tu," ujar Edwin Tomato, pria tampan berusia 24 tahu
maninya selama setahun terakhir. "Hahaha, mana mungkin wajah idola kampus bisa habis hanya karena d
ta. Apa yang kamu ingin dariku sebagai hadiah perpisahan? Tapi jangan yang
lalu berujung pada cinta. Layaknya musim gu
al? Aku bukan gadis matre, tahu!" protes A
u berkata, "Aku tidak bilang kamu matre. Aku hanya ingin hadiah kelulusan in
kerja siang dan malam demi mendapatkan ratusan dolar. Berbeda dengan Adelia, yang lahi
an hidup di jalanan," gumam Adelia. "Daripada membahas hadiah, a
a hari itu, sebelum akhirnya mengangguk set
inar penuh antusias. Ia sudah menyi
-siap, Adelia masih belum memberi t
enarnya kita akan pergi ke mana?" tanya Edwin berk
i. Jadi, cukup duduk diam dan kenakan sabuk pengaman," jawab Adelia
ual. Meskipun ia berasal dari keluarga kaya, Adelia tidak memilik
uhku?" keluh Edwin sambil memuntahkan isi per
orban nanti," gerutunya masih merasa pusing, sementara Adelia justru t
andangan pantai, Edwin menyadari sesuatu. Di balik m
ami kehidupan Adelia. Namun, ia memilih untuk tidak bertanya. Mungkin Adelia tak ingin menceritakan semuanya
akhirnya Adelia memb
edikit bingung mendengar na
a yang akan kamu lakukan? Aku hanya berharap saat itu tiba, kamu tida
lik tubuh Adelia hingga mereka saling bertatapan. "Me
lalu tertawa kecil. "Ak
tidak terdengar seperti sedang bercanda, Adel. Jika suatu hari kamu benar-ben
amu punya cukup uang untuk melakukan
araan tentang perpisahan. Namun, sebelum Edwin sempat menjawab, Adelia tiba-
akan mengabulkan semua ke
rnya. Namun, melihat gadis itu berlarian di tepian air, ia segera m
terpeleset dan jatuh ke air. Kaos putih dan celana jeans mereka basah terkena
elat untuk dirinya sendiri. Mereka duduk di tepi pantai, menikmati es krim sambil sesekali saling m
ens sebelum akhirnya mengecup bibirnya dengan lembut. Kecupan itu berubah me
ah kuyup," gumam Edwin
a lengket di tubuhku. Kamu yakin ingin melanjut
basah Adelia yang menempel di wajahnya. "Aku hanya ingin lebih dekat
ergetar di dalam tasnya. Edwin menghela napas, sementa
nting..." g
pipinya dengan lembut. "Angkatl
nselnya, sementara Edwin kembali menyandarkan kepala di kursi,
h" tertera di sana. Ia mengerutkan kening, hatinya dip
setelah mengge
a saja kamu? Orang tuamu sedang sakit, tapi kamu malah
akan pulang sebelum Ayah membatalkan perjanjian itu!" serun
dengar dari luar jendela mobil. Sejumlah pria berbad
ingin dipaksa," ujar suara dingin da
t sesuatu, para pria itu menyeret Adelia keluar. Edwin mencoba melawan, tetapi jumlah me
seru Adelia dengan mata penuh ketegasan, sebelum ia
dibawa pergi. Saat itu, ia belum menyadari bahwa kepergia