ah. Syarat tersebut bisa menjadi keuntungan atau justru membawa kerugian baginya. Dengan kepal
a ruang tengah, suara berat Tuan Caraton
n?" tanyanya, berdiri deng
an bersiap untuk pergi, namun langkahnya terhenti ketika
a miskin itu, kamu jadi seperti dia, tidak tahu diu
alu berkata dengan suara dingin sebelum beranjak pergi, "Ayah terlalu sombong den
ra tajam, ia membalas, "Kamulah yang akan menyesal! Kamu tidak pernah sadar bahw
mengumpulkan cukup uang, tepat saat persiapa
i termenung di antara deretan gaun pengantin yang berkilauan. Matanya menat
seiring berjalannya waktu, harapan itu perlahan memudar. Ia pun han
tanya Louis, yang baru saja keluar dari ruang gan
um akhirnya berkata, "Aku bai
i saat ayahnya tiba-
ocok untukmu," ujar Tuan Caraton dengan nad
n calon mertuanya yang datang secara tiba-tiba. Sement
tiba-tiba datang ke si
alihkan pandangannya ke Adelia, yang
adi teringat ibunya," ucapnya, seolah penuh nostalgia. Namun, di balik kata-kata manisn
ik. Pria mana pun pasti akan terpesona olehn
kembali ke kantor untuk membahas kelanjutan ker
nya dan berbisik di telinganya deng
u. Jangan mempe
p tajam ke luar pintu butik, menyembunyikan
n pernikahan ini," suara Louis tiba-tiba memeca
lanjutkannya?" tanya Adelia, bang
un sama sepertimu. Tapi bagaimana dengan syarat ya
ya, ia menghela napas dan berkata, "Syarat yang kau tawarkan
anya, tapi kau sudah berpikir bahwa kau ak
agai beban. Saat itu, ponselnya tiba-tiba berdering. Nam
as, yang kemudian memb
pergi," ujar Louis se
lebih tenang dan mengangkat pang
, Ed
?" suara Edwin terdeng
belum menjawab pelan, "Ak
temu sekarang," ucap Edwi
gung dengan nada suaranya ya
rtemu. Taman bermain tempat biasa kita
ns, Edwin sudah lebih dulu
si menuju taman pusat kota di Venezia, tempat yang penuh kenangan bagi mereka berdua. Sementara itu, Edw
lia berdebar kencang melihat sosok Edwin yang begitu dirindukannya. Tanpa
engkuh tubuh Adelia dalam dekapannya. Bibir me
u, Adelia," bisik Edwin
balas Adelia, mat
u sudah memikirkan semuanya, Adelia. Apa kau benar-benar
gguk, senyum manisnya mer
memutar-mutar dalam euforia. Tawa mereka berpadu denga
n waktu bersama dalam kehanga
h memastikan bahwa ini bukan hanya ilusi. Dengan perlah
pi," ucapnya lirih, jemarinya men
i wajah Edwin. "Aku juga... Aku sempat ta
li tenggelam dalam ciuma
kmu... dan selamanya, Adel," bisik E
hi dirinya dengan kehangatan. Malam itu, mereka membiarkan cinta merek
setelah Tuan Caraton mengetahui bahwa putrinya menghilang dar
lia! Jika perlu, seret dia kembali ke sini!" perintahn
, Tuan," ucapnya sebelum segera berbalik dan