobil yang halus mengalihkan perhatiannya. Ia men
memandangnya dengan rasa kagum yang tertahan, meskipun ia tahu mobil seperti itu bukan untuk orang sepertinya.
ia, sedikit bingung dengan
emberi isyarat agar Olivia menunggu. "Ini Bos dari perusahaan," tam
p. Ia mengenakan jas hitam dengan ikatan dasi rapi, terlihat sangat sempurna dalam setiap langkahnya. Namun, yang paling menarik perhatian Olivia bukan ha
ketika ia melewati pos satpam, matanya secara tidak sengaja bertemu dengan mata Olivia. Hanya dalam hitungan detik, dunia
ng dan tidak pantas berada di sana. Matanya menatap tanah, berusaha menghindari perasaan aneh yang tiba-tiba muncu
aku pikirkan?" pikirnya dalam hati, merasa tidak percaya pada dirinya s
njang, ia melanjutkan langkahnya menuju pintu masuk gedung. Hari ini mungkin tidak me
a. Dan dalam tatapan itu, ia merasa seolah-olah dunia yang penuh dengan ketidakpastian dan keputusasaa