a aku mau menggoda suamiku, tapi karena AC di kamar tidur kami sep
ng kupakai menyerap dengan sempurna. Aku harus ekstra merawat wajah agar tidak cepat
mbawa pekerjaan ke rumah–sebagai Head of Department perusahaan penye
akku sudah tertidur di
rtuju ke rumah seberang, yang kini jadi milik Andreas. Mengingat kem
an diriku? Lantas, aku
depan rumah itu serta lampu-lampu yang menyal
dengan kamarku ini. Dua ruangan itu belum dipasangi ti
ng menerangi dari lorong luar. Sementara satu ruangan di s
tidur. Selama bertahun-tahun bertetangga dengan Risa dan Ru
durnya Andreas, pikirk
seketika aku melihat sesosok pria b
it. Itu Andreas! Bat
begitu seksi dengan dada yang bidang dan otot-otot tangan yang terukir indah.
dililit oleh handuk. Tapi entahla
kan kalau Andreas tidak mengenakan
ndiri begitu aku mulai membayangkan seberapa besar
di
dengar suara serak dari balik punggungku. Tubuhku langsung menjauh da
" Leher suamiku lantas
seberang yang sedang bertelanjang dada! Tapi untungnya, sa
menarik
aru ya?" Pras memperhatika
n sama penghuninya. Namanya Andreas. Umurn
n?" Ula
rya lukisannya laris manis, ma
nama Andreas sebagai se
nah tertarik dengan
dari belakang. "Kamu pakai baju s
melepaskan tangan Pras yang melingkar di pinggulku. "Enggak,
ke sini aku juga kegerahan. Sebaiknya besok pa
naik ke atas ranjang. Aku pun bergegas
begitu lengket karena bersimbah keringat. Dan aku lang
ping. Pras nampak mendengkur pelan. Sepertinya dia t
ang menggantung. Ternyata
r. Tadinya, aku mau tidur di kamar Evan atau R
embuat minuman dingin lalu menc
oda. Di atas sana masih ada bulan yang bersin
n menjadi melodi yang menenangkan. Seketika aku mendengar d
ku begitu terkejut mendapati Andreas yan
as?" Aku
ang terang membuatku bisa menangkap jelas
paknya dia sama te
lahraga di teng
ru. Sementara aku terpaku menatap tubuhnya yang ideal
u olahraga aja. Kamu sendiri ngapa
dikit tersingkap. Astaga, aku lupa kalau memakai gaun
alasku sambil bersedekap untuk menutu
bertukar pandang. Ada sedikit k
atap ke balik celana olahraganya yang pende
entara, bulu-bulu di t
iba-tiba saja aku menjulurkan satu t
ku benar-ben
ngan tanganku. Aku terkesiap, seol
iku kini terasa panas. Rasanya a
reas malah mencengkram pergelangan tangank
mbuat jantungku bertalu cepat. Apalagi sekarang dia
aran?" Ak
nakal. "Aku tahu k
ya! Rasanya pipiku memerah karena malu, t
tiba-tiba menarik tanganku, m
anga lebar sambil men
ukan mi