menghalangi jalannya. Perlahan, ia mengangkat wajah, dan seketika keterkejutan menyelim
amu pergi dari Adelia," suara Tuan Caraton terdengar tegas. Ia muncul setelah kepe
kan meninggalkan Adelia, meskipun Anda mem
am suaranya. Mata tajamnya menelusuri pemuda di had
ng ia inginkan?" sindirnya, meremehkan Edwin yang tak m
m, tetapi suatu hari nanti, saya akan memberikan apa
Senyum dingin terukir di wajahnya saat ia melangkah mendekati Edwin, menatapny
auh sebelum kam
kata-kata menyakitkan kepada Edwin. Ia sadar, apa yang telah ia katakan telah mengakhiri hubungan
i padamu, Edwin..." batinnya, kese
tahkan pelayannya untuk memanggil Adelia ke ruang kerjanya. Beberapa menit kemudian, Adeli
Caraton dengan senyum penuh arti, m
dengan penuh keberanian. "Apa yang harus aku katakan? Aku sudah menuruti keingi
," katanya, nada suaranya penuh keyakinan. "Kerja sama dengan HJ Group ini sangat menguntungkan bagi per
an ayahnya bersama keluarga Nores. Napasnya tercekat, j
telah aku mengakhiri hubunganku dengan Edwin, Ayah akan membatal
a itu tidak akan pernah bisa memberimu apa yang telah aku berikan," katany
yang benar-benar aku inginkan," isak Adelia, suaranya bergetar penuh kek
u Tuan Caraton, suaranya menggema di ruangan. "Kamu tetap akan menikah deng
Punggungnya yang semakin menjauh menjadi
irasat buruk tentang hubungan mereka yang seolah berakhir begitu saja. Keputusan Adelia terasa
ornya belum diblokir. Beberapa detik menunggu terasa begitu panjang, hingga akhirny
kenapa?" tanyanya
telah menyakiti perasaa
k apa-apa, Adel. Aku tahu kamu t
a Adelia kembali terdengar,
bersamamu... Aku ingin
kenyataan berkata lain. Ia belum memiliki cukup uang. Kata-kata Tuan Car
mbawamu pergi. Tapi, bisakah kamu menungguku
uara Adelia terdengar semakin putus asa. "Ayahku a
mu pergi jauh dari kota ini," ucap Edwin penuh
ngangguk kecil. "Baiklah, aku akan menunggu sampai saat i
uara ketukan terdengar
k Anda," ujar seorang p
Di tangan sang pelayan, terdapat sebuah kotak berwarn
tanyanya curiga,
u, besok pagi pukul sembilan, Nona harus datang ke kafe untuk bertemu dengan calon suami An
ya, lalu perlahan membuka kotak tersebut. Di dalamnya, terlipat rapi s
kai hadiah ini untuk
n penuh emosi. "Aku tidak sudi
etapi usahanya sia-sia. Para penjaga dengan sigap menangkapnya dan memb
mati-matian mengumpulkan uang sebanyak mungkin demi bisa membawa Adel
eoris, putra kedua dari perusahaan menengah HJ Group. Pria itu menatapnya dengan
masam. "Untuk apa kamu repot-repot mengirim ba
enyunggingkan senyum tipis. "Kamu
nya tajam. "Aku ingin kerja sama
lia, seolah sudah menduganya. "Hahaha... Aku
at apa?" tanyanya dengan