ira kalau aku menjalan
an dan Rico, tumbuh menjadi anak yang sehat dan ceria. Orang-orang bilang, di umurku
ang kurang dalam hidu
yang dilihat ora
m selama sepuluh tahun pernikahanku dengan
, panggilannya Pras–suamiku. Nyatanya, aku tidak pernah terpuaskan oleh sua
itu, memujinya sebagai pria hebat sepanjang masa, yang bisa membawaku
log segala–yah, tapi hal itu tidak membantu. Pras sepertinya sudah sekuat tenaga menaha
ah saat kami berhubungan. Mungkin, kar
baik karena berkat akting menawanku ini aku berhasil
i diriku seperti itu–sebenarnya ini hanya ka
tok
luar kamar mandi me
atnya keluhanku–lan
banget? Aku boleh masuk ya?" Sua
al. "Sebentar!"
u hingga bersih. Aku tidak mau suamiku
a-puraanku sudah ha
h langganan. Setelah itu aku bergegas pulang untuk istirahat
emput kedua putraku, Evan, delapan t
na-sini, ngopi cantik dengan teman-temanku, ke salon,
agai istri dan ibu bagi anak-anak kami. Kata salah satu temanku, itu ad
ang cukup stabil. Tapi Pras berjanji untuk memenuhi segala kebutuhanku–dan dia melak
mereka–Pras juga melarangku berbisnis, katanya aku tidak berbakat–rumah tera
ndaftar berbaga
ilates, bahasa asing, sampai yang terakhir aku iseng ikut kursus coding sampai dapat ser
membasahi pelipis lalu m
Keningku mengernyit karena tumben-t
al
ngar ceria dari seberang sana. "Ini benar
i sales yang hendak menawarkan kartu kredit, atau
usnya aku tidak usah mengangkat telepo
gan Wawan sebagai sales executive yang menangani
-mo
aya berbicara d
istr
dibeli Pak Prasetyo untuk Ibu. Nah, kami lupa, Bu. Waktuobil baru?" Kerutan di
. "Iya, Bu. Sebagai hadiah perayaan pernikahan I
kese
? Jadi, Ibu pilih warna yaahun pernikahan kami yang kesepuluh sudah lewat tiga bulan yang
h warna apa. Tapi kalau mobil itu untuk
u besok kami akan kir
erus bertanya-tanya untuk apa Pras memberiku mobil baru pad
pada Pras. Kulirik pergelangan tanganku. Hm, aku bisa datang ke kantornya sambil membawak
uh, Miyem, ART-ku agar menyi
. Masih ada sepuluh menit lagi menuju jam makan sia
ejanya. Maka, aku masuk begitu saja ke arah
. Apa dia sedang keluar? Namun, saat aku hendak balik badan,
tok
aku dari luar. "Mas a
ermukaan pintu untuk mengetahui ap
ang bergeser dan tubuhku hampir limbung ke depa
rkejut. Tangannya membenarkan posisi kerah kemejanya
u mau kasih kej
jut
ang kutenteng sedari tadi. "Ma
s mengancingkan sa
pis, menatapnya.
dia jadi tegang begitu sih? Apa karena kejutan hadiah m
ra Pras terdengar se
asuk ke dalam ruanga
egitu melihat seorang wanita cantik yang berdiri di samping meja Pras.
s yang berdiri di belakangku
ya terdiam s