pertama kali datang kemarin. Di depannya, tumpukan dokumen mulai tertata rapi-berkas-berkas utang Marsel, fot
cangkir teh di tanganku bergetar sedi
a muncul, Ken. Setelah bertahun-tahun... setel
ena aku tahu kamu tidak bahagi
terd
perempuan yang pantas diseret
ris tanpa suara. "Aku bahkan engg
u belum pernah berhen
ar, langit mendung, seolah ik
i pintu membuatku b
utang. Bukan siap
u
rs
nya langsung terpaku pada Kenzo yang dud
anya parau. "Ki
Kenzo pun berdiri, tapi aku memberi
Setelah berhari-hari me
asuk tanpa diundan
e mana. Aku... aku enggak pernah niat nipu
da tanganku! Kamu gadaikan rumah yang bukan mili
gak punya pilih
lihan, Marsel. Selalu. Tapi kamu sel
mu pikir kamu bisa masuk lagi ke hidup dia
diri. Teg
kmu, kamu seharusnya melindun
n geram, tapi aku langsung
ian berdua-aku bukan barang. Aku bukan hadia
sadar aku bukan lagi perempuan
pelan, tapi jelas. "Sebelum aku panggil
h. "Kamu lebih
dak me
rumit. Karena jawabannya
siapa y
eras sebelum akhirnya berjal
mengusir suamiku sendiri. Tapi entah mengapa, buka
pernikahanku. Aku di sana, tersenyum dengan gaun putih. Marsel di sampingku
ar foto it
ar semua ilusi yang pernah
h satu penagih yang diam-diam direkam oleh timnya, berisi pengakuan bahwa Marse
a. "Kita akan ajukan gugatan pidana. Tapi k
rlalu lama hidup dalam luka.
ndangku
ga sama k
menangis me
anya balas
arena nggak men
il. "Aku nggak pern
kalinya, aku tidak merasa s
emilih untuk berdiri sendiri. Kenzo tetap menjadi tempat berpijak yang ba