img Godaan Liar Sang Ustazah  /  Bab 4 Godaan - 4 | 57.14%
Unduh aplikasi
Riwayat Membaca

Bab 4 Godaan - 4

Jumlah Kata:1493    |    Dirilis Pada: 23/04/2025

a hari

a. Keringat mengalir di pelipisnya saat ia menghela napas panjang, meletakkan sabit

musibah. Dia sangat ingin membantu, namun persyaratan itu terlalu besar risi

sung sekejap. Tiba-tiba terdengar s

ualaikum

sudah berdiri di hadapannya dengan pakain muslimahnya. Membawa rantang makanan. Padahal istri majikannya

ari kaosnya yang entah tergeletak di mana. Tubuh tuanya yang keriput dan kurus-menge

ng?" tanya Bah

sama Raisa sedang seko

Abah," kata Riana sambil tersenyum lembut, tapi di mata B

u pake caping, kan panas?" tanya Bah Duloh sambil tergopoh

e gubug kebun. Suasana di dalam terasa hening. Hanya suara angin yang

dimasukan ke dalam botol air mineral, lalu menuangkannya k

masih canggung, berusaha fokus pada makanan di depannya. Tapi ent

nku tiba-tiba datang siang bolong

ngan Bah Duloh, Riana

a lirih, hampir

menunggu lanjutan

ita sesuatu," Riana menunduk

ludah makin dag-di

..." Riana menggantungkan kalimatn

sudah tahu kemana arah pembicaraan Riana. Sebuah kabar y

, seolah sedang mencari

iana akhirnya, masih dengan suara pelan, tapi cukup jelas

h Duloh bertanya pura-pu

berkaca-kaca. "Mas... Arga le

de

benar-benar tak menduga Riana akan bicara ha

i pikirannya seperti kabur. Ia ingin memberikan solusi, tapi tak tahu harus berkata apa. Bukan

an bercerai?

nak, saya juga udah pe

aa

meledak di tel

elum?" Suara Bah Duloh terasa mengam

berobat, tapi gak ada

bicaraan macam apa?' tan

ngakuan Riana. Keringat yang tadinya hanya akibat p

mentara Bah Duloh berusaha keras untuk tetap terlihat ten

ra Bah Duloh terdengar lebih serak dari biasanya

tri kan bukan boneka, tapi juga punya kebutuhan batin. Bahkan

E

genteng rumah di musim kemarau. Napasnya tercekat, kepalanya langsung menundu

Tapi ya, ya itu... Ya, gimana ya...?" Ba

mencondongkan tubuhnya sedikit. "Makanya, B

nya. Aroma yang biasanya hanya lewat sekilas ketika ia sesekal

mungkin... mungkin minta didoakan ke kyai aja du

Bah... Gak ada perubah

mbu, piring, dan ke arah kakinya yang masih banyak tanahnya. Lalu berdeham, berusaha

ma butuh tempat buat ngeluh, bukan buat nyari solusi. Abah su

tuanya gemetar saat menyentuh

g sabar ya, Neng

uk lemah. Ia k

erin keluhan saya," katanya dengan senyum

atanya mengikuti langkah Riana yang kel

dan jagung, Bah Duloh menyandarkan punggung ke dind

gumamnya denga

k tangannya. Lalu rebahan telentang

justru dari majikan yang su

yang dirundung nestapa batin. Sudah banyak suami-istri yang datang padanya,

i jembatan, menjadi penyelamat rumah tangga yang mulai retak, menjadi p

ngkah terakhir yang tak pernah ia ceritakan secara gamblang. Syarat yang

menjadi bagian dari masalah-untuk menyerahkan diri, secara lahir maupun

bagian dari tirakat dan pengembalian energi yang diyak

hatinya dingin. Beku. Sebab kali ini yang datang bukan sembarang perempuan. Bukan pasie

bukan sekadar buruh tani, melainkan keluarga. Dua anak muda yang selalu menyapanya dengan s

yang tak bisa ditimbang dengan logika. Mereka ad

n itu datang ju

elesaikan masalah itu hingga tuntas, ia harus menjalani satu tahap terakhir. Sebuah t

ia jelaskan dengan kata-kata. Riana terlalu mulia dan agung untuk disentuh oleh

tidak mungkin m

dah rapuh oleh waktu. Napasnya berat, seperti memikul dosa yang

h... andai saja bukan istriny

kita bukan pada batas kemampuan,

lu pernah ia lalui. Karena harga dari satu pertolongan, bisa

alu mahal untuk dibayar, bahkan o

aga harga diri Arga dan Riana, dua majikannya yang telah lama ia anggap seperti

aha dengan cara

*

Unduh aplikasi
icon APP STORE
icon GOOGLE PLAY