menyelinap melalui celah ventilasi kamar hotel. Ia mengangkat tangannya, men
ya bahwa Edwin kini ada di sampingnya, seperti dulu, saat mereka seri
ba terdengar, membuat Adelia tersentak. Pemuda itu
terlihat lelah, aku tidak tega
a di atas Adelia. Gadis itu langsung merona, merasa gugu
semuanya," goda Edwin dengan senyum jahil. "Bah
u sudah menyiksaku tanpa membiarkanku tidur, dan sekarang..." ucap
nyentuh telinga Adelia, lalu berbisik lembut, "Siksa
ang. Namun, sebelum Edwin bisa melanjutkan aksinya, suara pe
ertinya ada yang lebih butuh perhatian dibandin
tanya apa pun padaku dan malah terus menyiksaku," gerutu Adelia kesal, mendorong tubuh Edwin. Ia berus
endong Adelia menuju kamar mandi. "Kamu mandi dulu, aku akan memesan makan
nga-bunga. Momen ini mengingatkannya pada saat-s
ereka dari kota Venezia untuk memulai hidup baru bersama. Saat itulah Adelia menatap Edwin dengan pe
, Adel. Kamu tidak perlu bekerja. Aku akan melakukan yang terbaik demi kebahagiaa
, aku akan tetap di sisimu, a
ya pasti akan terus mencarinya ke mana pun ia pergi. Karena itu, ia akhirnya menga
kota Yukia, Adelia diam-diam menghubungi Louis. Ia menarik napas
engar suara Adelia. "Adelia? Ke mana saja kamu? Tuan Caraton sangat marah karena kamu menghila
Dengan suara tegas, ia berkata, "Aku akan memenuhi s
"Adelia, apa kamu serius? Tapi bantuan apa yang kamu butuhkan dariku?" tanyany
ab, "Aku ingin kamu membantuku melarikan
terukir di wajah Louis. "Itu
n agar memenuhi syarat itu?" tanya Ad
sar yang sedang dijalankan antara ayahku dan ayahmu. Jika aku berhasil menghancurkan beberapa cabang peru
at besar. Lagipula, apa alasanmu sampai ingin menghancurkan HJ Group?" tanyanya
aku tak perlu menjelaskan alasannya, bukan? Sama seperti kam
dalam hati. "Dasar me
apa yang harus kulakukan selanjutnya?"
ng sedang bekerja sama dengan ayahku dan ayahmu, la
kut campur dalam urusan bisnis mereka, apalagi aku sekarang bera
ukannya, maka kesempatan ini akan hilang begitu sa
ia bersama Edwin. Tidak mungkin ia pergi begitu saja tanpa alasan yang masuk
a Edwin tiba-tiba, muncul sambil membawa bebe
a mencari alasan. "Aku baik-baik saja,"
di desa ini mengundang kita ke pesta penyambutan. Tapi melihat kondisimu yang sedi
kesempatan yang ia butuhkan. "Tidak apa-apa, Edwin. Per
bali besok pada jam yang sama," katanya, jelas merasa tak rela menin
. Tapi percayalah, aku baik-baik saja. Aku tidak akan pergi ke mana-m
sedikit ragu, Edwi
an Adelia dan Edwin. Tanpa menunda waktu, ia s
okasi Nona Adelia dan pemuda
antisipasi segalanya. "Bagus. Awasi mereka samp
lankan rencananya. Yang tidak ia sadari, keputusan ini akan membawa kehancuran besar, menghancurkan