n setiap hari rasanya masih seperti mimpi buruk yang tak ingin ia jalani. Namun, apa yang bisa ia lakukan? Kebutuhan hidup
luar tampak kabur dan suram. Alesha memutuskan untuk membersihkan ruang tamu, berharap tu
kaya itu. Alesha menoleh dengan gugup, mencoba menenangkan diri. Reiner sering tampak begitu tenang dan berwibawa,
ni suaranya serak, hampir sepe
i, kini terlihat rapuh. Sebelum bisa berkata-kata, dia sudah berada di hadapanny
suaranya bergetar. "Kekasihku menikah dengan saha
ukan, ia mencoba berkata dengan lembut, "Tuan, Anda
dia tampaknya tak bisa mengendalikan dirinya. Tanpa peringatan, dia mendekati Alesha dengan gerakan yang begitu cepat
bulan k
mbesar. Air matanya menetes, dan dia merasakan kekosongan yang begitu dalam. Kehidupan yang i
i Neneknya membuatnya terk
di sampingnya, menatapnya dengan penuh perhatian. "Alesha, apa yan
ak tahu harus bagaimana. Aku tidak ingin membawa ini ke dalam hi
menanggung ini sendirian. Kakek dan nenek akan selalu ada un
nya. Tapi aku tidak tahu apakah dia ingat atau tidak. Dia dalam kea
kamu ingin menuntut pertanggungjawaban darinya? Atau apakah kamu akan menj
dapatkan keadilan. Di sisi lain, dia tidak tahu apakah Rei
a yang sekarang menjadi istri sahabatnya. Rasa sakit itu masih menggerogoti hatinya. Namun, tak lama kemudian, pikira
." bisikn
Apakah anak itu be
tak hanya berkutat dengan rasa sakit dari masa lalu,